23

9.2K 354 0
                                    

Tandai typo
___________






Arsav menghentikan mobilnya di depan pintu gerbang kampus sang putri, ia menunggu Kia keluar namun sampai setengah jam putrinya itu masih belum terlihat.

Ia mengetuk stir mobilnya kala merasa bosan. Kemudian atensinya beralih menatap ponselnya yang berdering.

Ia tersenyum simpul saat melihat username 'Istriku'' yang menelponnya, siapa lagi kalau bukan Yola dengan segera ia menggeser ikon hijau tersebut.

''Ya, sayang? Butuh sesuatu?''

''Mas? Kia udah di jemput?''

''Ini Mas lagi di depan kampus Kia, mungkin sebentar lagi putri kita akan keluar. Butuh sesuatu?'' tawarnya.

''Mas?'' suara Yola terdengar berbisik.

''Minta tolong boleh?'' tanya Yola dengan nada ragu.

Arsav mengerutkan keningnya heran dengan nada suara Yola, ''Tolong apa, sayang?''

''Tolong beliin pembalut ukuran biasa.'' bisiknya.

''Aku?'' tanya Arsav ragu.

''Iya kamu lah, Mas. Aku kan nggak mungkin keluar lagian sekalian pulangnya.''

Arsav diam sejenak mau tak mau iya mengiyakan permintaan istrinya itu.

''Yaudah kalau gitu Mas tutup dulu, Kia udah keliatan.'' ucap Arsav saat dari kejauhan ia melihat Kia yang sedang tertawa bersama kedua temannya, Manda dan Refa.

Dengan riang Kia memasuki mobil Arsav.

''Daddy!'' sapanya lalu mencium punggung tangan Arsav.

''Gimana anak Daddy hari ini kuliahnya, menyenangkan?'' tanya Arsav lalu melajukan mobilnya pelan.

Kia mengangguk antusias, ''Sangat menyenangkan, apakah Daddy tahu? Hari ini Kia menjawab kuis tiba-tiba dari dosen. Dosen itu memberikan beberapa judul dan tema tentang kepribadian sebelum menjelaskan, beliau bilang siapa yang bisa menjelaskan materi di depan akan bebas Uas nantinya.'' jeda Kia lalu menarik napas dalam-dalam dan membuangnya.

''Terus Kia maju karena materi itu sempat di bahas di kampus Kia yang dulu walau hanya sedikit, karena saat itu belum masuk pembahasan tetapi sudah pindah kampus aja. Dan Kia menjelaskan secara rinci terus dosennya bilang bener tapi masih di tambahin sih sama beliau. Tapi tetep happy karena bebas Uas. Kata temen-temen, dosen Kia yang ini kalau ujian satu soal harus jawab saat itu saja dengan waktu beberapa menit saja danbeberapa soal.''

Arsav tersenyum bangga seraya mengusap kepala Kia, ''Anak Daddy memang pintar, jadi karena Kia bebas Uas, Kia minta apa sama Daddy?''

''Boleh?'' tanya Kia ragu.

''Ya tentu saja boleh dong, princess. Apa pun itu untuk putri Daddy yang manis ini.

''Kia mau ice di indomaret. Sepuluh biji! Dan Kia juga mau snack banyak-banyak dan ... indomie.'' antusiasnya.

''Big no!'' tegas Arsav. ''Apa pun selain yang kamu sebutkan tadi, itu makanan tak baik untuk kesehatan.''

Kia mencebikkan bibir kesal, ''Ayolah, Dad ... sekali ini doang kok.'' mohon Kia menatap Arsav penuh harap.

''Apa pun itu, Dek. Gimana kalau Daddy belikan jet pribadi? Vila? Mobil? Atau Putri Daddy mau apa, heum?''

Kia menggeleng, ''Es aja boleh?'' cicit Kia menatap Arsav penuh harap.

''Satu ... aja.'' seraya menagarahkan jari telunjuk di depan wajahnya.

Arsav diam tak menjawab permohonan Kia. Lama-kelamaan ia menjadi kasian pada Kia yang menatap sedih keluar jendela mobil. Ia menghela napas sabar, ''Fine! Satu saja!'' tegas Arsav.

''Baiklah ... '' ucap Kia dengan nada lesu.

Tak lama Arsav memarkirkan mobilnya di depan indomaret untuk membeli pesanan istrinya, ''Kia ikut?'' tawarnya.

Kia menggeleng, ''Ice aja ya, Dad.'' pintanya.

Arsav mengangguk lalu keluar dari mobil kemudian masuk ke dalam indomaret. Ia menghampiri karyawan indomaret yang menggunakan jilbab hitam sedang merapikan rak khusus snack, ''Dimana khusus pembalut?'' ucap Arsav mengagetkan perempuan itu.

Karyawan itu tersenyum kikuk melihat ekspresi datar Arsav kemudian ia mengarahkan Arsav pada rak khusus pembalut.

''Ukurang standar,'' ucap Arsav kala karyawan itu hendak bicara.

Karyawan itu mengangguk lalu menunjuk pembalut ukiran standar dengan beberapa merk. ''Saya pilih yang ini!'' tunjuk Arsav pada pembalut yang memiliki harga paling mahal di antara pembalut lainnya.

Karyawan itu mengangguk lalu membawa pembalut itu ke meja kasir, Arsav berjalan ke arah lemaris es khusus berbagai jenis es di dalamnya. Ia bingung membelu rasa apa. Pada akhirnya pilihannya jatuh pada dua ice rasa coklat dengan merk berbeda.

''Ini saja, Pak?'' tanya kasir itu kala Arsav menaruh dua ice di samping pembalut. Arsav hanya mengangguk sebagai jawaban.

''Totalnya enam puluh lima, Pak.''

Arsav memberi kartu kreditna, setelah membayar ia kembali ke mobil dan melihatKia yang sudah terlelap.

Arsav menggelengkan kepanya heran, bagaimana bisa putrinya cepat sekali terlelap tanpa tahu situasi dan kondisi.

Drrt! Drrt! Drrt!

Ponsel Arsav bergetar tanda notifikasi masuk, ternyata Yola mengirim pesan padanya agar membelikan buah semangka dan mangga kesukaan  Kia untuk stok di kulkas.

++++

Kia's Daily Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang