3.4.2 The Truth Untold

2.7K 267 133
                                    

"Gak usah banyak tanya. Gue cuma minta jauhin gue, dan anggep kita gak pernah kenal kayak selama ini sebelum kita KKN!" pinta Gauri yang penuh dengan penekanan.

Gauri segera berbalik untuk meninggalkan Aji yang masih termenung di tempatnya. Namun sedetik kemudian Aji segera mengembalikan kewarasannya dan mengejar Gauri yang baru beberapa langkah menjauh darinya.

"Tunggu" kata Aji seraya mencengkram salah satu pergelangan tangan Gauri.

"Aduh, apaan sih. Lepasin gak! Atau gue bakal teriak!" ancam Gauri sembari mencoba melepaskan cengkraman tangan Aji yang sudah pasti tidak sebanding dengan tenaganya.

Namun tanpa di ketahui kedua makhluk itu, Dhisti, Haidar, dan Nadhif sudah mengintip perdebatan mereka di balik pintu ruang tv.

"Eh kok Aji kasar gitu?" bisik Dhisti yang melihat Gauri seperti kesakitan.

Nadhif yang melihatnya hendak melerai keduanya namun ditahan oleh Haidar.

"Sabar, jangan gegabah. Kita liatin aja dulu mereka. Emang lo pada gak penasaran apa sama kisah mereka? Gue sih penasaran" bisik Haidar menenangkan kedua teman mengupingnya.

"Ya tapi, itu.. Gauri" ucap Dhisti terbata-bata.

"Enggak bakal kenapa-kenapa gue jamin. Aji bukan orang jahat. Tenang aja" lanjut Haidar lagi.

Akhirnya trio sabun colek itu melanjutkan kegiatan mengupingnya lagi sambil mengawasi keadaan. Takut-takut malah terjadi baku hantam antara Gauri dan Aji walaupun sepertinya itu tidak mungkin karena genre cerita ini bukan action.

"Jelasin ke gue apa yang udah terjadi sama lo? Kata lo ini semua gara-gara gue kan? Jadi gue berhak tau" ujar Aji menuntut penjelasan kembali.

"Udah gue bilang gak usah banyak tanya, dan ini..lepasin" titah Gauri memberontak.

Aji melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Gauri, namun dia berganti memegang telapak tangan Gauri supaya Gauri tidak pergi.

"Gak bakal sebelum lo jelasin" bantah Aji tegas.

"Lo mau tau yang sebenernya terjadi? Tanya cewek gila lo itu" ujar Gauri yang tiba-tiba merasakan sesak di dadanya.

Aji mengernyitkan keningnya bingung, "Cewek gue? Siapa?" tanyanya.

"Masih nanya cewek lo siapa? Setelah putus dari gue lo langsung pacaran sama Ghea kan? Sahabat kecil lo itu" kata Gauri penuh penekanan di kalimat terakhir.

"Bentar? Sejak kapan gue pacaran sama Ghea, lo tau sendiri kan dia sahabat gue" kilah Aji yang malah membuat Gauri ingin meninju muka sok polosnya itu.

Gauri mendecih, "Cih, masih gak mau ngaku ya lo. Kasian cewek lo sampe ngemis-ngemis ke gue buat jauhin lo. Tega ya lo gak ngakuin dia, dasar bajingan" umpatnya.

"Bentar, jadi semua ini gara-gara Ghea? Apa yang dia perbuat sama lo? Dan apa tadi? Dia ngemis-ngemis ke lo buat jauhin gue? Kenapa gitu?" tanya Aji yang masih sangat bingung.

"Lo ini pura-pura polos, bego, atau emang munafik sih? jelas-jelas cewek itu suka sama lo, bahkan dia sampe ngerusak hubungan kita gara-gara pengen sama lo, dan lo masih gak tau akal busuknya dia?"

"Ghea gak mungkin kaya gitu, gue kenal dia dari kecil. Dia gak bakal ngelakuin hal jahat ke orang lain, apalagi buat ngehancurin hubungan kita. Lo tau sendiri kan dia waktu kita pacaran support banget" ujar Aji membela sahabatnya itu.

"Dia itu bermuka dua, dia bakal baik di depan lo, tapi depan gue sebaliknya. Dia bakal jadi iblis jahat yang ngehancurin kebahagiaan orang lain hanya demi memenuhi keinginannya sendiri" ungkap Gauri.

KKN 110Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang