"Wahh megah sekali!."
"Kau benar."
"Sooha Iseul!. Kalian pasti kesusahan menemukan rumah didalam hutan ya." Ujar Heli
"Ah tidak juga kok. Ngomong-ngomong, ini rumah kalian?." Tanya Sooha
"Aku yang membangunnya!." Seru Shion
"Bukan. Dulu ada seseorang dari panti kami yang mensponsori kami, dan rumah ini warisannya setelah dia meninggal." Jawab Heli
"Ohh begitu."
"Aku yang merawat kebun disini!." Seru Shion lagi
"Bukan juga. Karena harus tinggal di asrama sekolah, kami hanya bisa kesini saat libur atau akhir pekan." Ujar Heli lagi
Sooha dan Iseul saling tatap dengan tersenyum sumringah
"Sooha Iseul!."
"Hng?. Ah Khan Tahel Najak Enzy!."
"S-senang bertemu dengan kalian lagi." Ujar Khan gugup
"Iya senang bisa bertemu kalian lagi!." Seru Iseul gembira membuat wajah Tahel merona merah
"S-sudah lama ya kita tak bertemu." Ujar Tahel sama gugupnya
Iseul hendak bicara namun Shion melesat ke depan mereka
"Padahal hari itu kami hanya basa-basi, ternyata kalian datang ya. Kalian tak pernah berubah." Ujar Shion
"Ya kami tahu kalian tak akan suka kami datang, kalian kenapa pakai lahir segala sih?!." Pekik Najak kesal. Enzy meng-lelah
"T-teman-teman, sebaiknya kita masuk sekarang!." Ujar Sooha menyadarkan semuanya
Semuanya bergembira di pesta itu. Melihat Sooha yang asyik berbincang dengan Khan, Iseul memutuskan untuk mengambil minuman sendiri
"Sendiri saja?."
Iseul menengok
"Ah ketua!."
"Kau ini. Panggil namaku saja, Raigar."
"Eh tapi kau kan lebih senior." Ujar Iseul seraya meminum sirup merah itu
Raigar terkekeh. Mereka lalu berbincang asyik
"Hey Iseul!."
Iseul menengok
"Jakah?. Ada apa?." Tanyanya
Jakah menatap Raigar tak suka
"Kau tak membawa hadiah?."
Iseul diam sebentar lalu menjentikkan jarinya
"Ah sama Sooha!. Kak, aku balik dulu ya." Pamitnya
Raigar mengangguk. Iseul lantas pergi bersama Jakah
"Sooha kau sudah memberikan hadiahmu?." Tanya Iseul
"Em, seperangkat alat pencegah vampir!. Bagaimana denganmu Iseul?." Tanya Sooha balik
Iseul membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang. Didalamnya ada sebuah bola yang bertangkai emas
"Apa itu?." Tanya Shion
"Ini semacam jimat, almarhum ibuku memberikannya kepadaku saat masih kecil. Dan sekarang menjadi milik kalian." Ujar Iseul
"Eh tapi kan itu kenang-kenangan dari ibumu." Sungut Jaan. Iseul menggeleng
"Ibuku selalu ada dihatiku, aku tak perlu sebuah barang untuk mengingatnya. Oh ya ini bukan bola biasa lho, dia akan menunjukkan warna merah jika ada bahaya. Aku hanya punya satu, jadi berbagi ya hehe." Iseul memberikannya ke Noa
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE IN A BILLION✔️
Vampiros[ᴱᴺᴴʸᴾᴱᴺ ᵂᴱᴮᵀᴼᴼᴺ ˣ ᴿᴱᴬᴰᴱᴿ] Moon Iseul, putri sulung salah satu professor terbaik di Deselis Academy. Sifat ramah dan gaulnya membuatnya memiliki banyak teman, hal itu dipergunakan untuk mengisi posisi ayah yang dirindukannya Dari kecil, ayahnya sela...