Bab 32

69 8 2
                                    

Cecilia memerlukan waktu cukup lama untuk mempertimbangkan segala sesuatu, disertai diskusi bersama Connor, Freya, dan para penyihir. Marcus sulit dihubungi dan Sycamore seolah menyembunyikan sesuatu, menambah ketidaktenangan dalam hati Cecilia. Meski demikian, dirinya berhasil bicara dengan sang dragenologis dan memperoleh jawaban untuk mendukung keputusan akhirnya.

Setelah sibuk berdiskusi, berpikir, dan menimbang-nimbang selama dua hari terakhir, sekarang Cecilia tinggal mencari cara menemui Alder. Untuk membantu mewujudkan pertemuan tersebut, Freya memanggil para edkanra. Dia meyakinkan Cecilia untuk tidak menunggangi makhluk-makhluk itu di kala perut penuh, kecuali dia ingin memuntahkan semua makanannya di tengah jalan.

Mendengar kalau perjalanan mereka tidak akan mudah, Cecilia lebih memilih menyuruh Aeryn beristirahat, terlebih melihat wajahnya yang masih menunjukkan raut lelah, belum lagi dia mengeluhkan pinggangnya yang mulai sakit sehingga semakin tidak memungkinkan bila Aeryn harus menempuh perjalanan yang berat. Giana-lah yang akhirnya bertugas menemani Cecilia dan Connor.

Para edkanra tidak tinggal bersama kaum peri, sekalipun mereka merupakan sarana transportasi peri untuk menjelajahi seisi Ramala Veliqar. Hewan itu lebih digemari dibandingkan kuda, sebab mampu melewati medan paling terjal sekalipun.

Mereka dipanggil oleh Freya menggunakan peluit khusus yang tidak menimbulkan suara apa pun di telinga manusia, walau Freya mengaku bisa mendengarnya samar-samar, sementara di telinga edkanra akan terdengar amat jelas. Tidak lama kemudian tiga edkanra muncul dari balik pepohonan hutan.

"Terima kasih sudah datang kemari," Freya berucap kepada para edkanra. "Aku ingin meminta bantuan untuk mengantarkan Putri Naterliva beserta dua temannya menuju wilayah para naga."

Salah seekor edkanra terdepan mengamati Cecilia, Connor, dan Giana. Ekornya dinaikkan tinggi, sementara matanya terus mencari-cari celah untuk membuat kontak mata, seakan dia sedang menegaskan dominasi di hadapan orang-orang baru.

"Ini Reyvok, pemimpin kawanan," Freya memperkenalkan.

"Dan kau pasti Putri Naterliva," Reyvok menebak identitas Cecilia. "Aku bisa merasakannya."

Cecilia membungkuk hormat. "Senang bertemu denganmu, Reyvok."

"Izinkan aku memasang pelana," ujar Freya, menunjuk tiga pelana yang sudah disiapkan untuk menunggangi para edkanra. Reyvok mengangguk dan membiarkan Freya mempersiapkan dirinya beserta kedua rekannya untuk ditunggangi.

"Apa mereka tidak keberatan diperlakukan seperti ini?" bisik Giana pada Connor.

"Cara kerja di Ramala Veliqar memang seperti ini. Kau meminta izin kepada hewan-hewan dan selagi ada timbal balik maka mereka akan membantu," jawab Connor. "Seperti cerita dongeng, kan, Magistra Auburn?"

Giana mendenguskan tawa. "Harus kuakui, kedengarannya seperti cerita-cerita petualangan yang dulu kubaca."

Freya bekerja dengan cepat dan ketiga edkanra itu sudah dipasangi pelana. "Pegang baik-baik pelana itu dan jangan sekalipun dilepas. Selipkan telapak kaki ke kait yang tersedia. Tubuhmu harus ditundukkan supaya tidak melawan angin," Freya memberi sederet instruksi. "Seharusnya kalian akan memasuki wilayah naga sebelum tengah hari."

Masih dengan tatapan cemasnya, Freya menatap Cecilia. "Kau yakin tidak mau aku ikut?"

"Kami bisa melakukannya," Cecilia meyakinkan, lalu berjalan ke arah Reyvok. "Aku mohon izin menaikimu."

Sang edkanra menundukkan tubuhnya, membiarkan Cecilia memanjat naik. Rasanya mirip seperti menunggangi kuda, terlebih setelah hewan itu kembali berdiri. Kalau Cecilia menutup mata, dia bisa membayangkan dirinya sedang menunggangi kuda kesayangannya, Felipe.

The Cursed Blessing [#2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang