2.1 Free Day

2.8K 284 162
                                    

Happy reading & sorry for typo.

***

Jam menunjukkan pukul 9 pagi dan para mahasiswa itu masih bermalas-malasan dan memilih rebahan di depan tv. Mumpung hari ini sampai sore tidak ada kegiatan jadi mereka memilih beristirahat. 

Hari sabtu kebetulan tidak ada jadwal mengajar di sekolahan maupun bekerja di kelurahan. Jadi 12 orang mahasiswa itu sedang free full member. 

Nadhif juga belum memasak, karena kata Raihan mending nanti masak jam 10 atau 11 sekalian di rapel makan pagi dan makan siangnya. Harus hemat pokoknya. Lagian kan juga tidak ada yang akan melakukan kegiatan berat, jadi ya tidak perlu sarapan sepagi biasanya.

Keduabelas mahasiswa itu sudah seperti ikan pindang yang sedang dijemur. Rebahannya pun ngasal aja, yang tidak punya bantal memilih tidur menggunakan perut rekan disebelahnya sebagai bantal. 

Apalagi dari semua anggota hanya Dhisti yang membawa bantal, guling (karena dia tidak bisa tidur tanpa memeluk sesuatu), dan selimut agak tebal. Itulah yang di dalam tas laundry besar yang dibawanya waktu berangkat KKN. Well prepare sekali memang.  

Soalnya prinsipnya 'mending bawa sendiri walaupun repot enggak papa daripada minjem.'

Sedangkan perempuan yang lain paling hanya membawa boneka kecil sebagai bantal dan kain tipis seperti jarik ataupun sarung sebagai selimut. Kalau anak laki-laki jangan ditanya. Mereka hanya bawa sarung aja sebagai selimut. Tidak bawa bantal karena biasanya tidur ya asal tidur, yang penting di kasur aja udah enak.  
Seperti sekarang ini, bantal dan selimut Dhisti sudah diakusisi oleh Haidar yang masih memejamkan matanya. Lalu gulingnya sudah dipakai bantal oleh Samuel, Nadhif, dan Gauri di kasur atas. 

Jadi di ruang itu ada 3 kasur. Dua spring bed yang berasal dari rumah ini juga, satu di pasang di dipan yang ada di pojokan ruang itu, satunya di lantai  dengan kasur Dhisti yang waktu itu. 

"Kaya pengangguran aja ya kita." celetuk Lita membuka obrolan dengan wajahnya yang masih fokus pada TV. 

Kalau diurutkan begini tidurnya, Samuel Nadhif Gauri di atas bertiga. Lalu spring bed bawah ada Haidar, Januar, Kirana, Yeshika, dan Raihan. Dan di sampingnya kasur lantai ada Lita, Naura, Aji, dan juga Dhisti. 

"Yaelah baru nganggur sehari doang kita, jarang-jarang kan lu pada bisa nyantai-nyantai begini kalau pagi." sahut Dhisti yang tengah berbaring dengan perut Aji sebagai bantal. Walaupun agak keras karena ada ehem abs Aji yang terbentuk dengan baik.

Emang kurang ajar teman-temanya, dia yang bawa bantal guling malah dia sendiri yang tidak memakainya. 

"Iya juga sih." 

"Lagian belum tentu kita bisa istirahat sesantai ini mulai minggu depan. Kegiatan kita kayaknya banyak banget. Mumpung ada waktu istirahat ya kita pakai lah sebaik-sebaiknya." sahut Aji sembari memainkan rambut Dhisti tapi matanya masih fokus menonton kartun asal negara tetangga, yang pemerannya kembar dengan kepala botak kaya tuyul itu. 

"Oh iya, minggu depan prokernya kalian bakal dimulai dalam waktu berkala ya. Pasti bakal sibuk sih, belum lagi nanti kalo tiba-tiba ada acara di desa yang mengharuskan kita buat ikut andil." imbuh Naura. 

"Awww.." ringis Lita karena di jambak Raihan yang tidur di atasnya. 

"Makanya mumpung ada waktu istirahat ya istirahat aja. Enggak usah banyak bacot. Minggu depan mungkin malah kita yang nyari-nyari waktu istirahat. Jaga kesehatan, jangan sampe drop." ucap Raihan santai.

"Ya enggak usah KDRT juga dong. Kalo gue mengalami kebotakan dini gue aduin lo ke kak Seto!" lanjut Lita.

"Kok kak Seto? Bukanya ke bu Susi?" sahut Dhisti.

KKN 110Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang