03

16.7K 644 0
                                    

Tandai typo
___






Pagi ini seperti biasa Yola dan Kia pergi ke toko menggunakan motor kesayangan Yola. Terlihat keduanya tampil cantik.

 Terlihat keduanya tampil cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Style Yola

Style Yola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Style Kia


''Pegangan Bunda, Dek.'' intruksi Yola sebelum melajukan motornya.

Kia yang mendengar intruksi Yola lalu memeluk sang Bunda. ''Bunda!''

''Apa, sayang!'' tanya Yola mengeraskan suaranya agar Kia mendengarnya.

''Kia mau batagor!''

''Iya nanti kita beli!'' jawab Yola lalu fokus mengendarai motornya.

Tak lama mereka sampai di gerobak tukang batagor. ''Mang! Batagornya sepuluh ribu satu bungkus ya,'' ucap Yola.

Penjual tersebut mengangguk lalu mempersilahkannya duduk. Sedangkan Kia? Gadis itu sedang duduk di atas kereta seraya menyapa orang-orang yang melintasi jalan di depannya.

Tak lama setelah batagor mereka jadi dan membayarnya, Yola kembali melajukan motornya menuju Toko.

***

''Terimakasih,'' ucap wanita paruh baya kala Yola memberi pesanan kuenya.

''Terimakasih kembali~'' ucap Yola seraya tersenyum manis.

Jam menunjukkan pukul dua siang.

Yola mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang toko itu yang terlihat ramai pembeli. Ia menatap Kia yang berada di kursi pojok ruangan bersama seorang wanita yang menggendong balita. Lihat lah, gadis kecilnya yang dulu menangis saat tak di turuti makan permen kini sudah beranjak dewasa.

Ia menatap sedih Kia yang tengah menoel pipi balita itu. Ia bangga dengan Kia yang paham akan kondisinya. Ia merasa sedih kala orang sekitar mengungkit perihal Ayahnya, yang sedangkan gadis itu saja tak tahu bentuk rupa sang Ayah.

Air matanya sudah tak terbendung kali ini, dengan segera ia berjalan menuju ruangannya. Kia yang tak sengaja melihat sang Bunda berjalan cepat menuju ruangannya seraya mengusap air mata lalu berjalan menyusul sang Bunda.

''Bunda~" panggil Kia seraya berjalan menuju sang bunda yang tengah menatap langit.

Yola yang mendengar suara Kia lalu mengusap cepat air matanya lalu tersenyum manis kearah Kia.

''Kia butuh sesuatu, sayang?'' tanyanya lembut seraya menuntun Kia menuju sofa.

Kia memeluk sang bunda dan membenamkan wajahnya di dada sang bunda. ''Bunda kenapa nangis? Bilang sama Kia siapa yang berani jahatin Bunda Kia yang cantik ini,'' lirih Kia.

Yola tersenyum lembut seraya mengusap rambut Kia lalu mengecupnya beberapa kali, ''Bunda nggak papa sayang, Bunda oke.'' kilah Yola.

Kia mendongak menatap sang Bunda dari bawah, ''Kenapa Bunda bohong?''

''Bunda nggak bohong sayang,'' kilah Yola seraya mengecup hidung mungil sang putri.

''Kia tau, Bunda bohong sama Kia. Bukankah Bunda yang ngajarin Kia untuk selalu jujur? Tapi kenapa Bunda bohong sama, Kia?''

Yola tersenyum seraya mengeratkan pelukan mereka. ''Maafin Bunda ya sayang? Belum bisa bahagiain Kia, maafin Bunda yang belum bisa beri keluarga yang utuh untuk Kia.''

Kia menggeleng pelan, ''Kia nggak papa kalo Ayah nggak sama kita. Ada Bunda di samping Kia aja udah seneng banget. Bunda jangan hiraukan itu semua. Kia bersyukur banget Bunda udah pertahanin Kia dan rawat Kia sampe sebesar sekarang, Kia sayang Bunda~"

Yola sudah menceritakan kejadian hadirnya Kia pada 19 tahun silam saat umur gadis itu menginjak 15 tahun lali. Kia bersyukur karena Yola mempertahankannya dan merawatnya hingga sebesar sekarang.

''Bunda jangan tinggalin Kia ya ... ?'' lirih Kia mendongak menatap sang Bunda.

Yola menggeleng pelan. ''Harusnya Bunda yang bilang gitu sama Kia, jangan pernah tinggalin Bunda ya, sayang? Makasih udah jadi alasan Bunda untuk tetap kuat, makasih udah buat kehidupan Bunda lebih berwarna. Bunda sayang ... Banget sama Kia.'' ucap Yola mengecup pelipis Kia.

Kia adalah hadiah yang paling ia syukuri dalam hidupnya. Hidup sebatang kara membuat hidupnya kelabu, tepat saat ia berusia 18 tahun orang tuanya meninggalkannya karena kecelakaan dan dia adalah anak tunggal yang tidak memiliki saudara.

Namun hadirnya Kia membuat hidupnya yang semula kelabu menjadi lebih berwarna. Kia adalah anak yang sangat tertutup dulunya. Bahkan pada dirinya juga Kia sangat tertutup namun sangat pengertian padanya dan juga lingkungan sekitarnya. Tepat saat ia menginjak sekolah menengah atas, ia menjadi sosok yang cerita dan terbuka seperti sekarang.

***

Kia's Daily Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang