1.7 Traktiran Januar

3.8K 328 115
                                    

Sorry for typo.

---

Hari Jumat pagi ini kelompok 110 sedang kalang kabut karena berebut kamar mandi. Tadi malam jam 12 lebih kelompok KKN 109 mengabari bahwa hari ini kelompok KKN 109 & 110 diajak untuk mengikuti jalan sehat sekaligus senam yang diadakan satu bulan sekali di desa Sukasitu.

Semalam para perempuan sudah tidur dan tidak membuka ponsel. Dan yang diberi tahu adalah Samuel yang tidak langsung membuka ponsel. Karena dia tidak sholat, dia bangun jam setengah 6. Dan baru mengetahui pesan yang dikirim ketua kelompok sebelah.

Alhasil teman-temannya yang habis subuh tidur kembali misuh-misuh kepada dia, apalagi ke ketua kelompok sebelah. Ngasih info mendadak banget kayak tahu bulat.

"Eh nitip setrikain kaos gue dong." ucap Aji kepada entah Naura maupun Dhisti yang sedang menyetrika kaos KKN dari kampus untuk dipakai nanti.

Mereka tadi habis subuh tidak tidur lagi. Dhisti memilih nyuci piring dan dibantu oleh Naura. Kebiasaan kalau dirumah habis bangun pagi, sholat terus nyuci piring. Dan setelah itu mereka bergantian mandi.

Dan keputusan yang tepat di ambil Dhisti, karena biasanya dia tidak akan mandi pagi-pagi buta kecuali ada urgent. Tetapi tadi melihat Naura mandi dia jadi pengen mandi juga. Dia sudah punya firasat sepertinya akan terjadi huru hara pagi di kelompok mereka seperti saat ini.

"Bayar." balas Dhisti.

"Yee perhitungan banget, enggak inget lu kemarin malam itu siapa yang nyisirin dan ngekuncir rambut lo?" seru Aji.

Dhisti cengengesan, "oh iya, hehe." Dhisti mengambil kaos Aji untuk disetrikanya. Untung kelompok mereka yang membawa setrika dua orang, yaitu Naura dan Dhisti. Jadi tidak akan rebutan.

"Siapa yang mau disetrikain kaosnya sekalian?" tanya Naura. Dia baru saja menyelesaikan setrikaan kaosnya.

"Gue dong, Nau." ucap Samuel, dia masih mengantre kamar mandi.

"Gue sekalian juga." tambah Nadhif.

"Dhis, nitip." Haidar memberikan kaosnya untuk Dhisti setrika.

Dia sama Naura jadi kaya babu saja sekarang. Huft, untung teman sendiri.

Untuk kaos punya Gauri, Kirana, Lita, Yeshika, dan Raihan sudah disetrika dari rumah. Kalau Januar kaosnya masih baru di dalam plastik, belum ia cuci juga, karena belum ia buka sama sekali.

"Lita lama banget sih." gerutu Nadhif.

"Cewek emang kebiasaan, apa-apa lama." sungut Raihan, dia sudah rapi. Karena dia tadi orang pertama yang masuk kamar mandi.

"Jam berapa sih emangnya acaranya?" tanya Haidar.

"Katanya jam 6 udah mulai sih." balas Samuel.

"Lah ini aja udah jam 6 lebih 5 menit." ucap Nadhif.

"Udah telat dong, apa gak usah berangkat sekalian aja?" usul Dhisti.

"Heh, jangan. Enggak papa telat, daripada enggak dateng sama sekali. Enggak enak juga kita udah diajak." balas Naura.

"Lagian enggak jelas banget si Riska, ngabarin udah malem banget pas kita udah pada molor. Dikira kita kalong apa 24 jam megang hp terus." sungut Haidar. Siska itu ketua kelompok KKN 109.

"Lupa katanya." balas Sam, dia sempat mengagumi ketua KKN kelompok sebelah itu sebelum mengetahui bahwa cewek itu sudah cinlok dengan wakilnya. Jadinya mundur alon-alon Samuel.

"Ya gitu kalo KKN malah pacaran terus. Jadi lalai sama tugas." tambah Raihan. Dengar-dengar ketua KKN kelompok sebelah sudah cinlok dengan wakilnya. Padahal KKN dimulai belum ada seminggu.

KKN 110Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang