Tandai typo
___
Terlihat di sebuah rumah sederhana dengan satu lantai seorang wanita berusia 38 tahun itu berdiri di ambang pintu kamar sang putri.
Tok! Tok! Tok!
"Kia sayang! Bangun, Nak! Udah jam 8 loh ini!'' teriak Yola seraya mengetuk pintu kamar Kia.
Hening. Tak ada sahutan dari sang empu.
Yola menghela nafas lalu membuka pintu kamar, ia menggelengkan kepala tak habis pikir melihat gaya tidur sang putri. Lihat lah, kepala Kia sudah menggantung di pinggir kasur dengan liur yang mengalir ke pipi.
Yola membenarkan kepala Kia ke atas kasur lalu mengusap rambutnya, ''Kia sayang bangun yuk, katanya mau ikut Bunda ke toko kok belum bangun sih?"
Kia hanya menggeliat lalu memeluk tangan sang Bunda yang tadinya mengusap rambutnya. "Nanti aja, Bun. Kia masih ngantuk ... '' gumam gadis itu dengan mata terpejam.
''Bangun atau Bunda siram?''
Kia diam, masih dengan posisi yang sama. Yola menghela nafas lelah lalu beranjak keluar kamar Kia menuju kamar mandi. Saat ia kembali ke kamar Kia, ia melihat Kia yang sedang melipat selimut nya.
''Dari tadi gitu kek,'' gumam Yola menatap kesal sang putri. ''Cepat cuci muka abis itu sarapan,'' ucapnya dan berlalu dari sana.
***
''Udah makannya?'' tanya Yola yang berjalan ke kamar mandi seraya menggulung rambutnya.
''Udah, Bun.'' jawab Kia lalu mencuci piring.
Tak lama kemudian Yola keluar kamar mandi. Ia menatap Kia dari ujung kepala hingga ujung kaki. Terlihat anak gadisnya itu memakai jumpsuit jeans, kaus berwarna putih, sneakers berwarna pink dan rambut yang di jedai.
''Kamu ini udah semester empat masih aja pakai baju nggak ada anggun-anggunnya,'' cibir Yola seraya mengelap meja makan.
Ia memutara bola matanya malas,''Nyaman, Bun.'' jawabnya singkat.
Kemudian keduanya menaiki motor scoopy berwarna Prestige Green itu dengan Yola yang mengendarai. Ia hanya tak mau mati jika Kia yang mengendarainya, karena gadis itu sangat suka melaju dengan kecepatan tinggi dan menyalip.
Lima belas menit perjalanan kini mereka sampai di sebuah toko kue sederhana bercatkan biru muda dan putih.
Terlihat 5 karyawannya sudah menunggu di depan pintu toko dengan seragam berwarna moca bercampur hitam.
Nama karyawan tersebut bernama Eva, Lela dan Puja sebagai pembuat kue dan dua lainnya bernama Dena dan Hera sebagai pelayanan.
Para karyawan tersebut menyapa Yola juga Kia. ''Maaf sudah menunggu,'' ucap Yola lalu membuka pintu toko.
''Tidak juga kok, Buk.'' sahut Puja tersenyum ramah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kia's Daily Life (On Going)
Roman pour AdolescentsUpdate sesuai keadaan Askia Felisha, kerap di sapa Kia, ia adalah anak semata wayang Yolanda Neara, seorang pemilik toko kue yang sederhana. Yola bukanlah seorang janda. Karena kejadian 19 tahun lalu membuatnya harus menjadi seorang ibu tanpa suami...