[RAME = LANJUT]
Seorang gadis berpakaian SMA berjalan tertatih-tatih dengan tatapan kosong. Gadis itu kehilangan arah hidupnya. Ibunya yang meninggal dunia, tepat di hari kelulusannya.
Dia yang putus asa, berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan c...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PART XV || BUKAN JODOH
Sesampainya di pesantren, Fahlan memarkir mobilnya di depan rumah. Ia mengambil ransel Hira, yang ada di bagasi mobil.
"Sayang, kenapa turun?" tanya Fahlan. Ia sedikit berlari ke arah Hira, saat melihat istrinya yang keluar dari mobil. Ia khawatir, dengan kaki Hira yang terluka.
"Tinggal beberapa langkah lagi ini, turunin!" sambung Hira merengek.
"Kelamaan," ucap Fahlan, langsung membawa Hira ke kamar.
Dan semua adegan romantis itu di lihat oleh sepasang mata. Siapa lagi kalau bukan Ning Arumi. Ia memandang mereka berdua, dari awal datang hingga masuk kedalam kamar. Kecemburuan, terlihat jelas dimatanya. Namun, kecemburuan itu tidak ada gunanya. Ia tidak punya hak untuk cemburu, karena bukan siapa-siapa.