🌻Hira - Chapter [02]

712 73 9
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

👋 Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^

___________________________

___________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART II || PERPISAHAN

(Satu bulan kemudian)

Riuh suara kesenangan remaja- remaja SMA yang akhirnya kini mereka tunggu-tunggu datang juga, yaitu hari perpisahan sekolah. Tampak kebahagiaan mereka semua mencoret-coret baju, berteriak histeris di depan panggung band.

Ya, karena ini hari spesial mereka mengundang grup band ke sekolah, merayakan kelulusan mereka dengan sangat meriah.

Hari ini juga orang tua mereka datang, untuk melihat apakah anak mereka lulus. Begitu pula dengan Hira yang tak kalah senangnya, ia juga ikut mencoret-coret pakaiannya. Hari ini dia juga tidak di bully, karena tidak ada lagi yang peduli dengan bully mulai hari ini. Akhirnya gadis itu lepas dari bully mulai saat ini.

"Hira!" teriak salah satu siswi, sembari berlari kecil menghampiri Hira.

Hira yang dipanggil pun melihat ke asal suara. "Difa!" teriaknya juga pada gadis itu.

"Selamat ya," ucap Difa menjabat tangan Hira.

"Iya, makasih Difa, Kamu juga selamat dan..." Hira menggantung ucapannya.

"Dan apa?" tanya Difa penasaran.

"Terima kasih kamu sudah mau jadi teman baik aku selama aku sekolah di sini," sambungnya.

Hira menatap wajah Difa dengan mata berkaca-kaca. Begitu pula dengan Difa. Difa adalah teman Hira satu-satunya. Satu-satunya siswi yang tidak mengganggunya dan satu-satunya siswi yang mau berteman dengannya.

"Iya, sama-sama, lagian kita itu sama-sama manusia, cuma ada kalanya manusia gak punya hati seperti orang-orang yang sering bully kamu," jelas Difa.

"Ah udahlah, males inget-inget hal itu, mending kita happy-happy," sambung Difa menarik tangan Hira ke arah panggung.

Di tengah-tengah kesenangannya, Hira mencari-cari keberadaan Ibunya yang belum juga datang.

"Mungkin Ibu gak sempet," batinnya.

Ibu Hira belum terlihat sejak pagi. Padahal Hira ingin sekali melihat Ibunya bangga, karena hari ini dia mendapatkan peringkat dua di sekolahnya. Gadis itu mencoba menepis rasa sedihnya. Dia berusaha menikmati acara hari ini dengan kesenangan, walau tanpa Ibunya.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang