Ketujuh vampir kita sampai di balai kota. Sempat enggan untuk masuk karena perasaan tak enak, tapi tiba-tiba pintu balai dibuka begitu saja memperlihatkan seorang wanita berambut hitam-merah
"Disana rupanya kalian. Kami sudah menunggu dari tadi."
Heli dkk terkejut
"Aku adalah sekretaris wali kota, namaku Trisha. Kalian pasti mau menemui wali kota kan?. Ayo ikut aku."
Mereka bertujuh saling tatap dan mau tak mau mengikuti wanita itu. Dijalan mereka saling bertelepati untuk waspada karena wanita didepan mereka ini bukanlah vampir biasa
"Kita sudah sampai."
Heli dkk terdiam
"Kenapa?. Kaget kalau wali kota disini adalah manusia?. Yahh, harus ada manusia penurut untuk mengatur kota ini, ah tidak akulah yang membuatnya menurut. Jadi dalam kata lain akulah pemimpin Automnal." Ujar Trisha seraya mengibas rambutnya
"Heh cabe dimana rajamu itu membawa Sooha dan Iseul ha?!." Seru Jaan kesal
Perempatan imajiner muncul di dahi Trisha
"Katakan, dimana Blood Altar?." Ucap Heli dingin
"Kalian ini terburu-buru sekali ya. Padahal aku punya hadiah lho." Trisha menekan sebuah tombol remote dan sebuah rak buku bergeser
"Kak Heli bagaimana ini?." ~ Solon
"Mau tak mau kita ikut dulu, walau ini adalah jebakan." ~ Heli
Akhirnya mereka mengikuti Trisha masuk ke tempat itu yang seperti tempat suci. Seketika Heli mengingat gumaman Sooha yang ada di mimpinya waktu di kereta
'Tempat suci ... jangan-jangan'
"Nah lihat ini. Ini adalah senjata zaman kuno. Di masa lampau, kau menggunakan pedang ini. Jadi tunggu apa lagi?. Ambillah."
Heli membeku. Ia yakin itulah pedang yang dimaksud Sooha dalam mimpinya
"Sebenarnya aku ingin memberikannya langsung, hanya saja tubuhku bisa langsung bila menyentuhnya." Lanjutnya
Semuanya saling tatap
"'Tidak mungkin dia memberikan senjata yang berakibat fatal kepada kita' kalian pasti berpikir begitu. Ya benar sih, tapi..." mata Trisha berkilau
Seketika tubuh Heli bergerak sendiri berjalan menuju pedang itu. Tangannya terulur menyentuh pedang itu, dan seketika seluruh ingatan masa lalunya terputar
Heli terduduk dengan ngos-ngosan dan berderai air mata
'Apa itu ingatan masa laluku?. Rasanya benar-benar nyata'
"Tak peduli betapa berbahayanya, yang penting ialah kemana arah ujung pedangnya menghadap. Nah, sekarang kau akan menebas teman-teman mu ... dengan pedang yang kau gunakan untuk membunuh ras ku."
* * *
"Sepertinya para vampir itu datang ke balai ini." Ucap Khan
Ya, kelima manusia serigala itu datang ke balai kota. Ah ada seseorang yang terlindungi sebuah jubah
"Apa yang kalian tunggu?. Ayo masuk!." Dia adalah kembaran Trisha, Trenna
Bruk
"Jino!." Seru Jaan setelah membuat Jino tak sadarkan diri
Yang lain sudah terkapar. Kecuali Heli dan Jaan, serta Jakah yang masih setengah sadar
"Sekarang tebas leher temanmu dan bawakan kepalanya padaku!." Teriak Trisha
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE IN A BILLION✔️
مصاص دماء[ᴱᴺᴴʸᴾᴱᴺ ᵂᴱᴮᵀᴼᴼᴺ ˣ ᴿᴱᴬᴰᴱᴿ] Moon Iseul, putri sulung salah satu professor terbaik di Deselis Academy. Sifat ramah dan gaulnya membuatnya memiliki banyak teman, hal itu dipergunakan untuk mengisi posisi ayah yang dirindukannya Dari kecil, ayahnya sela...