2.9 Accident

2.8K 273 96
                                    

Maaf kalo part ini b aja. Happy reading*

---

"HAN, MINTA DUIT BUAT BELI GALON!" seru Dhisti sambil berjalan mencari keberadaan sang bendahara.

"Ya Allah Dhisti masih pagi udah teriak-teriak aja deh, berisik tau!" tegur Kirana yang tengah menyetrika baju yang akan dia kenakan ke kelurahan. 

Dhisti yang berjalan melewati Kirana seraya memainkan suara galon kosong hanya nyengir tanpa dosa.

"Iya-iya kagak budeg gue, sabar" seru Raihan yang sepertinya habis dari ruang tamu menuju kamar untuk mengambil uang.

"Beli berapa?" lanjutnya.

"2, dua-duanya udah habis semua" jawab Dhisti.

Raihan menyerahkan uang dengan pecahan duapuluh ribuan kepada Dhisti, "Kalo nyisa balikin!" peringatnya.

"Enggak boleh buat gue jajan aja?" tawar Dhisti, hitung-hitung sebagai upah.

"Boleh, seribu aja tapi" jawab Raihan sembari menutup dompetnya lagi. 

"Seribu dapet apa anjir?"

"Dapet permen yudi 4."

Dhisti mengernyitkan keningnya, "Emang iya?" 

"Iya, udah sana cepet pergi," seloroh Raihan mengusir.

"Iya-iya," Dhisti mengantongi uang tersebut.

"Mau pergi sama siapa?" tanya Haidar yang baru masuk ruang tv.

"Sama Aji," kata Dhisti sebelum balik badan untuk mengambil galon kosong satunya lagi yang ada di dapur dan menghampiri Aji yang sedang mengeluarkan motor.

Mereka memang hanya akan membeli galon isi ulang, bukan yang asli. Soalnya mahal kalau yang asli, lagian semua air mineral sama saja, bening semua. 

Walaupun mereka agak repot harus ke warung dekat posko mereka dulu yang di Totot untuk membelinya karena di dekat posko mereka tidak ada depot isi ulang galon ataupun warung yang menjual galon isi ulang. Warung di dekat posko mereka hanya menjual galon yang asli.

Dhisti jadi punya ide kalau seumpama tinggal disana pasti akan membuka usaha depot galon. Pasti laku keras.

"Oh yaudah," kata Haidar sebelum balik lagi ke ruang tamu.

"Eh Nadhif hari ini belum kesini?" tanya Kirana pada Raihan.

"Enggak tau, dia enggak ada ngomong juga. Tapi kemarin bilangnya izin sehari doang kan yang kemarin itu, harusnya hari ini udah kesini" jawab Raihan sambil menulis sesuatu di buku catatannya, sepertinya itu buku khusus mencatat keuangan selama KKN.

Kirana mendesah lesu, "Padahal ini jadwal dia buat ke kelurahan sama gue, terus gue sama siapa dong kalo dia belum kesini? Sama lo yuk Han?" 

Harusnya kemarin semua yang pulang ke rumah kembali ke posko maksimal hari selasa. Namun Nadhif meminta izin sehari lagi karena katanya ada urusan yang penting. 

"Enggak bisa, gue nanti sama Haidar mau ke rumah pak RT bahas soal kenang-kenangan" kata Raihan mengangkat kepalanya sebentar.

"Tuh sama Januar aja, dia enggak ada jadwal ngajar kan?" lanjutnya saat melihat Januar yang baru masuk ke ruang tv itu.

"Apaan?" tanya Januar bingung saat tiba-tiba Raihan menunjuknya.

"Gantiin jadwal Nadhif ke kelurahan sama Kirana, lo kagak ada kerjaan kan?" jelas Raihan. 

"Ya enggak sih," balas lelaki yang hanya memakai celana kolor pendek berwarna hitam dengan kaos yang senada itu.

"Tuh dia udah mau, beres kan" ucap Raihan lalu masuk kamar untuk menaruh buku catatannya.

KKN 110Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang