Bab 10

67 12 5
                                    

Dua hari sebelum Bastian berangkat ke Ramala Veliqar, surat tugas yang dikirim ke penginapannya justru membuat Bastian terbelalak.

"Aeryn!?" Bastian bergegas menemui sang istri. "Kenapa malah namamu yang ada di sini?"

Di dalam surat tersebut, telah terdaftar nama-nama penyihir yang akan ikut serta dalam penugasan ke Ramala Veliqar lusa nanti. Seharusnya nama Bastian ada di dalamnya, mengingat dia sudah mengajukan diri atas perintah Mr. Lockwood. Tapi justru nama istrinya yang ada di sana.

Aeryn yang sibuk membantu Bastian berkemas ikut membaca surat tersebut dengan kening berkerut. "Apa mereka tidak salah menulis?"

Bastian menggeleng. "Tidak mungkin mereka salah tulis sejauh itu. Ini terlalu aneh. Jelas-jelas aku sudah mengirim pesan pada Magistra Mamond. Selain itu, kau tidak aktif di Komite Penyihir, tidak mungkin mereka memilihmu di antara ratusan pegawai yang ada."

Tanpa pikir panjang, Bastian meraih mantel yang tersampir di kursi dan bergegas keluar kamar penginapan mereka. Tetapi Aeryn sudah menghentikannya sebelum pergi jauh. "Mungkin ini hanya kesalahan teknis."

"Sudah kubilang ini tidak masuk akal, Aeryn."

"Tidak apa-apa." Aeryn menahan lengannya. "Tidak masalah, aku bisa menemani Cecilia ke sana."

Mereka berdua terhenti di lorong, dikelilingi keheningan serta lukisan-lukisan dari pelukis tak bernama yang menghias dinding penginapan. Butuh waktu beberapa saat hingga Bastian bisa mengerti kejanggalan tersebut.

"Aeryn." Jemarinya meremas tepi surat. "Apa kau melakukan sesuatu?"

Bibir Aeryn bergetar singkat, disertai tarikan napas tajam yang disamarkan. "Tidak."

"Aeryn." Bastian mendekati istrinya, kini dia berbalik menggenggam lengan Aeryn. "Apa kau melakukan sesuatu?"

Kalaupun Aeryn mau mengelak, dia tidak tahu bagaimana caranya. Sorot matanya sudah mengungkapkan segalanya, belum lagi dari caranya mendesahkan napas. "Masuk ke dalam."

"Aery—"

Dia melepas cengkraman Bastian dan melangkah duluan ke kamar.

"Demi—" Bastian tidak bisa menyelesaikan ucapannya. Kedua tangannya diempaskan ke udara, tak percaya dengan apa yang telah dilakukan istrinya. Dia bergegas masuk ke dalam dan menutup pintu, berjuang agar tidak membantingnya.

"Aku mengirim surat kepada Edwin," Aeryn mengaku sebelum ditanyai untuk kesekian kalinya. "Setelah kau disuruh Mr. Lockwood untuk ikut bersama Cecilia, aku langsung meminta Edwin agar memilihku sebagai gantinya."

Kalau Bastian bisa beteriak, dia akan melakukannya. Namun di satu sisi dia bisa sedikit menebak jalan pikiran istrinya.

"Apa karena masalah sebelumnya?" tanya Bastian, berusaha mengendalikan nada bicaranya. "Kau khawatir soal aku dan Cecilia?"

Seenggan apa pun Aeryn mengaku, dia akhirnya mengangguk. "Aku juga tidak mau kau menurut pada Mr. Lockwood terus-menerus sampai-sampai harus menemni putrinya ke negeri asing," Aeryn memberikan pembelaan tambahan. "Tapi itulah yang masih kau lakukan, Bastian."

Bastian menyugar rambutnya, menjambak dirinya sendiri kuat-kuat. "Ini tidak semudah itu, Aeryn. Kau tahu apa yang Mr. Lockwood telah lakukan demi keluargaku, aku hanya ingin—"

"Membalas kebaikannya?" sambung Aeryn. "Berapa banyak yang dia keluarkan untuk membantumu, Bastian? Aku akan memberikan gelarku padanya kalau itu bisa membalas semua jasanya." Aeryn berjalan ke arah Bastian, menggenggam bagian depan baju suaminya erat-erat. "Apa pun, asal itu meringankan bebanmu."

The Cursed Blessing [#2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang