Berita tentang musnahnya vampir sudah tersebar ke seantero Deselis Academy. Semua orang merasa lega akan hal tersebut karena mereka tak perlu merasa takut lagi dengan makhluk penghisap darah tersebut
Mereka juga baru tau dua kota yang sering jadi kota incaran mereka, Automnal dan Hivernal, ternyata berisi vampir. Itu membuat bulu kuduk mereka berdiri
"Hey Sooha!. Maksudku, Yang Mulia ratu." Iseul membungkuk ala putri
"Iseul hentikan." Sooha menatap sekeliling dengan wajah malu
"Hehe kau terlihat senang."
"Tentu saja. Sekarang tak ada lagi yang menjadi ketakutan semua orang."
Iseul mengangguk lalu mereka berdua pergi bersama-sama. Hingga mereka dikagetkan dengan suara pekikan para gadis
"Hey itu Heli dan saudaranya!."
"Kyaaa Heli!!."
"Heli kau kemana saja selama ini?!. Kami khawatir tau!."
"Apa kalian tidak penasaran dengan perginya para vampir-." Shion yang tadinya bercerita dengan gembira langsung ditutup mulutnya oleh Jino, Jakah, dan Noa sekaligus
"Ahaha, kami hanya ada keperluan keluarga hehe." Ujar Heli
"Ohh begitu."
Heli dan Sooha saling tatap. Iseul merasa kantungnya bergetar, dia mengeluarkan handphonenya
"Ah Sooha aku ada keperluan. Sooha?." Iseul menatap arah pandang Sooha, seketika seringainya muncul
"Dasar bucin." Iseul menggeleng lalu melenggang pergi ke lapangan
"Kenapa aku disuruh kesini?." Iseul tersentak mencium bau parfum yang familiar
"Iseul!."
Iseul terbelalak lalu berlangsung lari ke pria itu dengan menangis kecil
"Ayah!."
"Kau berhasil nak. Ayah bangga padamu. Tidak, ibu dan adikmu juga pasti bangga." Ucap ayahnya
Iseul melepas pelukannya dan menghapus air matanya
"Ya. Sekarang tak ada lagi kasus 'taring berdarah' kan?. Ayo kita ke pantai!." Pekik Iseul antusias
"Hahaha iya. Tapi sepertinya ada yang mencarimu." Ujar ayahnya seraya menengok ke belakang Iseul
Iseul bingung lalu berbalik. Jakah berlari mendekat
"Pagi Iseul, atau nona Isa."
"Berhenti menggodaku didepan ayahku."
"Eh?." Jakah menyadari ada ayah Iseul disana
"M-maaf profesor Moon." Jakah membungkuk berulang kali membuat Iseul diam-diam terkekeh
"Hahaha dasar anak muda. Setelah ini pergilah ke kamar barumu Iseul, jangan sembarangan lagi!." Iseul cengengesan lalu memeluk ayahnya sebentar sebelum sang ayah berlalu pergi
"Jadi, kenapa?."
Iseul memiringkan kepalanya karena Jakah hanya menatapnya dalam diam
"Jakah, kau disana?." Iseul menjentikkan jarinya tepat didepan wajah Jakah
"Ah maaf. Semuanya berkumpul di kamar baru kalian, karena kau tak ada jadi aku mencarimu. Ayo!." Ajak Jakah
"Ah benar aku pindah kamar. Padahal enak kasurku besar."
"Hey."
"Baiklah-baiklah, tuan ksatria. Maafkan aku." Iseul memeluk lengan Jakah lalu mereka pergi dengan tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE IN A BILLION✔️
Vampire[ᴱᴺᴴʸᴾᴱᴺ ᵂᴱᴮᵀᴼᴼᴺ ˣ ᴿᴱᴬᴰᴱᴿ] Moon Iseul, putri sulung salah satu professor terbaik di Deselis Academy. Sifat ramah dan gaulnya membuatnya memiliki banyak teman, hal itu dipergunakan untuk mengisi posisi ayah yang dirindukannya Dari kecil, ayahnya sela...