Keempat belas

423 22 0
                                    

Jika aku mentari, maka kamu adalah bulan. Gelap dan Terang tidak akan bisa bersama

Si manis sudah lebih dulu terbangun, mata nya menyipit mendapati suami nya masih betah menjelajahi alam mimpi. Menyentuh hidung mancung itu perlahan lalu mengusap bibir tipis nya yang semalam sibuk memagut dan memberikan kecupan cinta di tubuh polos nya membuat dia kembali merona mengingat kegiatan mereka itu.

"Hmm sepertinya hyung sangat suka tidur, setiap terlelap pasti susah bangun"

Jungwon menggigit hidung bak perosotan itu gemas kemudian menarik narik bibir bawah si dominan mencoba mengusik tidur nyenyak nya.

"Ughh.. jungwon?", sapaan suara serak khas orang bangun tidur mengalun di belah bibir jay. Dia tentu terganggu dengan tangan si manis yang usil

"Selamat pagi hyung tukang tidur"

Jungwon tersenyum lebar hingga gigi kecil nya menyembul malu malu, jay refleks membalas senyuman manis nya walau mata nya masih tertutup sebelah.

"Pagi juga sayang"

"Hyung aku lapar"

"Ah kau lapar? hm baiklah tunggu sebentar, kau sudah mandi?"

"Belum hyung, di bawah masih terasa sedikit sakit", sengaja jungwon mencicit di kalimat akhir dengan wajah yang memerah

Jay terkekeh dan mengusak surai halus istri manis nya, "Baik, itu aku anggap sebagai kode untuk mandi bersama. Mari nona saya antarkan menuju kamar mandi nya"

Tanpa menunggu protes si manis, jay mengangkat jungwon ala bridal style menuju kamar mandi. Dia tertawa menyaksikan wajah jungwon yang semakin merah dengan alis menukik entah karena marah atau salah tingkah

Jay masuk ke dalam bathub dengan jungwon yang duduk di pangkuan nya, dada bidang nya di jadikan sandaran si manis. Mereka menikmati waktu berendam tersebut, saling menyabuni badan satu sama lain. Tidak ada hal iya iya yang terjadi selagi mereka melakukan mandi bersama, jay cukup tau diri jika istri manisnya ini pasti masih kelelahan semalaman di gempur oleh penis nya.

"Dingin?"

Yang ditanya menggeleng pelan dan tersenyum kecil, "Tidak, air nya cukup hangat"

Mengangguk kemudian mencium pipi gembil itu kilas, jay bersyukur setidaknya jungwon tidak rewel seperti submisif biasanya yang sehabis bercinta akan selalu merengek sakit di bagian bawah.

.
.
.
.

Jay menuruni undakan tangga dengan jungwon yang dia gendong di belakang punggung nya, sebenarnya jungwon sempat menolak namun jay bersikeras untuk menggendong nya tidak ingin sakit di bagian bawah kesayangan nya makin menjadi jadi.

Langkah nya sontak terhenti saat sudah sampai di dapur, di sana terlihat ada dua orang yang wajah nya asing bagi jungwon. Namun melihat raut wajah jay yang berubah terkejut membuatnya menebak nebak siapa gerangan mereka berdua?

"Mom, dad? kapan kalian ke korea? kenapa tidak berkabar?"

"Hey son, sengaja tidak memberi kabar agar terlihat seperti kejutan bukan begitu darl?"

Yang ditanya mengangguk dan tersenyum lembut, "Betul sekali apa kata daddy mu itu jay, omong omong yang di belakang punggung mu itu siapa?"

Pair Jantungku JAYWON [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang