Bab 18 Inikah Menikah?

96 11 0
                                    

Assalamu'alaikum
Ahad semangat, berkah semuanya. Aamiin.

Siap happy membaca?
Pokoknya love dulu, ya.
Yuda beneran nikah, nih? Udah ridha belum ya, hatinya?

Yukkk...lanjut baca aja, ya. Makasih 😍

***

Setengah jam yang lalu para tamu undangan berpamitan meninggalkan villa di daerah yang tidak terlalu jauh dari kota Malang. Walau hanya saudara dan teman dekat yang hadir tidak mengurangi nilai sakral dan hikmat acara pengucapan janji suci yang diikrarkan Bagaskara Yuda Hutama. Wajah penuh haru dan syukur menghiasi acara yang terkesan sederhana tetapi penuh makna.

Malam itu, tepat saat purnama menampakkan sinarnya menjadi saksi sahnya Lia menjadi pendamping ayah Kalila. Takdir telah tertulis dan semua itu adalah misteri illahi.

Tamu terakhir yang masih betah bersama Yuda adalah sahabat baiknya yang datang tanpa ditemani sang istri. Niko, beberapa kali tersenyum dikulum seolah tak percaya dengan peristiwa yang tak pernah diduganya. Pun tanpa segan mencecar Yuda dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Yuda tersentak kaget.

Niko merupakan saksi hidup yang dengan sabar mendengar keluhan penyesalan Yuda. Raut penuh harap tersirat dari senyuman ayah dua anak itu.

"Selamat atas pernikahannya dan in sya Allah menjadi suami terbaik, Om Yuda. Salam buat istrimu, ya. Jangan lupa diajak ke rumah kami." Niko membacakan pesan istrinya dari layar ponsel. Senyum simpulnya mengembang sembari menunjukkan pada Yuda.

"Aamiin," sahut Yuda spontan. Wajahnya terasa menghangat dengan tiba-tiba.

"Cie ... langsung gass jawabnya. Aku aminkan juga, ya. Doa yang baik dan tulus pasti diijabahi malaikat. Iya, kan Pak Bos?" Goda Niko sembari menaikkan dagunya.

"Iya ... iya, makasih bilang ke istrimu. Jangan lupa masakin yang lezat kalau aku ke sana ples kado istimewa. Masa cuma doa doang, nggak afdol kan?" Kekonyolan Yuda muncul sekadar menutupi derap jantung yang mulai cepat. Dia juga tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Bukankah hal biasa doa untuk orang yang baru menikah?

"Hei ... enak aja. Kamulah yang traktir kami, Bro. Tapi mungkin istriku takkan menolak usulmu. Tahukan kamu, Yud. Dia sering pula doain kamu dan Kalila.  Rika bahagia banget pas tahu kamu kasih kabar mau menikah." Datar suara Niko dengan wajah serius. Kalau boleh jujur saat ijab qobul lelaki itu menitikan air mata. Haru bercampur kaget.

"Iya, Nik. Aku ucapin makasih pada kalian. Semua itu nggak bisa dibalas pakai duit. Aku janji bakal ajak Lia ketemu istrimu."

"Gitu dong, suami terbaik, kan Bos?" ucap Niko lantas menarik kedua pipinya lalu memeluk tubuh Yuda.

Sesaat suasana ruang tamu hening. Dua lelaki dewasa saling menyalurkan rasa persahabatan bahkan layaknya keluarga yang saling menguatkan.

"Yud, kamu nggak berniat jahat kan, sama gadis itu. Eh ... Lia maksudku. Atau memanfaatkan kembaran wajahnya lalu suatu saat kamu tinggal karena janjimu yang dulu?" Kerutan terlihat di dahi Niko.  Padahal sekian detik dia mendoakan yang terbaik buat Yuda. Entah kenapa ada yang masih mengganjal di kepalanya.

"Nik, kamu kok, gitu nanyanya. Emang aku tipe kayak predator? Atau tukang tipu? Jangan aneh-aneh omongnya. Orang tadi doain baik malah berubah kayak panik  bin parno nggak wajar. Enggaklah ... aku masih punya hati tahu. Aku masih sehat lahir batin."  Yuda menegaskan jawabannya sembari menepuk dada.

"Syukurlah, alhamdulillah. Sori, Yud. Nggak berniat gitu, seenggaknya aku saksi hidup atas ucapamu. Dan tambah kuat jadi saksi di ijab qobulmu tadi kalau kamu nggak main-main dengan pernikahan ini." Ekspresi Niko lebih serius dan terdengar seperti menunggu janji.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUAMI TERBAIK  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang