🌻Hira - Chapter [20]

509 52 2
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
__________________________________

HAPPY READING ^_^__________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART XX|| ACARA KELUARGA

Pagi ini, Hira, sudah rapi dengan gamis berwarna abu-abu muda. Ia menarik bagian belakang bajunya, hingga memperlihatkan perutnya yang sedikit menonjol. Ia sengaja melakukan hal itu untuk melihat ukuran perutnya di cermin.

Hira, berputar-putar di depan cermin, kemudian terkekeh sendiri melihat dirinya di cermin. Ia mengulurkan tangan, mengelus perutnya yang belum terlalu menonjol itu, dengan sangat bahagia terukir di wajahnya. Ia tidak pernah menyangka, kalau sekarang ia sedang hamil. Hira, bersyukur tentang banyak hal, di awal kehamilannya ini. Calon bayinya, membawa banyak berkah untuknya.

Cup.

Hira terkejut, saat Fahlan, tiba-tiba memeluknya dari belakang dan mencium pipi kirinya. Fahlan, melingkarkan kedua tangannya di perut Hira.

"Morning kiss," bisik Fahlan.

Bisikan Fahlan, membuat Hira tersenyum. Ini terlalu pagi, tapi Fahlan, sudah membuatnya hatinya melting (meleleh). Sejenak, Hira dan Fahlan sama-sama memejamkan mata, menikmati setiap momen pelukan pagi ini.

Tok... Tok...

Suara pintu kamar di ketuk dari luar, menghentikan aktivitas Hira dan Fahlan. Seketika, Fahlan melepaskan pelukannya.

"Hira, sudah siap belum? Tamu sudah ada yang datang nak." Terdengar, suara Ibu Nyai, dari balik pintu.

"Sudah Umi," jawab Hira.

Fahlan dan Hira, terlalu hanyut dalam dunia mereka berdua, hingga melupakan acara spesial hari ini. Jika, Ibu Nyai tidak datang, mungkin mereka akan berlama-lama dikamar. Fahlan, menggenggam tangan Hira dan membawa istrinya itu keluar kamar.

"Yuk," ucap Fahlan, dan mendapatkan anggukan dari istrinya.

Ceklek...

Pintu terbuka, memperlihatkan Ibu Nyai, di depan mereka. Ibu Nyai, tersenyum bahagia melihat anak dan menantunya.

"Masya'Allah, anak-anak Umi, terlihat cantik dan tampan." Ibu Nyai, memuji keduanya.

"Ayo kebawah."

Fahlan dan Hira, sama-sama menganggukkan kepala, lalu mengikuti Ibu Nyai dari belakang. Mereka langsung menyambut semua tamu dengan sangat ramah. Jujur saja, Hira merasa canggung dan kikuk, karena tidak ada tamu yang ia kenali. Hira, merasa sangat asing saat ini. Ia jadi teringat dengan kenangan awal sekolah. Suasananya, terasa sama.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang