07

15.7K 614 0
                                    

Tandai typo
___





Joel yang ditugaskan menjaga Kia kini duduk di bangku rias yang berada di pojok kamar Yola. Ia sedang menunggu Arsav dan Yola dari gereja yang melangsungkan pernikahan keduanya.

Arsav memang tidak bercanda dengan ucapannya. Bahkan tadi ibu Arsav, Nyonya Maria menelponnya dan marah-marah padanya perihal Arsav yang tidak mengabarinya tentang pernikahan pria itu.

Joel yakin di antara para pengawal Arsav ada mata-mata Nyonya Maria yang khawatir sang anak tidak menikah-menikah di usia yang sudah memasuki kepala 4 tersebut, ia hanya takut jika anak sulungnya itu memiliki kelainan. Nyatanya padahal tidak sama sekali, pria itu hanya butuh waktu saja. Dan sekarang inilah sudah waktunya.

Joel menegang kala melihat Kia yang menggeliat dan membalikkan badannya. Ia menghela nafas lega karena Kia tidak terbangun. Ia hanya tak tau harus melakukan apa jika nona muda itu terbangun sedangkan orang tua nya belum kembali.

Joel berjalan kearah Kia dan menarik selimutnya sampai ke leher gadis itu.

''Kasian sekali dirimu, Nona Muda. Entah kehidupan seperti apa yang sudah kau lalui yang pastinya pasti sangat sulit,'' batin Joel.

Tak lama kemudian Joel mendengar beberapa mobil yang berhenti di depan rumah itu. Ia yakin bahwa Tuannya sudah tiba, ia meilirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 10 malam.

Ceklek

Pintu kamar terbuka memperlihat kedua pasutri yang baru saja menikah. ''Kau sudah bisa keluar, Joel.'' ucap Arsav lalu berjalan kearah Kia.

Arsav melihat Yola yang sedang memilih baju di lemarinya kemudian berjalan kearahnya lalu menyodorkan kaos oversize berwarna putih dengan gambar spongebob dan celana training.

''Anda bisa tidur di kamar Kia,'' ucap Yola.

Arsav menggeleng, ''Saya ingin tidur disini bersama mu dan Kia.'' ucap Arsav seraya mengusap pipi Kia tanpa gadis itu merasa terganggu.

''Tidak bisa, kau harus tidur di kamar Kia. Jika kau  tidak mau, kau juga bisa tidur di teras rumah saja.'' enteng Yola lalu berlalu ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Arsav mendengus kesal dan berlalu menuju kamar mandi yang terletak di dapur berniat ingin mengganti pakaiannya, ia tak perduli dengan ucapan Yola dan ia akan tetap tidur bersama keduanya untuk melepas rindu.

Setelah mengganti pakaiannya Arsav kembali ke kamar Yola. Ia tersenyum tipis kala melihat Yola memeluk Kia, lalu ia ikut merebahkan tubuhnya di samping Kia dan saat ini gadis itu berada di tengah antar keduanya.

Yola membulatkan mata kala Arsav merebahkan tubuhnya di samping Kia. ''Saya sudah bilang tidur di kamar, Kia! Kenapa malah disini!?'' bisik Yola geram menatap kesal Arsav.

Arsav memutar bola matanya malas, ''Saya juga ingin tidur bersama kalian.''

Yola berdecak. ''Tapi nanti Kia terganggu,'' kesal Yola.

Kia menggeliat dan merubah posisi menjadi menghadap kearah Arsav yang membuat kedua pasutri itu menegang.

Keduanya menghela nafas lega kala Kia tidak terbangun. Arsav tersenyum tipis menatap Kia lalu menyingkirkan anak rambut gadis itu yang menutupi sebagian matanya.

''I am your, Dad. And you are my Daddy princess,'' gumam Arsav memeluk Kia.

Yola terdiam, entah apalah yang ia pikirkan. Ia pun tak tau apakah langkah yang telah ia ambil saat ini sudah benar atau belum. Tetapi ketika melihat perilaku Arsav pada Kia membuatnya yakin beribu yakin dengan langkah yang telah ia ambil ini.

Yola tersentak kala tangan Arsav memeluk pinggang rampingnya. Sedangkan tangan kiri pria itu sebagai bantalan kepala Kia seraya mengusap rambut gadis itu.

Yola terdiam saat melihat Kia mengusakkan wajahnya di dada bidang Arsav untuk mencari kenyamanan membuat pria itu terkekeh geli. Lalu pandangannya menatap Arsav yang mulai memejamkan matanya.

''Tidurlah, besok kita akan pulang,'' ucap Arsav pelan dengan mata terpejam.

''Tap-'' ucapan Yola terpotong.

''Jangan pikirkan hal aneh, sekarang tidur!'' tegas Arsav membuat Yola terdiam dan mulai memejamkan matanya.

***

Pukul delapan pagi Kia terbangun dari tidurnya, kini panasnya sudah turun hanya sedikit merasa sakit di kepalanya. Ia terdiam sejenak kala mencium bau parfum yang baru ia cium, ia yakin bahwa itu bukanlah parfum Bundanya. Tetapi ia mengabaikan bau itu lantaran tak mau ambil pusing yang akan membuatnya semakin sakit.

Kia bangkit dari tidurnya lalu mencuci wajahnya tak lupa ia melepas plaster penurun panas di dahinya.

Dengan langkah sedikit gontai, Kia berjalan kearah dapur.

Namun ...

BUGH

Kia meninju punggung pria yang memeluk Bundanya dari belakang yang tengah memasak. Ia masih belum tahu bahwa pria itu adalah Arsav, ayahnya.

''Sshh~'' ringis Arsav mengusap punggungnya.

Yola terkejut sekaligus malu karena kepergok Kia.

''Lelaki jahanam! Siapa kamu peluk Bunda Kia!'' teriak Kia memeluk Yola dan menatap garang kearah Arsav yang masi menunduk merasakan nyeri di punggungnya. Ia yakin jika punggungnya sudah membiru.

Namun ia terkekeh merasakan kekuatan yang di miliki gadis itu yang tak bisa di remehkan lalu mendingak menatap lembut sang putri.

Kia terdiam kala Arsav menatapnya dengan tatapan lembut, ''Kau mengagetkan Daddy, Princess.'' lembut Arsav dan tersenyum lebar hingga menampilkan deretan giginya.

Kia semakin erat memeluk Yola, ia hanya merasa sedikit takut dengan jambang Arsav yang berada di bagian wajahnya itu apalagi melihat Arsav yang tersenyum lebar sepeti itu dan ... ia juga bingung dengan keberadaan Arsav yang berada di rumahnya.

***

Kia's Daily Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang