🌻Hira - Chapter [19]

505 50 5
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
__________________________________

HAPPY READING ^_^__________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART XIX || CEMBURU

Di lagi hari yang cerah ini, Hira sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, dari rumah sakit. Sebenarnya, kondisinya masih cukup lemah, tapi karena Hira terus merengek minta di pulangkan, jadi dengan terpaksa dokter mengizinkan. Diizinkan pulang, dengan banyak syarat apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, dari Dokter.

Hira, berjalan dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Fahlan, membawa tas selempang berisi barang-barang Hira, dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menggenggam tangan istri kecilnya itu.

"Hira," panggil seseorang, saat Fahlan dan Hira baru saja keluar dari rumah sakit.

Mendengar seseorang memanggil Hira, mereka berdua pun, sontak menoleh bersamaan ke asal suara. Hira, membulatkan matanya sempurna, ketika melihat ke arah orang itu dan tanpa sadar, ia melepaskan genggaman tangannya.

"Kak Rival," batin Hira.

Orang itu bernama Rival, dia adalah satu-satunya cowok yang berteman dengan Hira, saat SMP. Pria itu berlari, mendekati Hira. "Hai, ini benar, Hira kan? Kamu apa kabar?"

"Ha-hai Kak. Iya bener kok, ini Hira
Kabar aku baik, kalau Kakak apa kabar?"

"Puji tuhan, aku juga baik," jawab Rival.

"Ini siapa?" tanya Rival, menunjuk ke arah Fahlan.

"Ini suami aku, Mas Fahlan," jawab Hira.

"Suami?"

"Fahlan," ucap Fahlan, mengajukan tangannya.

"Rival," sambung Rival, menyambut tangan Fahlan.

"Jadi, kamu tidak mengejar cita-cita kamu itu?" Rival, kembali bertanya pada Hira.

"Gak kak," jawab Hira, sambil menggelengkan kepala.

Flashback On.

Lima tahun yang lalu.

Hira dan Rival bertemu di taman, yang berada di halaman belakang sekolah mereka. Saat itu, mereka masih duduk di bangku SMP.

"Kenapa, kakak tiba-tiba mau ketemu malam-malam begini?" tanya Hira, penasaran.

Rival, tidak menjawab, dia hanya tersenyum ke arah Hira. "Ini semua, buku aku kelas sembilan," ucap Rival.

Rival, memberikan satu kotak kardus berukuran sedang, yang penuh dengan buku di dalamnya.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang