Bab 34

62 10 3
                                    

Seharusnya Eleonora sudah menduga sejak semula. Terlalu banyak kelalaian yang terjadi di luar dugaannya. Terlalu banyak hal yang dia remehkan, terlebih terkait sang Putri Naterliva. Kenyataan bahwa gadis muda itu bisa berinteraksi dengan Milmesor Balata sudah menjadi fakta yang menampar bagi harga dirinya.

Bisa-bisanya. Eleonora menggeram, kemudian berdiri dari tempat duduknya dengan kedua tangan terkepal di meja kerja. Dia tidak tahu bagaimana dirinya bisa bertahan selama beberapa jam di pesta itu, beramah-tamah seolah wibawanya sebagai ratu tidak dicabik-cabik oleh gadis manusia.

Bisa-bisanya sang dewi memberinya kekuatan khusus sebagai seorang penguasa, lalu membiarkan semua orang melihat bahwa Eleonora tidaklah seistimewa itu jika disandingkan dengan Cecilia. Selama ini dia melakukan segala sesuatu demi tanahnya, rakyatnya, dirinya sendiri. Dia sudah bertahan hingga melewati usia primanya, membiarkan ayahnya yang bodoh memimpin terlalu lama sebelum dirinya merebut tahkta secara sah. Dia telah membersihkan negeri ini dari berbagai hama, memberikan tempat terbaik bagi para peri. Dia telah mengekang putri keluarga Elosvari, memastikan perempuan licik itu tidak bisa berbuat apa-apa tanpa menunjukkan niat berkhianat.

Segala sesuatu telah dilakukan. Dikorbankan. Tetap saja, terdapat celah-celah yang disusupi, membentuk lubang menganga yang kini siap menelannya.

"Inati," Shadrick memanggil. Keberadaannya hampir terlupakan di ruangan itu.

"Apa pun yang hendak kau katakan, sebaiknya berupa solusi dari kekacauan ini." Eleonora memijat kepala dengan kedua tangan, berniat mencabut rambutnya hingga ke akar kalau itu bisa meredakan sakit kepalanya.

"Omong kosong apa pun yang Cecilia Lockwood katakan di perayaan tadi mungkin tidak sepenuhnya benar," Shadrick melanjutkan bicaranya. "Gadis itu mengatakan soal kepeduliannya terhadap kerja sama yang telah dibangun serta kerja keras kedua temannya yang patut diapresiasi. Sekilas itu terdengar mulia, akan tetapi—"

"Intinya?" sela Eleonora dengan suara lelah.

Pemuda itu mendekati meja, berbisik kepadanya, "Kurasa Freya memanipulasi gadis itu," Shadrick berujar yakin. "Tidak melalui kekuatan, tapi melalui adiknya."

Diliriknya sang putra, mulai tertarik dengan pembahasannya. "Lanjutkan."

"Nalita melihat Cecilia Lockwood dan Espen Elosvari berdua saja di hutan dalam posisi yang... cukup intim." Shadrick tersenyum miring. "Dan bila diingat-ingat kembali, pemuda itu melanggar perbatasan hanya demi mengantar sang Putri Naterliva kembali ke kediaman kita. Baik Cecilia dan Freya pasti akan membantah bila kita membahas soal ini, tapi, bagaimana jadinya jika semua ini telah direncanakan? Bagaimana bila Freya memanfaatkan adiknya untuk mempengaruhi Cecilia meski sang Putri Naterliva membantah hal tersebut agar dirinya tidak kelihatan berpikir dangkal?"

Semua itu kedengaran masuk akal. Lagi pula, Eleonora tidak mengantisipasi gadis Lockwood itu terpikat dengan adik tidak berguna dari Freya Elosvari—yang di luar dugaan menunjukkan kegunaan dengan cara yang luput dari perhatian Eleonora.

"Harus kuakui, kedekatan ini memiliki kelemahannya tersendiri," lanjut Shadrick, kini cara bicaranya terdengar lebih konspiratif. "Posisi keluarga Elosvari pun bisa dibilang selalu di ambang batas bila mereka melakukan tindakan terang-terangan dalam melawan keluarga Balvarun. Maka dari itu bila mereka melawan, tentu kita punya hak untuk menyerang balik. Menilai dari semua itu, aku mungkin punya rencana yang tepat."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Sebenarnya apa maksudmu tadi menyuruhku tidak menyebut-nyebut soal keluarga Elosvari?" Cecilia merapikan rambutnya sambil bertanya kepada sang kakak. Perayaan telah berakhir dan mereka kembali ke kamar masing-masing. Connor berkunjung ke kamarnya untuk memeriksa kondisi Cecilia sekali lagi setelah segala sesuatu yang telah diumumkan gadis itu.

The Cursed Blessing [#2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang