🌻Hira - Chapter [28]

422 46 10
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^

______________________________

______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 28 || MIMPI

Terdengar sayup-sayup suara tangisan melintasi gendang telinga. Semakin lama, suara tangisan itu terdengar semakin jelas. Hira, yang sedang larut dalam mimpinya, kini perlahan-lahan membuka matanya. Suara tangisan itu, berhasil menganggu tidur indahnya.

Tok!

Tok!

Tok!

Terdengar suara pintu di ketuk dengan sangat keras. Hal itu membuat Hira, langsung beranjak dari tidurnya. Sejenak ia menatap ke arah pintu, hingga akhirnya ia mulai melangkahkan kaki, mendekati pintu kamarnya.

Ceklek...

Hira, membuka pintu kamar dan terlihatlah Fahri, di baliknya. Ternyata, sang adik ipar yang sudah mengetuk pintu kamarnya sekeras itu.

"Fahri?" ucap Hira, penuh tanda tanya.

"Ada apa?" Sambung Hira, bertanya. Ia sangat kebingungan melihat wajah Fahri, yang terlihat tidak seperti biasanya. Bukannya menjawab pertanyaan Hira, Fahri justru hanya terdiam di ambang pintu.

Ada sedikit rasa takut menghantui Hira, saat melihat wajah Fahri yang tidak seperti biasanya. Wajah itu, terlihat berbeda. Fahri, terlihat seperti bukan dirinya. Hira, tak mengenali sosok Fahri, kali ini.

"Ini benar Fahri, tapi kenapa rasanya berbeda?" batin Hira, bertanya-tanya.

Suara tangisan, kembali terdengar dan kini semakin jelas dan nyaring di telinga Hira. Karena tidak ingin lagi, merasa kebingungan akibat ulah Fahri, Hira pun keluar dari kamar dan  melihat ke lantai bawah. Ia sangat ingin tau, apa yang sedang terjadi.

Hira, membulatkan matanya ketika melihat ada banyak orang yang menangis mengelilingi jenazah, di tengah-tengah mereka. Terlihat, Nyai Salamah juga ada di sana. Ibu Nyai, menangis sejadi-jadinya memeluk Jenazah yang tertutup kain.

Hira, mengedarkan pandangan keseluruh lantai bawah. Ia memperhatikan orang-orang yang berkerumun itu, satu persatu. Hira, mengerutkan kening melihat semua pemandangan itu. Pasalnya, hanya Fahri dan Nyai Salamah yang dia kenal dirumah ini, selebihnya tidak. Ini semua terasa sangat membingungkan bagi Hira. Tiba-tiba semua orang menangis, gelagat Fahri menjadi aneh dan sekarang, ada jenazah dirumah mertuanya.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang