🌻HIRA - Chapter [27]

438 45 12
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^

______________________________


PART 27 ||VIDEO CALL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 27 ||VIDEO CALL

Matahari mulai terbenam dan mulai memperlihatkan cahaya jingga nya yang begitu indah. Seorang perempuan dengan seragam sekolah, berjalan gontai. Kedua kakinya terasa lambat, seperti membawa beban yang sangat berat. Sepertinya, ia sudah kehabisan energi setelah berjam-jam menjadi santriwati dipesantren. Menghabiskan waktu pagi hingga sore harinya, untuk menuntut ilmu, bersama para perempuan soleha lainnya.

Hira, akhirnya sampai di teras rumah mertuanya. Iya, perempuan tersebut yang tak lain adalah Hira. Istri dari seorang Gus, calon penerus pesantren Al-Fattah. Takdir berhasil membawanya ke fase ini. Fase dimana, ia menjadi istri seseorang yang terlahir dari keluarga yang paham agama. Takdir pertemuan yang tidak pernah terbesit dipikiran Hira, sebelumnya. Takdir itu, berhasil memperkenalkan ia pada Tuhannya, dan membuatnya semakin dekat dengan Sang Pencipta.

"Assalamu'alaikum," ucap Hira, memasuki rumah.

"Wa'alaikumsallam," jawab Ibu Nyai. "Masya'Allah, anak Umi udah pulang." Ibu Nyai, menyambut kepulangan menantunya dengan senyuman hangat, sembari mengulurkan tangannya, untuk dicium oleh menantunya.

Hira, membalas senyuman hangat mertuanya, lalu mencium tangan Ibu Nyai.

"Hira, langsung ke kamar ya Umi?"

"Iya nak, kamu juga pasti lelah seharian di sekolah, yang penting nanti jangan lupa makan ya."

"Iya Umi," sambung Hira, sebelum akhirnya berlalu pergi ke kamarnya.

Hira, mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan kamar. Ia mencari keberadaan sang suami. Setelah upacara bendera dipesantren tadi pagi, Hira tidak lagi melihat suami tampannya itu. Kini, ia merindukan sosok paling tampan itu. Ia harus mencarinya, hingga ketemu. Bagaimanapun caranya.

Hira, mengerutkan keningnya saat tidak menemukan suami tampannya, disetiap sudut kamar. Ia pun, mengambil ponsel miliknya yang ada di atas meja rias. Dan terlihatlah, ada banyak sekali pesan yang masuk. Lagi dan lagi, Hira harus mengerutkan keningnya. Tidak seperti bisanya, ponselnya itu penuh dengan notifikasi. Ia pun, langsung membaca isi pesan itu, satu persatu.

[Fahlan]
"Assalamu'alaikum sayang. Mas izin pergi ke luar kota, karena ada urusan pekerjaan. Maaf gak bisa bilang secara langsung, karena sangat mendadak. Mas bahkan gak bawa baju ganti sama sekali."    

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang