3.1.1 Cilok or Cinlok

3.1K 253 72
                                    

Harusnya update tadi malem, tapi aku ketiduran. Sorry ya tidak sesuai jadwal🙏

***

Terjadi lonjakan antrian tes kesehatan diantara jam 9-10. Sehingga petugas yang bertugas juga harus lebih cepat dalam menanganinya.

Antrian donor darah juga masih lumayan banyak karena anak-anak BEM dan teman-teman Gauri yang masih disana.

Sedangkan teman Dhisti sudah selesai dan sedang beristirahat sebentar di bale bersama Nadhif yang sebelumnya di tempati anak-anak BEM saat baru datang. Memang setelah melakukan donor darah sebaiknya beristirahat di tempat dulu minimal 15 menit untuk mengantisipasi jika ada efek samping yang terjadi pada pendonor.

"Udah berapa persen proker kalian jalan?" tanya Nadhif yang sudah mulai akrab dengan Mahesa dan Felix, tapi memang dasarnya Nadhif orangnya easy going, jadi gampang kalau mencairkan obrolan.

"So far baru 60% sih" jawab Felix.

"Di kelompok lo bakal ada perpisahan gitu enggak sih nanti?" kini Mahesa yang bertanya sembari mencoba menusuk sedotan di susu kacang hijau yang diperoleh setelah donor darah.

"Ada sih pasti tapi belum dibahas bakal gimana acaranya. Kita mau fokus nyelesaiin proker individu dulu," terang Nadhif.

Dari jauh Dhisti berjalan menghampiri mereka yang tengah mengobrol.

"Nih buat kalian berdua," ucap Dhisti seraya menyerahkan dua snack box kepada Mahesa dan Felix.

"Lah bagian gue mana Dhis?" ujar Nadhif yang iri tidak dapat mendapatkan bagiannya.

"Lo kardusnya aja Na nanti" balas Dhisti.

"Kok kita dikasih lagi? Kita kan enggak ikut cek kesehatan?" tanya Mahesa heran karena setau dia yang mendapatkan snack yang diberikan Dhisti adalah orang yang mengikuti cek kesehatan.

Dhisti mengambil duduk di sebelah Felix, "Enggak papa, anggep aja itu dari gue. Makasih sekali lagi udah mau berpartisipasi di proker kelompok gue. Next time kalau kalian butuh bantuan gue jangan ragu buat hubungin gue ya!" ucap Dhisti sungguh-sungguh.

"Wah thanks ya Dhis."

Nadhif yang mendengarkan itu agak tergugu, "Dhisti kalo di kelas gimana deh Sa orangnya?"

Dhisti mendelik, "ngapain lo tanya-tanya? kepo banget."

"Baik kok, dia mahasiswa paling rajin nomor 2 dikelas. Enggak pelit kalo ditanya soal tugas. Tiap ada tugas dia paling gercep ngerjain disaat yang lain nunggu deadline dulu baru ngerjain," kata Mahesa seraya melirik Dhisti. Sedangkan Dhisti sudah tersipu malu.

"Nomor 1 nya siapa emang? Lo?" tanya Felix yang penasaran.

"Jelas bukan gue. Tapi temennya Dhisti, Caca."

"Gue tuh kebawa Caca juga sebenernya. Aslinya gue orangnya mager, tapi semenjak temenan sama Caca jadi ketularan rajinnya dia dan enggak mau nunda-nunda tugas."

"Bagus dong temen lo bawa perubahan positif buat lo. Cari temen emang harusnya yang kaya gitu" ucap Nadhif.

Dhisti mengangguk setuju, dia juga bersyukur mempunyai teman seperti temannya itu "Iya, alhamdulillah. Tapi kayaknya cuma Caca yang mau temenan sama gue sih, gue enggak ada temen lain selain dia di kelas yang paling deket."

Mereka lanjut mengobrol hal-hal random yang membuat gelak tawa di antara mereka berempat.

"Jangan cuma diliatin terus, samperin sana ikut gabung!" bisik Januar pada Haidar tepat di telinganya.

"Anjing lo, ngagetin aja" umpat Haidar memukul pelan bahu Januar. Sedangkan Januar hanya tertawa mengejek.

"Makanya, cepet gerak. Liat tuh dia ketawa-tawa sama cowok lain. Panas kan lo?"

KKN 110Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang