Tandai typo
______Agra memarkirkan mobil di halaman kediaman Rasef.
Kia memasuki mansion dengan buru-buru, ''Bunda!'' teriaknya sesampainya di ruang tamu.
''Hiks! Hiks! Huaaaa!'' tangis Kia pecah Agra dan Vina menghela napas lelah melihat Kia yang menjatuhkan diri di atas lantai seraya menendang-nendang. Sedari tadi gadis itu terus saja menangis, sudah berbagai bujukan Agra dan Vina lontarkan namun gaid itu tak luluh.
Agra mengusap rambut Kia, ''Udah cup cup jangan nangis lagi. Nanti Uncle panggilin dokter biar pantat Kia nggak sakit lagi.'' bujuk Agra.
''Loh? Kia?'' kaget Maria melihat Kia yang lesehan di atas lantai dengan menghentak-hentakkan kakinya.
''Loh, Dek!?'' heran Yola lalu menghampiri sang putri yang menangis tersedu-sedu.
''Kia kenapa, Nak? Kok duduk di lantai ayo bangun nanti masuk angin.'' ucapnya seraya membantu Kia bangkit.
Kia memeluk Yola dan membenamkan wajahnya di dada sang bunda. Yola menatap Vina menuntut penjelasan.
Vina menghela napas perlahan kemudian menceritakan kejadian tadi pada Yola dan Maria.
''Kamu tau siapa perempuan itu?'' tanya Maria.
Vina menggeleng, ''Vina nggak tau, Mi.''
Maria mengangguk lalu mengkode Yola untuk membawa Kia ke kamarnya.
***
Kia menghela napas kasar karena bosan. Ia melirik ke arah jarum jam yang menunjukkan pukul lima sore.
Ia berjalan ke luar kamar lalu memasuki lift menuju dapur. Ia menyelinap keluar mansion untuk mencari udah segar.
Ia bersorak ria kala berhasil keluar mansion tanpa di ketahui para penjaga. Tiba-tiba saja ia teringat saat pulang tadi ia melihat jembatan yang mengarah pada sungai berukuran luas nan panjang hingga tak terlibat batasnya.
Ia tersenyum bahagia kala di pinggir jembatan itu banyak sekalk penjual kaki lima yang berderet, seperti biasamya tempat ini akan sangat ramai dengan para penjual kaki lima di pinggirnya.
Kia berlari kecil ke arah penjual es kul kul. ''Mang! Es kul kulnya lima rebu yak! Campur!'' antusiasnya.
Ia merogoh saku celana tidurnya lalu memberikan uang senilaiima ribu. ''Terimakasih, Neng.'' ucap pedagang itu.
''Sama-sama, Mang!'' jawabnya ia membeli rujak, jus mangga dan cilor.
Setelahnya ia duduk di bangku yang berada di dekat gerobak pedagang lalu menikmati makanan yang ia beli barusan.
''Tau gini gue bakal sering-sering kesini,'' gumamnya lalu memakan habis cilor.
Saat sedang asik-asiknya minum jus mangga seraya menghitung kendaraan yang lewat di depan nya matanya membola kala melibat ke arah seorang pemuda berjas yang berjalan melewati pagar pembatas jembatan.
Ia pikir pria itu akan bunuh diri tanpa pikir panjang ia berlari ke arah pria itu.
Dengan cepat Kia menarik rangan pria itu dan memeluk pria itu seraya menepuk punggung tegap pria itu. ''Kamu jangan berpikir untuk bunuh diri seperti tadi, itu nggak baik. Tuhan bisa marah sama kamu, kalau ada apa-apa cerita dengan orang yang kamu percayai.'' ucap Kia yang masih menepuk punggung pria itu.
Pria itu terdiam kaku seraya menaikkan sebelah alis matanya, ia masih terlalu terkejut dengan situasi saat ini.
''Siapa yang mau bunuh diri?''
Suara berat itu membuat Kia spontan menghentikan aksinya. Pria itu melepas pelukan mereka lalu menatap Kia dengan sedikit terkejut.
Sama halnya dengan Kia yang juga terkejut. ''Ayo saya antar pulang, Bang Arsav akan mencarimu jika kau kabur seperti ini.'' ucap pria itu.
Ya, pria itu adalah pemilik kamar yang bersebrangan dengan kamar Kia. Dan ini kali pertama keduanya berinteraksi secara langsung.
Pria itu bernama Yaka Narendra Hasnata, seorang dokter sekaligus direktur di rumah sakit milik Kakeknya.
Yaka tahu berul jika Rasef family tidak akan membiarkan anggotanya keluar dari mansion tanpa pengawal. Dan ia sangat yakin jika gadis di depan nya ini tengah kabur.
''Kia belum mau pulang. '' tegasnya lalu membalikkan badan beejalan ke arah penjual es kul-kul.
Yaka menatap datar Kia yang membeli es kul-kul itu lalu menghampiri gadis itu.
''Eh!?'' kaget Kia kala Yaka menarik kerah belakang bajunya menuju mobil yang tak jauh dari tempat mereka, Kia berjalan mundung dengan susah payah akibat ulah Yaka yang menariknya dari belakang.
''Masuk!''
Kia menggeleng seraya memakan es di tangannya kala Yaka membuka pintu mobil mahal berjenis Bugatti itu.
''Masuk!'' tekan Yaka menatap tajam Kia yang menggeleng kembali lalu memasukkan tusukan es terakhir ke dalam mulutnya lalu mendongak menatap Yaka.
''Nggak mau! Kia masih mau jajan lagi!'' bantahnya lalu membalikkan badan hendak melarikan diri dari hadapan Yaka.
Yaka membuang napas kasar lalu menggendong Kia dan mendudukkannya di bangku samping kemudi dengan cepat ia mengitari mobil dan masuk ke dalam mobil.
Gadis itu menatap sinis Yaka lalu membuang napas kasar seraya menatap jalanan sore yang terlihat ramai.
Sesampainya di depan gerbang kediaman Rasef, Yaka dapat melihat para bodyguard sedang berkumpul di hadapqn Rasef dan Arsav.
Yaka mengkode satpam untuk membuka gerbang, satpam tersebut mengangguk lalu membuka gerbang untuk Yaka karena ia mengenal siapa Yaka.
Yaka menghentikan mobilnya di halaman mansion seluruh atensi disana menatap ke arah mobil Yaka.
Kia membuka pintu mobil itu dan menutupnya kembali secara kasar hingga menimbulkan bunyi yang keras.
Yaka meringis lalu keluar dari mobilnya kemudian mengusap pintu mobil yang sebelumnya di banting oleh Kia.
Kemudian ia berjalan ke arah Rasef dan Arsav dengan Kia di pelukan pria dewasa itu.
''Dimana kau menemukannya, Yaka?'' tanya Rasef setelah membubarkan para bodyguardnya.
''Di jembatan, Om. Saya melihat ia memakan sembarangan makanan di sana yang belum tentu higienis.'' jawab Yaka melirik sekilas ke arah Kia yang menatapnya penuh peemusuhan.
''Benarkah itu!?'' tanya Arsav menunduk menatap Kia penuh selidik.
Spontan Kia membuang wajahnya pura-pura tak mendengar.
''Opa akan mengurungmu kalau begitu!'' tegas Rasef.
Kia menggelengkan kepalanya kuat, ''Kia nggak mau, Opa? Kia cuma beli jajan aja kok di sana, seriusan!''
''Tapi kau tidak meminta izin terlebih dahuku hingga membuat seisi rumah panik tidak melihatmu di kamar.''
''Tap-''
''Nggak ada tapi-tapian!'' potong Rasef.
o0o
KAMU SEDANG MEMBACA
Kia's Daily Life (On Going)
Teen FictionUpdate sesuai keadaan Askia Felisha, kerap di sapa Kia, ia adalah anak semata wayang Yolanda Neara, seorang pemilik toko kue yang sederhana. Yola bukanlah seorang janda. Karena kejadian 19 tahun lalu membuatnya harus menjadi seorang ibu tanpa suami...