18

11K 421 4
                                    

Tandai typo
______________

''Kia!'' teriak Vano kala ia melihat Kia yang sedang mencekik kucing kesayangannya.

Vano merebut Juleha dari cengkraman keponakannya itu dengan paksa. Kia cemberut kucing di tangannya di rebut paksa.

''Kan Uncle udah bilang jangan sentuh Juleha!'' prustasi Vano lalu menatap masker bermotif hello kitty yang menutupi mulut dan hidung gadis itu.

''Kan Kia gemes pengen bunuh!'' kesalnya lalu mencoba menyentuh leher kucing di gendongan Vano.

Vano menatap tajam Kia seraya memundurkan langkahnya kala tangan Kia hendak menyentuh kucing kesayangannya.

''Daddy!'' seru Kia kala melihat Arsav dan Rasef keluar dari lift.

Kia berlari memeluk sang Daddy, ''Daddy ... Uncle pelit nggak bolehin pinjem Juleha ... '' rengeknya mendongak seraya menggoyangkan lengkan sang Daddy.

Arsav mengusap rambt sang putri seraya tersenyum lalu menatap tajam sang Adik. ''Apa!'' galak Vano menatap tajam balik Arsav.

''Pinjamin!'' titah Arsav.

''Nggak akan! Nanti Juleha bisa mati di tangan Kia!'' tolaknya menatap sinis Kia yang melengkungkan bibir dari balik maskernya di samping Arsav.

Rasef menghela napas perlahan lalu mengusap rambut Kia, ''Kia nggak boleh pegang kucing nanti alerginya kumat loh.'' peringat Rasef.

Kia membuka maskernya lalu mendongak menatap sang Opa. ''Tapi Kia udah sedia masker, Opa. Nih lihat,'' seraya mengangkat masker di depan wajah Rasef.

''Big no!'' celetuk Yola tegas yang baru saja keluar dapur.

Vana menggelengkan kepalanya heran, 'Ini masih pagi loh udah ada drama aja!' batin Vana mengeluh.

''Kamu juga, Van! Kan udah di bilang Papi kurung kucing kamu itu!'' marah Maria pada anak bungsunya itu.

''Mampus!'' ucap Vana tanpa suara ke arah Vano yang semakin kesal.

Yola menghampiri Kia yang berekspresi datar, gadis itu hanya kesal kala keinginannya tak tercapai.

Yola menghembuskan napas sabar lalu merapikan rambut putrinya ini yang terlihat belum di sisir.

''Kia nggak ada kelas kuliah pagi ini?'' tanya Yola.

''Nggak ada, Kia kuliah siang karena dosen pagi ini katanya ada urusan.''

Yola mengangguk lalu mengajak mereka semua ke meja makan untuk sarapan.

***

''Aunty?'' panggil Kia pada Vana di sampingnya yang sedang fokus menyetir.

Keduanya sedang dalam perjalanan menuju bandara untuk menjemput tunangan perempuan dewasa itu setelah perjalanan bisnis di luar negara.

''Kenapa, Dek?'' tanya Vana menoleh ke arah Kia sekilas.

''Manda bilang dosen siang ini nggak jadi masuk juga karena ngisi seminar, jadi ... Boleh ya kita pulangnya mampir ke kafe kucing?'' seraya menatap Vana dengan puppy eyesnya.

Vana menjatuhkan rahang menatap Kia yang terlihat menggemaskan di matanya.

''Sepulang antar Uncle Agra kita mampir ke kafe itu.''

''Tapi kelamaan, Kia kan maunya makan siang disana.'' keluhnya.

Vana menghela napas perlahan, ''Nanti bilang dulu sama Uncle kamu mau apa enggak.'' pungkasnya.

Kia bersorak ria lalu menghadap ke arah jendela. Tepat saat ia menatap jendela terlihat pria yang pernah ia lihat di balkon kamarnya sedang menyugarkan rambut seraya menutup pintu mobil.

Kia's Daily Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang