2.4.1 Agenda Malam

2.7K 267 84
                                    

Bintang-bintang bersinar terang bersama sang bulan menghiasi malam ini. Namun angin berhembus sedikit kencang membuat udara malam juga semakin dingin. Apalagi tinggal di kawasan dekat pegunungan membuat suhu malam semakin dingin dibuatnya.

Malam ini sehabis isya' rencananya keduabelas mahasiswa KKN itu akan menonton pertandingan bulu tangkis yang diselenggarakan di kelurahan. 

Tadi siang mereka di undang secara langsung oleh salah satu panitia yang kebetulan juga sedang berada di kelurahan saat para mahasiswa KKN itu bermain bulu tangkis bersama anak-anak dukuh Sukadana. Jadi mereka memutuskan untuk memenuhi undangan tersebut, sungkan juga kalau menolak.

Katanya itu agenda bulanan yang biasa di gelar. Tetapi kebanyakan pesertanya dari RT 1-3 dan luar desa Sukacita. Katanya juga setiap malam rabu dan sabtu di kelurahan juga selalu ada latihan bulu tangkis disana. Biasanya bapak-bapak juga yang bermain.

"Dhisti cepetan, udah mau berangkat ini woy!" seru Gauri yang menggema di posko.

Oknum yang diteriaki itu sedang buang hajat sendiri di kamar mandi. Memang tidak ada takut-takutnya itu anak. Sekarang sudah pukul 8 malam padahal.

Tetapi sayang banget habis makan enak tapi baru hitungan jam sudah di keluarkan lagi.

"Tuh anak boker apa tidur dah? Udah 15 menit lebih kagak keluar-keluar" gerutu Kirana. Dia sendiri sudah siap dari tadi.

"Samperin sana, Sam. Gedor pintunya. Takutnya di gondol mbak kun tuh anak." ucap Raihan yang menunjuk sang ketua berpipi bolong itu.

Sang ketua mendelik, "Kok gue? Lo aja sana," suruhnya. Tidak tahu apa dia kan takut kalau harus ke kamar mandi malam-malam begini sendiri.

"Lah lu kan ketua? Tugasnya memastikan anggotanya aman sentosa" lanjut Raihan sengit.

"Lo berdua aja sana," usul Lita.

"Ogah" jawab sang ketua & bendahara itu serempak.

"Halah bilang aja lu berdua takut." sahut Kirana.

"Ya itu tau." ucap Samuel tanpa berkilah.

Anggota yang lain sudah berada di teras dan siap berangkat. Tinggal menunggu teman-temannya yang masih rempong itu.

Tak lama sang empu yang menjadi buah bibir memperlihatkan batang hidungnya. Wajahnya basah sepertinya habis cuci muka.

"Lah udah siap aja kalian?" ucapnya setelah melihat kelima temannya yang sudah siap di ruang TV.

"Ya iyalah. Tinggal nunggu lo doang ini" kata Kirana beranjak dari duduknya untuk keluar ke teras bergabung dengan yang lain.

"Lu berak apa lagi buka podcast sama mbak kun dah Dhis? Lama banget" gerutu Samuel pada anggotanya itu. 

"Ya maaf dah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya maaf dah. Banyak soalnya yang keluar. Udah kosong lagi dah nih perut" kata Dhisti seraya mengelus perut buncitnya itu.

"Malah curhat. Cepet siap-siap tinggal lo doang ini." titah Raihan dengan tatapan tajamnya. Lalu bangkit untuk keluar posko juga.

KKN 110Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang