🌻 Hira - Chapter [01]

1K 83 9
                                    

👋 Hai-hai semuanya:)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
_______________________________

HAPPY READING ^_^_______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Part 01 || AWAL MULA

Seorang gadis berpakaian seragam SMA berjalan tertatih-tatih. Betisnya terlihat mengeluarkan darah. Darahnya mengalir hingga keluar kaos kaki putih panjang yang ia kenakam. Penampilannya pun terlihat acak-acakan. Rambutnya berantakan dan kusut. Baju sekolah berwarna putih sudah penuh dengan kotornya tanah dan sudah kehilangan semua kancingnya. Bajunya terbuka memperlihatkan baju dalamnya. Rok abu-abu pendek selutut juga robek di bagian pinggirnya.

"Aaarrgghhh!!" teriak gadis itu frustrasi, dengan tatapan kosong, matanya yang sembab dan pipinya yang basah karena air mata.

Dia memandang rumah tripleks berukuran persegi di depannya, dengan penuh kebencian. Dadanya kembang kempis tak menentu. Gadis malang itu mengepalkan kedua tangannya.

"Ya Allah, Hira!" teriak seorang wanita parubaya penuh khawatir mendekati putri tercintanya.

Gadis itu bernama Hira, atau lebih tepatnya Alhira Dahniyah Dan perempuan parubaya itu adalah Ibunya, bernama Nur Hikmah.

Ibu Nur bekerja di kebun teh milik Pak Tora, tetangga mereka. Bekerja di kebun teh milik Pak Tora bukan untuk mengumpulkan uang, akan tetapi sebuah usaha agar bisa bertahan hidup di era Yang serba mahal saat ini.

"Ayo kita masuk nak," ajak Nur pada anaknya, sambil memegang lengan gadis itu.

Langkah kaki Hira tertatih-tatih, akibat luka pada kakinya yang mengeluarkan darah. Ibu Nur dengan telaten membantu anaknya berjalan.

Hira duduk di kursih kayu ruang tamu, sedangkan Ibu Nur mengambil air ke dapur. Ia berlari membawakan air putih untuk Hira, lalu ia kembali berlari ke dapur. Hira yang sedang duduk, hanya bisa menatap punggung Ibunya dalam diam.

"Maafin Hira Bu, " batin Hira. Ia sangat sedih melihat Ibunya yang panik.

Nur yang awalnya sangat lelah setelah seharian bekerja, seketika lelahnya hilang saat melihat penampilan putrinya. Hira meletakkan gelas kosong di atas meja. Tak lama Ibu Nur kembali dengan sebaskom air di tangannya, dan kain lap di bahunya.

Ibu Nur membuka sepatu dan kaos kaki Hira. Bukannya anak itu kurang ajar, tapi saat ini ia masih menangis dalam diam. Ibu Nur mengerti perasaan putrinya saat ini. Hati Ibu mana yang tidak sakit, saat melihat kondisi anaknya seperti itu.

Hati Nur Hikmah teramat sakit meratapi nasib putri semata wayangnya yang jauh dari kata bahagia.

"Sakit Bu," ucap Hira meringis kesakitan pada Ibunya.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang