Naga pohon itu berusia lebih dari delapan puluh tahun, jika dilihat dari jumlah tanduk berbentuk daun maple yang tumbuh di kanan-kiri kepalanya. Berbeda dari Sycamore yang memancarkan kehangatan, Alder memancarkan kesan yang lebih serius. Tipikal yang akan langsung meninggalkan Cecilia bila dirinya sedang sedih, alih-alih memberinya semangat layaknya yang Sycamore lakukan. Tapi, ada baiknya tidak memberi penilaian terlalu cepat.
Sang naga tidak repot-repot memberi sapaan panjang-lebar kepada ratu ataupun peri lain di sana, hanya sekadar menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa dia menyadari kehadiran mereka. Sejak semula perhatiannya lebih tertuju pada Cecilia.
Marcus sudah mengingatkan bahwa naga tidak menerima salam khas peri. Cecilia cukup membungkuk dan menundukkan kepalanya sampai Alder selesai membauinya.
"Putri Naterliva," naga itu menyapa, terdengar lebih ramah dari tampangnya. "Kuharap perjalananmu kemari lancar-lancar saja. Sudah lama kami ingin bertemu denganmu."
"Suatu kehormatan bagiku bisa berjumpa denganmu, Alder," Cecilia balas menyapa sopan. "Kalau boleh tahu, apa hanya aku yang akan pergi?"
"Begitulah. Para naga cukup sensitif dengan kehadiran para peri dan manusia sehingga kau harus memaklumi ini."
"Artinya teman-temanku belum bisa ikut?"
"Kau tidak perlu khawatir mengenai apa pun. Keamananmu adalah tanggung jawabku," Alder menenangkannya. "Sekarang, sudah siap untuk pergi?"
Dengan hati-hati dia naik ke punggung sang naga. Sekarang dia benar-benar berharap menggunakan pakaian yang lebih praktis karena gaun ini sedikit mengganggu pergerakannya. Walau bahan katunnya jauh lebih mudah diatur sehingga tidak berkibaran saat terbang nanti.
Setelah Cecilia mengatakan bahwa posisi duduknya telah sesuai, sayap Alder terentang. Langkah ancang-ancang disertai kepak sayapnya yang kokoh segera membawa mereka mengudara tidak lama kemudian.
"Apa yang kau ketahui soal para naga di pulau ini, Putri Naterliva?" tanya Alder. "Aku yakin Marcus telah memberi tahu."
"Marcus bilang aku akan dibawa menemui Dewan Agung."
"Tahukah kau apa itu Dewan Agung?"
Cecilia cukup mengiakan. Berdasarkan penjelasan yang didapat, Dewan Agung terdiri dari perwakilan setiap jenis naga yang ada di Ramala Veliqar. Hidup dengan para peri membuat para naga sadar bahwa mereka butuh perwakilan untuk menghadapi permasalahan diplomasi ataupun kunjungan seperti ini. Bisa dibilang, Dewan Agung adalah saat-saat yang cukup langka bagi Cecilia karena semua jenis naga akan berkumpul.
"Bagaimana naga laut dan naga sungai hadir?" tanya Cecilia, mencoba mencari topik pembicaraan.
"Kupikir Marcus sudah menjelaskannya."
Memang, tetapi kalau begitu dia tidak akan punya topik pembicaraan dengan Alder. "Belum, tidak terpikir olehku untuk bertanya."
"Untuk naga laut dan naga sungai, kasus mereka cukup rumit karena keduanya tidak bisa jauh dari air. Kami harus membuat kolam dan mengisinya dengan air laut dan tawar. Mereka sama-sama bisa terbang sebentar di udara asalkan segera masuk ke air setelahnya. Seperti yang bisa kau simpulkan sendiri, pertemuan ini sangat merepotkan. Hidup kami akan lebih mudah bila tidak ada makhluk seperti manusia dan peri."
Cecilia menahan senyum meski Alder tidak bisa melihatnya. Mendengar naga itu menggerutu membuatnya geli. "Terima kasih sudah repot-repot menyiapkan pertemuan ini."
Keheningan yang berlangsung selama beberapa detik pecah setelah Alder berkata, "Kau orang kedua yang berkata demikian."
"Siapa yang pertama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Blessing [#2]
Fantasy[THE CHILDREN OF GODDESS #2] Kelanjutan Daughter of Naterliva Mendamaikan manusia dan naga hanyalah awal dari segala sesuatu. | • | Kabar kesuksesan Cecilia Lockwood dan teman-temannya terdengar hingga negeri seberang. Para naga pun tertarik untuk...