🌻Hira - Chapter [30]

613 36 2
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
__________________________________

HAPPY READING ^_^__________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 30 || DUA PILIHAN

Seluruh santriwati berkumpul di aula mushola, pesantren Al Fattah. Mereka semua sedang mendengarkan kajian, dari salah satu ustadz yang mengajar di pesantren tersebut. Semua orang tampak sangat serius mendengarkan kajian, kecuali Hira.

Sejak Hira datang ke mushola untuk menunaikan ibadah sholat isya, hingga sekarang, matanya tak henti-hentinya melirik orang-orang disekitarnya. Ia mencari seseorang di sana. Seseorang yang tak lain adalah Wulan, teman satu-satunya yang ia punya, dipesantren ini. Perasaan Hira, sangat tidak enak saat ini. Ia terus memikirkan Wulan. Apalagi, saat ia teringat sesuatu yang ia dengar saat di toilet tadi siang.

Tadi siang, setelah bel pulang berbunyi.

Seluruh santriwati terlihat berhamburan, kembali ke asrama mereka. Sedangkan Hira, berlari ke toilet untuk buang air kecil. Ia sudah menahannya, sejak setengah jam yang lalu.

Hira, menghela napas lega setelah selesai buang air kecil. Namun, saat hendak membuka pintu kamar mandi, ia mendengar suara pecahan, diiringi teriakan seseorang dan tawa secara bersamaan. Sepertinya, ada orang diluar sana, dan jumlahnya lebih dari satu.

Hal itu membuat Hira mengurungkan niatnya, untuk membuka pintu. Ia merasa sedikit ketakutan. Ia ingin melihat semua yang terjadi, namun ia tak berani. Jujur ia sangat kepo, namun rasa takutnya mengalahkan rasa ingin taunya. Dengan segenap jiwa dan raga, Hira memasang telinganya setajam mungkin. Rasa ingin taunya masih tersisa sedikit. Setidaknya, ia harus mendengar semua yang terjadi dengan jelas. Jangan sampai terlewat satu kata pun.

"Apa maksud Lo, tadi ha?"

"Ah..."

Terdengar seseorang mengancam dan diikuti suara kesakitan, dari orang lainnya. Hira, mencoba mengingat suara yang sangat familiar di telinganya. Suara perempuan yang baru saja mengancam, sepertinya Hira tau siapa pemiliknya. "Sandra?" gumamnya sangat pelan.

"Jawab!"

Suara melengking yang Hira perkirakan milik Sandra itu, kembali terdengar. Dan sekali lagi, diiringi dengan teriakan kesakitan dari seseorang. "Ah, sakit... Ampun. Ampun Sandra, maafin aku, aku gak sengaja melakukan itu, hiks..."

"Tuh kan bener dugaanku. Itu memang suara Sandra."

"Kayaknya, lo mau deh, tangan lo yang mulus ini, gue lukis pake serpihan kaca ini. Hahaha..." Suara Sandra kembali terdengar. Kini, diakhiri tawa jahatnya.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang