🌻Hira - Chapter [11]

545 52 7
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
__________________________________


PART XI || ADIK FAHLAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART XI || ADIK FAHLAN

Satu minggu telah berlalu, Hira menjalani kehidupan sehari-harinya seperti biasa. Pagi ini seluruh santriwati dan santriwan berbaris rapi, di lapangan pesantren yang sangat luas. Mereka melakukan tugas wajib, yaitu upacara bendera setiap hari senin. Selesai upacara, mereka masih tetap berada di lapangan, karena masih ada pengumuman tambahan untuk mereka.

"Tiga hari lagi, kelas sepuluh akan melakukan kemah, di luar pesantren," ucap salah satu ustadz di sana.

Ucapan ustadz itu membuat keributan kecil dari para santri. Terdengar bisik-bisik mereka.

"Tidak ada yang menyuruh kalian bicara!" bentak ustadz, ia berhasil membuat semua orang terdiam.

"Kita akan melakukan kemah selama kurang lebih tiga hari dan semuanya wajib ikut tanpa terkecuali. Dengar kelas sepuluh?" tanya ustadz dengan tegas.

"Dengar ustadz," jawab para santri kelas sepuluh serentak.

Selesai di berikan pengarahan dan dibubarkan, mereka kembali ke dalam kelas masing-masing dan melanjutkan pembelajaran seperti biasa.

"Akhirnya kita kemah," ucap Tina antusias.

"Cih, Malah seneng dia, aku malas kali woi," gerutu Raisa.

"Iya, kenapa sih seneng banget?" tanya Sandra.

"Haduh! Gak seru banget kalian ini. Inikan namanya kita sekalian healing," jelas Tina.

"Healing kepala lu, yang ada makin cape," sambung Raisa.

"Ah sudahlah, mau seneng atau tidak nya sama aja, kita bakalan ikut semua," sarkas Karin, malas mendengar debat teman- temannya.

Teman-temannya mengangguk dan diam dengan fikiran masing-masing.

"Ra, menurut kamu, kemah nanti bakalan seru gak?" tanya Wulan pada Hira.

"Entahlah, aku belum pernah ikut kemah," jawab Hira malas.

"Seriusan?" tanya Wulan.

Hira menganggukkan kepalanya. "Walaupun, di sekolah ku yang dulu sering mengadakan kemah, aku gak pernah ikut."

Wulan ikut menganggukkan kepalanya, mendengar penjelasan Hira.

"Oh ya, kenapa kamu hari ini? Aku lihat dari tadi kayak lemes gitu," tanya Wulan memegang jidat Hira.

Tentang Hira & JodohnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang