Pertandingan Nightball semalam benar-benar diluar nalar. Awalnya aku ingin main baik-baik tidak seperti Heli dkk yang menggunakan kemampuannya. Tapi tentu aku punya rencana sendiri
Ya, siapa sangka ternyata ada gadis lain yang memiliki kemampuan layaknya aku dan Sooha. Aku sering bertanya dengan Sooha, tapi sesuai dugaanku kami belum pernah melihat mereka mau di masa lalu atau masa sekarang
Kejadian itu dimulai ketika aku baru lulus SMP dan lanjut ke kelas 10. Liodra dan Kirene datang bersama-sama. Katanya mereka dari desa diujung timur Riverfield
Awalnya mereka populer di kelas karena ya sangat cantik. Tapi aku tak kesah dan hanya berteman dengan Hana, sementara kedua temanku yang lain memutuskan untuk lanjut sekolah ke tempat lain
Hana pun mulai berubah karena dia sering bergaul dengan anak-anak populer dan menyebutku ketinggalan jaman. Maksudku, aku bukanlah real Iseul. Isa, atau diriku di masa lampau, masih berada dalam jiwaku. Tapi, sudahlah
Suatu hari aku dikejutkan oleh Liodra dan Kirene yang tiba-tiba mendekatiku. Aku pun mulai masuk ke lingkup pertemanan mereka walau tak terlalu banyak berbincang. Sampai akhirnya...
"Sebenarnya, kami datang dari Hivernal."
"Apa?."
"Kau, ketujuh vampir itu, dan Sooha si tuan putri. Kami tau tentang kalian."
"Justru nenek mengirim kami, untuk menjadi pengawal kalian."
Katanya mereka sama dengan Luca dan Luis. Sama-sama pengawal di masa lalu tapi berbeda kerajaan. Di hari itu mereka berlutut di depanku dan bersumpah akan selalu setia
Kirene, nama lengkapnya Yoo Kirene. Warna violet di rambutnya itu anugrah katanya. Dia dapat mengendalikan ilusi. Sebenarnya waktu di lapangan, orang-orang melihat angin padahal aslinya tidak. Makanya mereka terkecoh
Sementara Liodra, Han Liodra maksudku. Dia punya kemampuan unik. Selain kemampuan kuatnya seperti Jaan, ternyata sihir aslinya ialah rambut. Rambut hitam dengan poni kelabunya itu
Mereka berdua hidup bersama di Hivernal dan memberantas para vampir yang terang-terangan menyerang. Tapi tidak dengan diam-diam, untuk itu adik dan ibuku tetap menjadi mangsa
Untuk sementara aku menuruti perintah Sooha untuk menjadi teman mereka, sampai mereka terbuka dan mau menceritakan diri asli mereka
(Iseul POV End)
~•~
"Ada apa?."
"Kami mau bertanya. Siapa kedua temanmu itu?." Tanya Jaan to the poin
Setelah menonton pertandingan, Heli dkk serta Khan dkk juga merasakan ada yang berbeda dengan kedua teman Iseul. Mungkin yang lain tidak menyadarinya tapi mereka spesial ingat?
"Ah kalian, biarkan Iseul beristirahat dulu. Dia pasti lelah sehabis pertandingan kan?." Ucap Sooha seraya menarik Iseul untuk pergi
"Mereka bukan vampir kan!." Teriak Shion tiba-tiba menghentikan langkah Iseul
"Menurutmu ... aku dan Sooha adalah vampir?." Shion terdiam
"Mereka sama seperti kami. Kalian punya tim sendiri. Tim vampir, dan tim serigala. Kami juga membuat tim kami sendiri, kami berempat. Aku harap kalian mau menerimanya ... seperti aku dan Sooha yang menerima kalian dulu."
Para lelaki disana tercekat, bahkan Sooha. Iseul mengusap wajahnya frustasi
"Maaf aku bicara frontal. Aku masih terkejut anggotaku masuk rumah sakit." Iseul menunduk. Heli tersenyum lalu mendekat
"Tidak apa. Maaf juga karena kami langsung memanggilmu. Kalian berdua pergilah ke asrama. Selamat malam." Ujar Heli
"Em, selamat malam Heli." Jawab Sooha
Mereka berdua pun pergi dengan Sooha yang memeluk pundak Iseul
"Aku mau ke rumah sakit."
"Apa?."
"Mungkin aku bisa menyembuhkan anggotaku itu dengan kemampuanku?." Tebak Iseul. Sooha diam dan membenarkan
"Tapi kita tak bisa keluar sekarang."
"Kau lupa kartuku bisa meminjam kekuatan siapa saja?." Sooha mengangguk
"Kami ikut!." Mereka berdua berbalik
"Kirene, Liodra."
"Boleh kan." Kirene menatap aneh Liodra yang mengeluarkan jurus puppy eyes
"Baiklah tapi jangan menatapku begitu."
"Yeay!."
Akhirnya mereka berempat berteleportasi menggunakan kemampuan Iseul dan sampai dengan cepat di ruang teman mereka dirawat
"Kalian berdua tunggu diluar." Pinta Iseul. Kirene dan Liodra hormat patuh
Iseul dan Sooha pun masuk dengan pelan. Karena sudah malam, jam besuk seharusnya sudah selesai
"Kasihan sekali. Teressa tak punya perasaan memang." Ujar Sooha melihat gadis itu yang dibaluti perban di seluruh tubuhnya
Iseul menatap datar lalu mengeluarkan tiga kartu hijau sekaligus lalu menempelkannya ke dada gadis itu
"Ini membutuhkan waktu lama. Sooha bisa tolong panggilkan Kirene." Sooha mengangguk dan pergi, tak lama ia kembali bersama Kirene
"Ya Iseul?."
"Manipulasi kartu ini agar tak kelihatan, jikalau ada suster yang datang." Kirene mengangguk
Sooha terkagum-kagum melihat kemampuan Kirene. Tiba-tiba Liodra datang sambil berlari panik
"Kalian, ada suster yang datang!."
"Sial, aku tak bisa mengeluarkan portal di ruang sempit!." Seru Iseul
"Kalau begitu ayo keluar, lewat jendela ini." Sooha membuka jendela
"Tapi tinggi sekali!. Tunggu aku ada ide."
Mereka berempat turun dengan selamat menggunakan rambut Liodra yang benar-benar lembut dan rapi, setelah itu mereka berlari menjauh dan kembali ke asrama dengan lancar
"Siapa itu?!." Pekik pak satpam. Mereka berempat buru-buru bersembunyi
Pak satpam tampak mengarahkan senternya ke tempat sembunyi Liodra dan Sooha
"Meow~." Bisik Liodra tiba-tiba
"Ah hanya kucing toh." Pak satpam pun kembali pergi sambil bersiul senang. Keempat gadis itu keluar lalu berlari ke asrama dengan tertawa
'Persahabatan itu bisa datang dari hal kecil ya...'
•END•
~•~
Jadi ada dua karakter yang bakal author masukin ke cerita ini di S2. Soalnya kayaknya musuhnya bakal banyak banget. Walau udah ada Heli dkk sama Khan dkk. Tetep aja cewek vs cewek gitu baru mantap wkwk
Kali ini kombek Enha bakal jadi Sunoo era. Semogaaa uri sunshine, dia yang paling dapat line dikit sama Niki jugaa
Sekali lgi yang mau dibikinin bonchap, mau Sooha x Heli, atau siapapun itu boleh banget chat aku yaa. Ada banyak caranya😘ENJOYYY (~ ̄³ ̄)~
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE IN A BILLION✔️
Vampiros[ᴱᴺᴴʸᴾᴱᴺ ᵂᴱᴮᵀᴼᴼᴺ ˣ ᴿᴱᴬᴰᴱᴿ] Moon Iseul, putri sulung salah satu professor terbaik di Deselis Academy. Sifat ramah dan gaulnya membuatnya memiliki banyak teman, hal itu dipergunakan untuk mengisi posisi ayah yang dirindukannya Dari kecil, ayahnya sela...