🌻Hira - Chapter [17]

517 47 2
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
__________________________________

HAPPY READING ^_^__________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART XVII ||HAMIL

Sepulang dari rumah sakit, Fahlan dan Hira langsung kembali ke pesantren. Karena khawatir dengan Hira yang tiba-tiba pusing dan mual, Fahlan langsung membawanya ke rumah sakit. Sesampainya dirumah, Fahlan membuka pintu mobil untuk Hira dan terlihatlah, istri cantiknya yang tertidur pulas.

"Sayang bangun." Fahlan mengelus pipi Hira.

Sedari pulang dari rumah sakit, Hira terus saja tidur di mobil, karena jika tidak begitu, ia akan merasa pusing dan mual. Tidur adalah jalan, untuk menghindari rasa mual dan pusing yang ia rasakan.

"Hem," gumam Hira, terbangun.

"Kita udah sampai?" tanya Hira, saat terbangun dari tidurnya.

Fahlan menganggukkan kepalanya, lalu menggenggam tangan Hira membawanya masuk ke dalam rumah. Terlihatlah Ibu Nyai dan Fahri sedang duduk di sofa teras rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap Fahlan dan Hira bersamaan.

"Wa'alaikumsallam," jawab Ibu Nyai dan Fahri bersamaan.

"Kakak ipar kenapa?" tanya Fahri, dengan serius, melihat wajah pucat Hira. Fahri memang seperti itulah orangnya. Selalu terbuka dan apa adanya.

"Kami dari rumah sakit."

"Terus?" potong Fahri langsung berdiri dari duduknya, memotong omongan Fahlan. Ia menuntut penjelasan dari Fahlan.

"Dengerin dulu coba." Fahlan, terlihat sedikit kesal dengan sikap adiknya, yang beberapa kali memotong ucapannya.

"Hehe, Maaf kak," ucap Fahri, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia menyadari kesalahannya. Bukan maksudnya untuk kurang ajar pada sang Kakak, namun ia benar-benar mengkhawatirkan Kakak iparnya. Fahri, sudah menganggap Hira, seperti Kakaknya sendiri.

"Jadi, tadi di rumah sakit, dokter bilang kalau Hira sedang hamil."

"Hamil?" ucap dua orang bersamaan.

Umi dan Fahri sama-sama terkejut, mendengar perkataan Fahlan. Terlebih lagi Ibu Nyai. Ia merasa, seperti ada sesuatu yang menyentuh hatinya, saat mendengar menantunya hamil. Iya, Ibu Nyai baru saja mengakui Hira, sebagai menantunya. Ibu Nyai, yang tadinya hanya duduk, langsung beranjak dari duduknya saat mendengar perkataan Fahlan.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang