06

17K 678 1
                                    

Tandai typo
____


Arsav yang mendengar teriakan itu lalu berlari menyusul Yola menuju kamarnya. Mata Arsav terpaku pada seorang gadis yang berada di pelukan Yola.

''Udah sayang, Bunda disini kok.'' lembut Yola mengusap rambut Kia, sepertinya kejadian yang membuatnya trauma terulang lagi dalam mimpi gadis itu.

Arsav duduk di pinggir kasur spontan saja ia mengusap rambut Kia, entah mengapa hatinya sangat teriris melihat gadis itu lalu menatap Yola yang masih terdiam juga menatapnya.

Tak lama keduanya mendengar dengkuran halus Kia. Perlahan Yola melepas pelukannya lalu menarik selimut sampai leher gadis itu. Ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata Kia lalu mengecup pelipis Kia yang terasa hangat.

Sedangkan Arsav semakin membisu kala melihat wajah gadis itu. Gadis yang ia temui dan yang  mengembalikan dompetnya siang tadi. Dengan perlahan tangannya mengusap rambut Kia dengan menatap sendu wajah pucat itu, wajah yang mirip dengan Adiknya, Vana.

''Mari keluar, Tuan. Biarkan Kia beriistirahat,'' ucap Yola di ambang pintu.

Arsav menoleh kearah Yola lalu menatap Kia yang memejamkan matanya kemudian mengangguk dan beranjak mengikuti Yola ke arah ruang tamu.

Arsav melihat Yola yang sedang menutup pintu rumahnya membuat Arsav mengernyitkan kening bingung.

''Kia anak ku kan!?'' desak Arsav kala Yola duduk di hadapannya.

Yola terdiam, ia berpikir apakah Arsav yang di maksud Kia siang tadi? Sepertinya pikiriannya benar. Ia tak akan egois kali ini, bagaimana pun juga Arsav tetap ayah dari anaknya.

''Katakan, Yola!'' desak Arsav menatap tajam Yola.

Yola membuang nafasnya perlahan lalu menatap lurus ke depan, ''Dulu ... Kia adalah anak yang sangat pendiam dan tertutup. Ia jarang sekali keluar rumah karena ia sangat tidak menyukai keramaian tetapi ia sangat pengertian sekali. Namun, saat ia memasuki bangku SMK ia menjadi anak yang ceria entah apalah sebabnya ia hanya merasa tiba-tiba memiliki keberanian.''

''Kia adalah hadiah terindah dari Tuhan dalam hidupku, tiada hari tanpa mengucap syukur atas kehadirannya di hidupku. Aku nenyayanginya melebihi diri ku sendiri. Kia adalah segalanya bagi ku, kebahagiannya yang selalu ku utamakan.''

Arsav diam dengan menatap Yola yang menatap kosong kedepan. Lalu pandangan Arsav tertuju pada figura di dinding ruang tersebut yang menampilkan Kia yang memakai seragam SD sedang tertawa.

''Tepat saat berusia 17 tahun saat Kia pulang sekolah, bus yang di naikinya mengalami kecelakaan hebat yang banyak menewaskan orang-orang di dalamnya. Kia menjadi saksi bisu saat kejadian itu, ia melihat banyaknya orang-orang di dalam sana dengan keadaan yang mengerikan bersimbah darah yang mengalir deras di setiap orangnya.''

''Semenjak kejadian itu, Kia sangat trauma ketika N melihat kecelakaan hebat dan melihat darah yang berlebih. Ketika trauma itu muncul ia akan gemetar dan menangis sampai membuatnya demam, bahkan pingsan.''

Sontak penuturan Yola tersebut membuat Arsav mengalihkan pandangannya kearah Yola yang sedang mengusap air matanya.

''Aku pernah membawanya ke psikiater, namun tidak ada perubahan. Dan kemarin saat kami hendak pulang ia melihat kecelakaan hebat di depan toko yang membuat trauma nya kembali.''

''Apakah saya perlu mendatangkan dokter?'' ucap Arsav tersirat khawatir di wajah tampannya itu.

Yola mengalihkan pandangannya kearah Arsav, ''Tidak perlu, ia akan mendingan saat esok hari.''

''Apakah kau tahu. Walaupun ia tidak pernah bertemu Ayahnya, tetapi ia sangat menyayangimu, tahu bentuk rupa dan bagaimana Ayahnya.''

Ucapan Yola membuat Arsav bungkam, kini ia sudah mendengar jawaban dari pertanyaannya tadi.

''Kita akan menikah malam ini!'' tegas Arsav membuat Yola membulatkan matanya menatap Arsav.

''Kau gila!''

Arsav menatap santai Yola, ''Ya, aku gila karenamu. Apa kau ingin Kia hidup tanpa seorang Ayah? Apakah kau tidak memikirkan perasaannya selama ini? Ia butuh saya sebagai ayahnya!''

''Tapi ini terlalu mendadak, Tuan Arsav!'' geram Yola.

''Saya akan mengurus semuanya jadi kau tenang dan terima beres saja,'' ucap Arsav lalu menelpon Joel untuk mempersiapkan pernikahannya.

***

Kia's Daily Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang