🌻Hira - Chapter [22]

508 49 1
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
__________________________________

HAPPY READING ^_^__________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART XXII || KAMPUS

Sepasang suami-istri, baru saja pulang ke rumah. Sepasang suami-istri itu, yang tak lain adalah Hira dan Fahlan. Waktu sudah menunjukkan pukul 20:10 malam. Fahlan, memarkir mobil milik Fahri, tepat di samping mobil miliknya. Terlihat dari dalam mobil, rumah sudah tidak ada tamu.

"Assalamu'alaikum," ucap Fahlan dan Hira bersamaan, saat memasuki rumah.

"Wa'alaikumsallam, Gus, Ning," jawab Bi Aydah, yang sedang mengepel lantai rumah.

"Hati-hati ning lantainya licin," Sambungnya lagi, memperingati Hira, bahwa lantai sedang basah. Ia sangat takut, jika nanti menantu majikannya akan terpeleset, apalagi Hira sedang hamil muda.

"Iya Bi," jawab Hira.

Fahlan, langsung menggenggam tangan istrinya. Ia khawatir, istri tercintanya itu akan terpeleset. Melihat tingkah Fahlan, membuat Hira terkekeh kecil. Hira, merasa diperlakukan seperti anak kecil, oleh Fahlan.

"Yang lain ke mana, Bi?" tanya Fahlan, saat melihat keadaan rumah yang sangat sepi dan sunyi. Tidak ada satupun anggota keluarga yang terlihat.

"Sudah pada tidur, Gus. Oh iya, Gus dan Ning, mau makan?"

"Tidak usah Bi, kami tadi sudah makan di luar," jawab Hira.

"Kami ke atas dulu ya, Bi," pamit Fahlan.

"Iya Gus, silakan."

Fahlan dan Hira, masuk ke kamar mereka. Sesampainya di kamar, Hira langsung masuk ke dalam kamar mandi. Ia langsung membersihkan diri. Badannya terasa sangat lengket setelah seharian beraktivitas.

"Mas, mau mandi?" tanya Hira, saat baru saja keluar dari kamar mandi.

Fahlan, yang sudah siap dengan handuk di bahunya pun terdiam, menatap lurus kearah istrinya. Hira, yang kebingungan pu, melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Fahlan. "Mas, Hello..."

Mendengar suara Hira, membuat Fahlan kembali ke alam sadarnya. "Hah? Iya, Mas mau mandi," ucap Fahlan terbelalak, langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Hira, menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup dengan penuh tanda tanya. "Mas Fahlan kenapa?" gumam Hira.

Di sisi lain, Fahlan yang sedang berada di dalam kamar mandi, masih mematung di depan cermin wastafel. Ia menghela napas beratnya. Berusaha mengendalikan diri.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang