[24]. The Return Of The Majesty

155 23 0
                                    

"Eunghh, kepalaku. Khan?. Khan!." Iseul menggoncang tubuh Khan yang tak sadarkan diri

Dengan panik ia menjauhkan batu yang menindih Khan

"Khan kumohon bangunlah!." Pekik Iseul dengan mata berurai air mata

Batu-batu besar itu terlihat bergeser dan sang raja kembar keluar

"Selen, putri Selen. Dimana kau?. Setidaknya aku ingin di sisimu sampai akhir." Gumam Chris

Sementara Tyran berjalan dengan sempoyongan sambil memegang sebuah panah yang menempel di dada kirinya

"Isa..." Iseul berdiri membelakangi Khan yang setengah sadar

"Sudah cukup Denzel. Biarkan adikku pergi dengan tenang." Ujar Iseul. Tyran menyeringai dan mendekat

Srett

Tyran terbelalak ketika Iseul semakin menusukkan panah itu ke jantungnya lebih dalam

"Kumohon, berhentilah hiks." Tyran terdiam dan berangsur-angsur tubuhnya menjadi abu

"Sampai akhir pun, aku tetap mencintaimu Isa."

Iseul menutup matanya dan menjatuhkan panahnya, dia melihat Dardan yang terbelalak melihat kematian saudaranya

"Ini semua ... gara-gara kalian!!." Dardan melayangkan kukunya ke Heli, tapi...

"Sooha!!." Pekik Iseul

Dardan tergagap. Heli menahan tubuh Sooha

"S-Sooha. K-kalau begini ayo kita bereinkarnasi lagi!. Sampai kapanpun, aku akan menemukanmu dan menjagamu!." Seru Heli

"Heli, maafkan aku. Tapi ini adalah kehidupan terakhir ku. Aku tak bisa bereinkarnasi lagi. Heli, kau, Iseul, dan yang lain, selalu membuat aku bahagia. Kalian selalu ada di sisiku, aku sangat berterimakasih. Heli, sampai kapanpun kau adalah ksatria terbaikku." Sooha mengecup pipi Heli

"Putri, selamanya ... aku adalah ksatriamu." Heli menyatukan bibirnya dengan bibir Sooha

Iseul tersenyum kecil, dia segera berlari menghampiri Jakah yang setengah sadar

"Jakah bangunlah!."

"Iseul?. Ugh, kau baik'saja?." Iseul mengangguk dan dikejutkan dengan Sooha yang mengeluarkan cahaya terang

Semuanya seketika bangun dan tersentak. Dengan insting mereka, mereka semua berlutut, termasuk para serigala. Iseul berdiri dengan senyum bangganya

'M-mustahil!. Tak mungkin dia memiliki kekuatan sebesar ini!. Kalau begitu, aku harus melenyapkan laki-laki ini!'

Sebelum Dardan melayangkan kukunya, Iseul menancapkan pedang Heli ke dadanya

"ARGH!." Pekik Dardan

"Sudah cukup Dardan. Semua kekuatan sudah kembali padaku. Kau sudah melakukan banyak kejahatan." Ujar Sooha seraya terbang kembali ke bawah altar

"Aku melakukan ini karena aku mencintaimu!. Jika saja, jika saja kau memilihku dan kedudukan ku lebih tinggi!. Aku tak akan melakukan hal ini!. Tapi, lagi-lagi karena keturunan-."

"Sudah kubilang. Kekuatan kerajaan memang diturunkan hanya dengan darah Syaman. Karena darah itu lebih kuat menampung kekuatan kerajaan. Tapi hanya mereka yang memiliki sumpah setia tulus untuk menjaga kekuatan tersebut. Tidak untukmu yang memaksa kehendaknya, begitupun perasaan seseorang." Ujar Marge

Iseul berlari memeluk Sooha

"Ya, aku tahu itu. Denzel sering bertanya padaku, apa ini sudah benar?. Dari awal perasaan kedua gadis itu memang tak mengarah pada kami. Untuk itu aku berambisi diiming-imingi dengan kedudukan. Denzel orang yang baik." Dardan menatap Iseul

Iseul terdiam

"Untuk itu, jagalah putri dan juga gadis topeng selalu. Kalian. Selen, selamanya ... kau adalah putri bagiku."

Chris ambruk dan tubuhnya berangsur-angsur menjadi abu, sama seperti Tyran tadi. Semua vampir di Automnal, Hivernal, dan juga para vampir kelas bawah pun berubah menjadi abu

Iseul menunduk seraya memeluk lengannya

"Iseul, kau baik'saja?." Tanya Sooha

Iseul mengangkat wajahnya dengan tersenyum dan berurai air mata bahagia

"Iya, sekarang tak ada lagi keraguan. Sooha, maksudku putri Selen." Sooha terkekeh. Kedua gadis itu saling menggenggam tangan

"Aku senang menjadi saudaramu." Ujar Iseul

"Aku juga. Terimakasih sudah mau menjadi bagian dalam diriku." Mereka berdua berpelukan

Setelahnya Sooha berlari ke pelukan Heli. Iseul tersenyum kecil dan membungkuk kepada Marge

"Ah..."

"Aku bukanlah seorang putri, hanya memiliki darahnya. Terimakasih sudah mau menjaga kami. Dan maaf aku dulu pernah menyerangmu." Ujar Iseul seraya mengusap tengkuknya

"Tidak apa. Aku wajar."

Iseul terkekeh lalu berlari dan memeluk Jakah dkk

"Putri ... ah tidak, seharusnya saya memanggil anda ratu ya."

"Marge!. Panggilan ratu terlalu berat bagiku, bahkan dipanggil putri pun aku masih malu. Panggil saja aku Sooha."

"Ah tapi bagaimana saya-." Marge menengok ketika Iseul menepuk pundaknya

"Marge, kau selalu menanti mereka dalam kurun waktu yang lama. Ketika waktunya telah tiba kau menjaga dan membantu kami. Terimakasih." Ujar Sooha

"Sama-sama. Itu memang sudah tugas saya." Marge membungkuk

"Heli, dan yang lain juga. Terimakasih."

"Itu memang sudah tugas kami. Bahkan perasaan ku padamu." Gumam Heli diakhir. Iseul mengerutkan keningnya jijik

"Jadi putri, ah tidak, nona Sooha dan nona Iseul. Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?." Tanya Marge

Sooha dan Iseul saling tatap lalu tersenyum

"Sekarang ini kerajaan dan Dardan sudah tidak ada. Mungkin aku akan meneruskan hidupku sebagai murid SMA biasa, sebagai Sooha." Jawab Sooha seraya menatap Iseul

"Yahh, kurasa kita semua akan melanjutkan hidup biasa kita." Ucap Iseul

"Ya. Tapi sekarang sudah ada yang berbeda." Heli mengulurkan tangannya

Sooha tersenyum dan menggemgam tangan Heli

"So sweet~." Kata Shion. Iseul menutup mulutnya menahan mual, sementara yang lain tertawa

To Be Continue...

~•~

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

* * * * *

Satu eps lagi besok di update tungguin yeee (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

ONE IN A BILLION✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang