Selamanya kamu hanya akan menjadi milik ku, tidak peduli takdir atau apapun yang menghadang jalan kita nantinya
Suara ketukan pintu masih terdengar menandakan jika jay masih bersikeras untuk bertemu dengan jungwon yang tengah merajuk di dalam. Sunoo mulai jengah dengan drama pasangan ini, lantas dengan cepat tangan kurus nya memukul bahu pemuda berbadan dua itu yang masih betah bergelung di kasur. Bahkan air mata masih menggenang di pelupuk nya, sunoo mendengus kesal
"YAAK! jungwon, kau yakin tidak mau keluar dan menemui jay hyung mu itu hah?!! Aku jengah mendengar suara ketukan pintu itu sialan, bisa bisa kita di tendang dari hotel ini jika berbuat keributan"
Jungwon menatap sunoo sengit, dia memicing sebelum balas berteriak di depan wajah pemuda gembil itu, "HEYY SUNOO! KAU INI LABIL SEKALI, TADI MENDUKUNG AKU SEKARANG MALAH MENYURUH BERTEMU DENGAN JAY?!"
Telinga sunoo rasanya hampir berdarah mendengar teriakan jungwon, sabar sunoo sabar jika tidak ingin di depak jay dari daftar penumpang gratis. Sunoo mengelus dada nya heran melihat kelakuan jungwon yang semakin menjadi jadi, mungkin karna bawaan anak nya? Sunoo yakin anak itu besarnya akan mirip ibu ibu komplek yang nyinyir
"Keparat! Tidak usah berteriak juga kau pikir aku ini tuli?! Hey jungwon, aku menyuruh mu keluar dan menemui jay agar masalah ini selesai. Lebih cepat lebih bagus, kau tidak mau menunda nunda pembagian harta warisan bukan?"
"Ehmm kau benar juga, jadi aku harus keluar begitu?"
Mata bulat jungwon yang masih berair memperhatikan daun pintu yang masih di ketuk suami nya dari luar, dia menoleh sebentar ke arah sunoo yang nampak menyuruh nya pergi seolah berkata 'cepat keluar bodoh'. Cihh menyebalkan sekali
Maka dengan langkah gontai dia berjalan menuju pintu dan membuka nya dengan gerakan slow motion, terlihat jay yang memasang raut wajah gusar. Jay yang melihat jungwon membukakan pintunya lantas dengan cepat memeluk istri cantiknya dengan erat
"Sayaang.. Jangan marah, aku bisa menjelaskan semuanya. Itu tidak seperti yang kau lihat"
Jungwon hanya diam dan tidak bergeming, dia itu masih dalam mode merajuk. Jungwon malah memanggil kalimat di otaknya yang telah dia siapkan tadi saat bertemu dengan jay, dia sudah menyiapkan beratus ratus kata makian dan agenda 'pembagian warisan' namun sekarang malah lupa begitu saja
"Hyung lepas! Sesak!", tangan jungwon mencoba melepas pelukan jay di badan nya. Jay berniat membunuh nya ya?
"Tidak mau nanti kau kabur lagi, ayolah sayang maafkan aku"
"Ya ya ya baiklah tapi jangan di peluk seerat ini Hyung! Kau pikir aku ini guling hah?! Kau membuat ku hampir mati kehabisan nafas tau"
Akhirnya mau tidak mau jay melepas pelukan itu, dia menengok ke dalam kamar melihat sunoo yang memandangi mereka dengan tatapan julitnya.
"Apa?! Sana pergi, aku tidak butuh drama di depan pintu kamar hotel ini", entah mendapat keberanian darimana sunoo berkata demikian pada jay. Sepertinya dia lupa jika dia masih masuk ke dalam daftar penumpang gratis selama liburan ini
Jay mendengus, dia mengalihkan pandangan nya pada wajah jungwon yang masih tertekuk kesal. Pipi nya menggembung lucu dengan sisa air mata yang mengering, manis sekali bahkan saat dalam keadaan seperti ini pun jungwon tidak pernah terlihat buruk di mata nya. Oke Jay, jangan bucin dulu sekarang kau harus membujuk makhluk imut ini
"Kita bicarakan ini di kamar saja, sunoo sedang sembelit katanya", Jay menggendong jungwon menghasilkan pekikan kaget dari si manis
"Hyuung..!!", jungwon kira dia akan di lempar dari atas hotel tadi. Tangan nya melingkar refleks di leher kokoh suami tampan nya–ralat maksudnya suami tukang selingkuh nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pair Jantungku JAYWON [On Going]
أدب الهواة"Aku hanya cinta harta mu bukan dirimu jay" "Aku tidak peduli, selagi kamu di sisiku aku akan memberi apapun yang kamu mau" Bagaimana jika jay si sosok pengusaha muda dengan tampang yang rupawan serta harta yang melimpah justru terjatuh dalam pesona...