Keempat

476 35 0
                                    

Uang memang bukan segalanya, tapi dengan uang kita bisa membeli segalanya

"eunghh~ jam berapa ini?"

Jungwon menyipitkan mata sembari mengucek ngucek mata nya guna memperjelas penglihatan, ia menoleh ke samping menyadari jika jay masih berada di kamar nya bahkan tengah memeluk nya posesif sekarang

Dia memiringkan badan menatap ke arah jay yang masih tertidur, jungwon memegang hidung mancung jay lalu sedetik kemudian dia memajukan bibir nya sebal.

"aish yang benar saja, aku iri kenapa hidung mu sangat mancung tidak seperti hidung ku", jungwon lalu memegang hidung nya sendiri dan kekesalan nya pada jay semakin menjadi jadi

jay sama sekali tidak terusik dari tidur nya padahal yang habis di hajar kan jungwon tapi kenapa seperti nya tidur nya lebih lelap ya?

tak mau ambil pusing, jungwon berniat untuk turun dari kasur dan pergi ke bawah meminta makanan pada para maid dirumah jay ini. Numpung tinggal dirumah orang kaya jadi jungwon harus memanfaatkan momen ini.

Jungwon mencoba menyingkirkan lengan kekar jay dari pinggang nya namun sayang karna seinci pun bahkan lengan jay tidak berpindah, malah pelukan jay di pinggang ramping nya tambah mengerat.

"mau kemana?", suara serak jay mengagetkan jungwon yang sibuk mencari cara agar dia terlepas dari pelukan jay

"Kau?! mengagetkan ku saja! aku ingin keluar, aku ingin makan", jungwon menatap jay nyalang yang di balas tatapan datar

"kenapa tidak membangunkan ku? ayo kita ke dapur, aku akan membuatkan mu makanan"

lalu jay melepaskan pelukan nya pada jungwon dan turun dari kasur, jungwon dengan cepat meloncat mengikuti jay yang sudah keluar dari kamar lebih dulu.

"YAAAAK! tunggu aku! kau ini kejam sekali dengan ku tuan park", dia menggerutu namun tungkai kaki nya terus berlari menyusul jay yang sudah berjalan di depan sana menuruni undakan tangga menuju dapur

"Hati hati jungwon, jangan berlarian nanti kau akan terja–"

brukk

belum selesai perkataan jay, jungwon sudah tersandung dan jatuh menelungkup. jay berdecak malas dan segera mendatangi jungwon, dia membantu jungwon untuk berdiri. Di lihatnya jungwon tengah menahan isakan, wajah nya memerah dan mata nya berkaca kaca.

Jay ingin tertawa tapi tidak jadi, jungwon pasti akan benar benar menangis. "Sudah ku bilang jangan berlarian jungwonnie, apa yang sakit? kaki mu?"

Tangan nya terulur mengusap lembut rambut jungwon dan menatap wajah manis itu dengan raut khawatir, jungwon mengangguk dan menunjuk pergelangan kaki nya. Jay lantas melihat ke arah sana dan menemukan kaki jungwon yang membiru, sepertinya terkilir.

"Baiklah sayang, jangan menangis oke? aku akan menggendong mu, biar aku panggil bibi song untuk memijat nya"

Mata bulat jungwon melotot lucu dan menggeleng gelengkan kepalanya cepat, "Tidak mau! aku mau makan dulu, aku lapar jaaaay"

jungwon merengek dan pelupuk matanya sudah berair, jay jadi gelagapan dan kemudian memegang pipi gembil jungwon sayang. "Hey hey jangan menangis sayang, baiklah kita makan dulu"

Pair Jantungku JAYWON [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang