29

4.9K 240 58
                                    

Tandai typo
__________




''Astaga, Kia!'' frustasi Vana melihat Kia yang mengacak alat make upnya.

Tadi kia datang ke kamarnya karena seharian gadis itu merasa bosan hanya makan tidur dan bermain ponsel saja. Dan ia hanya meninggalkan Kia sebentar ke kamar mandi untuk buang air kecil namun saat ia kembali alat make up miliknya sudah berantakan di atas meja rias.

''Aunty? Ini apa namanya?'' tanya Kia seraya mengangkat concealer ke arah Vana.

Vana mengambil concealer dari tangan Kia, ''Ini namanya concealer, Dek.''

''Concealer ini untuk apa, Aunty?'' seraya menunjuj benda di tangan Vana.

''Concealer ini untuk menyempurnakan make up kita, sayang ... ''

Kia mengangguk paham lalu memalingkan wajah menatap meja ria lalu pandangannya ke arah highlighter yang terlihat berkilauan dan warna warni di dalam wadah berbentuk kotak transparan.

''Kalau yang ini namanya highlighter, untuk membuat tampilan kita lebih glowing saat terkena sinar matahari.'' jelas Vana seraya merapikan alat make upnya ke tempat penyimpanan make up miliknya.

''Sekarang ayo makan malam, yang lain pasti sedang bersiap.'' ucap Vana membantu Kia untuk bangkit dari bangku.

Keduanya berjalan beriringan memasuki lift menuju ruang makan.

Alis Vana menaut kala mendengar suara asing yang sedang mengobrol bersama orang tuanya.

''Seeprtinya ada tamu, Dek.'' bisik Vana di telinga Kia dengan sedikit menunduk.

Kia mengangguk, ''Sepertinya iya, Aunty.''

Saat memasuki ruang makan, mata Kia langsung tertuju pada seorang wanita paruh baya dengan fashion tema hitam.

Wanita itu langsung menatap Kia dengan tatapan tak biasa yang sulit di artikan. Lebih tepatnya, wanita itu menatap ke arah belakang Kia yang tidak ada siapa-siapa.

Kia diam sejenak, sepertinya ia paham tatapan yang tersirat di mata itu.

''Bentuk yang seperti apa rupanya yang sedang anda lihat, Nyonya?'' tanya Kia pada wanita itu yang masih menatap beda ke arahnya. Karena ia merasa ada aura yang berbeda yang ada di dekatnya.

Spontan semua mata mengarah padanya dengan tatapan bingung, heran dan tidak paham.

''Singa putih,'' singkat wanita itu masih menatap Kia.

''Keturunan apa dirimu?'' lanjutnya menatap penasaran Kia.

''Singa putih?'' bingung Vano menatap bingung ke arah wanita itu dan Kia secara bergantian.

''Jelaskan yang kau lihat.'' celetuk Rasef membuat semua pasang mata mengarah padanya.

''Apa weton dia?'' tanya wanita itu yang bernama Laras ke arah Yola.

Yola mengerjabkan mata mencoba memahami situasi ini. Sejenak ia mengingat weton Kia.

Yola menjadi ingat saat Kia di lahirkan ada seorang nenek tua yang mengatakan bahwa Kia lahir pada sabtu legi. Nenek tua itu mengatakan jika Kia aealah salah satu pemilik tulang wangi, tulang renggang, darah manis, idu geni dan ada yang tidak ia ingat.

''Sabtu legi,'' jawab Yola.

Laras mengangguk paham, ''Pantas saja. Sepertinya ia mulai bisa melihat lelembut.''

''Lelembut? Apa itu?'' celetuk Vana.

''Makhluk halus,'' jawab Laras singkat.

Mereka semua menatap shock Laras kecuali Yola yang memang sudah tahu.

Kia's Daily Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang