"hidup itu terkadang seperti lelucon, kadang bisa membuatmu tertawa bahagia tetapi semenit kemudian malah menangis tersedu sedu"
Matahari bersinar cerah mengawali pagi yang indah, di bawah gulungan selimut berwarna hijau muda itu ada sesosok laki laki manis dengan wajah menengadah ke langit langit rumah dengan bilah bibir tipis yang terbuka sedikit.
Waktu sudah menunjukan pukul sembilan pagi, tetapi tidak ada tanda tanda jika lelaki manis itu akan bangun dari tidur lelap nya. Justru tangan lentik nya malah semakin mengeratkan selimut di badan seolah kehangatan kain tebal itu takut di renggut dari tidur nya.
kriingg kriingg
Dering telpon yang berbunyi mulai mengusik tidur si manis, ia mengerjap ngerjapkan mata bulat nya sebelum tangan nya meraba raba nakas meja yang ada di samping tempat tidur. Ia menyipitkan mata begitu membaca siapa nama si pemanggil
"Ck, ada apa menelpon di pagi buta? merepotkan saja, jika tidak penting sama sekali maka aku jamin akan membuat leher mu itu patah"
"Pagi buta? sial, ini bahkan sudah menjelang siang won! kau tidak berniat untuk di berhentikan di minggu pertama mu bekerja kan?"
Mata bulat itu melotot sempurna mendengar ocehan si penelpon, ia memicingkan mata melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul setengah puluh.
Lantas tanpa repot repot menyahut pertanyaan si penelpon, lelaki bernama jungwon itu segera meloncat dari atas kasur dan masuk secepat kilat ke dalam kamar mandi.
╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌
"Sialan, kenapa si pria kim itu baru berniat membangunkan ku di jam segini? apa dia berniat membuat ku benar benar di pecat?", mulut kecil itu menggerutu sembari membenarkan ikatan di dasi nya, dia menghembuskan nafas kasar dengan pandangan gusar.
Bagaimana mungkin bisa ada orang seteledor dia? minggu pertama bekerja malah kesiangan dan ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi bagaimana marah nya sang atasan saat mengetahui ini.
Semoga ada sedikit keajaiban, jungwon sudah lelah hidup di rumah sempit dengan hanya bergantung pada mie dan roti setiap harinya. Jadi dia memutuskan untuk mencari pekerjaan yang layak, sebelumnya jungwon memang bekerja menjadi pengantar pos dan dia nekat untuk berhenti bekerja demi melamar kerjaan lain di gedung gedung tinggi itu.
"Tamatlah riwayat kau jungwon, ucapkan selamat tinggal pada semua mimpi mu untuk menjadi orang kaya"
Jungwon berlari menuju halte untuk menunggu bus yang akan mengantarnya ke kantor tempat dia bekerja.
╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌╌
Jungwon menendang beberapa kerikil di atas jalanan yang cukup sepi, ia melangkahkan kaki nya dengan gontai. Mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, saat sudah sampai di kantor ia dapat melihat bos nya menunggu nya dengan wajah garang dan melempar amplop cokelat menyuruh jungwon membuka nya.
Amplop yang berisi jika jungwon di berhentikan kerja, jungwon meraung raung saat itu meminta keringanan tetapi si bos malah menyuruh satpam di sana untuk menyeret tubuh kecil nya keluar dari kantor berlantai tiga puluh itu.
Mendesis kesal ia pun memilih duduk di trotoar sembari menelungkupkan wajah nya di lipatan tangan nya, tangan satu nya terjulur menengadah untuk merasakan bulir bulir air yang turun menandakan bahwa sebentar lagi akan hujan.
plukk
Jungwon terhenyak merasakan sesuatu yang ringan jatuh di atas tangan nya yang menengadah, ia membolakan mata nya melihat dua lembar uang berwarna merah.
Ia mendongak menatap seseorang yang berdiri di depan nya dengan pandangan bingung, maksudnya ini apa? memberi uang kepada dirinya tiba tiba?
"Ambilah, aku tau pengemis muda sepertimu memang sedikit menyebalkan padahal masih bisa bekerja. Tetapi aku memberikan uang itu padamu karna kasian" ucap lelaki itu dengan wajah datar nya
Jungwon menganga mendengar perkataan pria asing itu, pengemis katanya? jungwon tidak salah dengar kan?
Tanpa perlu mendengar jawaban dari jungwon, pria tinggi itu berjalan meninggalkan jungwon dan berjalan menuju mobil lamborghini nya.
Jungwon yang baru mencerna situasi yang tengah terjadi pun lantas berdiri dan berteriak, "YAAAAAK!! aku ini bukan pengemis tuan sok kaya sialan!!"
Tetapi pria asing itu tidak mendengarkan dan melajukan mobil mewah nya meninggalkan jungwon yang masih berteriak menegaskan jika dia bukan seorang pengemis.
Nafas nya terengah engah akibat berteriak sedari tadi, dia memandangi tangan nya yang menggenggam uang dua ratus ribu. Mendecih kesal dia pun memasukan uang itu ke dalam saku nya
"Yah sepertinya tidak buruk juga, uang ini bisa aku belanjakan untuk membeli makanan"
Jungwon berjalan menyusuri jalanan yang kebetulan sedang sepi itu, langkah kaki nya membawa nya masuk ke dalam sebuah bangunan kecil yang bertuliskan kantor pos. Menggigit bibir ragu untuk beberapa saat akhirnya dia memutuskan nekat memasuki kantor pos itu.
"Selamat siang tuan jung", jungwon cengengesan saat menyapa seorang pria yang duduk di kursi sembari membubuhkan perangko di atas beberapa amplop
Pria itu menengadah melihat ke arah jungwon dan tersenyum lebar
"Jungwon? ada apa kau kemari? ku kira kau sudah berhenti bekerja seminggu yang lalu, lantas apa yang membawamu kembali ke sini?"
Jungwon menggigit bibirnya takut kemudian berujar lirih "Boleh aku kembali bekerja disini lagi?"
"Apa kau bergurau jungwon? bukan nya kau sudah punya kerjaan lain?"
Tuan Jung memandang jungwon dengan tatapan bingung, pasalnya baru seminggu yang lalu anak muda yang satu ini dengan tegas mengajukan surat pengunduran diri beralaskan jika dia sudah punya pekerjaan lain yang lebih layak dan tiba tiba hari ini secara mengejutkan si pemuda manis datang lagi meminta untuk bekerja disini kembali.
"Emm..ya aku di pecat lagi tuan jung, sepertinya hidup dan mati ku sudah berada di kantor pos ini", Jungwon berucap dengan nada lesu dan sedikit mendramatisir keadaan
Dia kembali mengingat kehidupan nya yang selama ini bergantung pada uang dari hasil mengantar pos ke rumah rumah, tidak seberapa namun masih cukup untuk membeli uang dan mengisi perut kecil nya.
Tuan jung terdiam sebentar nampak menimang nimang perkataan si pemuda tadi, setelah menghela nafas pelan dan mengangguk akhirnya tuan jung menerima jungwon untuk bekerja kembali di sana
"APAAA??! terimakasih banyak tuan jung, terimakasih! aku kira kau tidak akan menerima ku lagi di sini"
"Aku menerima mu karna aku kasian pasti kamu belum punya pekerjaan lagi setelah di pecat, aku tidak mau di hantui perasaan bersalah jika nanti mendengar kabar kematian mu karna kelaparan di rumah sempit itu"
Sedikit merengut saat mendengar jawaban tuan jung namun jungwon tidak begitu memikirkan nya yang terpenting dia sekarang punya penghasilan lagi
Setelah membungkukan badan dan mengucapkan terimakasih, jungwon bergegas pergi ke rumahnya walaupun tetes demi tetes air hujan mulai membasahi bumi
Dia menerobos hujan dengan senyum yang merekah manis di bibir tipisnya, langkah kaki kecil itu dia percepat agar sampai di kediaman nya yang sempit
KAMU SEDANG MEMBACA
Pair Jantungku JAYWON [On Going]
Fanfiction"Aku hanya cinta harta mu bukan dirimu jay" "Aku tidak peduli, selagi kamu di sisiku aku akan memberi apapun yang kamu mau" Bagaimana jika jay si sosok pengusaha muda dengan tampang yang rupawan serta harta yang melimpah justru terjatuh dalam pesona...