Kedelapan Belas

305 26 4
                                    

Satu kesalahan akan melahirkan beberapa kesalahan yang lain, membuat banyak kesalahan untuk menutupi kebenarannya

Jay menatap jungwon yang saat ini tengah meremat erat selimut nya, mata nya sudah berkaca kaca dengan bibir yang mencebik takut. Jika saat ini tidak dalam keadaan marah mungkin Jay akan segera menciumi seluruh wajah menggemaskan itu

"Jelaskan siapa soobin itu padaku"

Suara dalam dan raut datar di wajah Jay membuat jungwon meneguk ludah susah payah, harusnya jungwon mengunci ponsel nya kemarin agar tidak dibuka sembarangan oleh Jay. Ingin marah tapi dia sadar diri, ponsel itu pemberian suaminya

"Dia teman ku hyung"

"Teman mana yang sebegitu perhatian nya menanyakan sedang melakukan apa, sudah makan atau belum, sedang dimana? Apa itu masih wajar di sebut teman?"

"T-ttapi..", jungwon tidak sanggup melanjutkan nya, memang dirinya hanya teman soobin namun ada sedikit yang berbeda. Jungwon menyukai soobin dari lama meski cinta nya bertepuk sebelah tangan

"Tapi apa? Kau tidak bisa mengelak lagi sekarang, aku tanya siapa sebenarnya soobin?! Apa hubungan kalian berdua?"

Dia mencengkram dagu jungwon dan menatap tajam iris bulat yang sudah berair itu, mengingat isi percakapan soobin dengan jungwon membuat Jay kembali emosi

Melihat jungwon yang tetap bungkam dengan menggigit bibirnya menahan isakan semakin membuat Jay marah, "Apa kau berubah jadi bisu yang jungwon?"

"Hikss.. Hyung! Aku hanya berteman, kita hanya berteman saja hiks"

"Pembohong! Apa perlu aku temui langsung si soobin ini hm?"

Jungwon membola mendengar nya, dia menggelengkan kepala ribut dan menahan tangan Jay yang masih mencengkram dagunya kuat. Ia yakin pasti akan memerah nanti, rasanya sangat sakit

"Tidak!! Hiks.. Hyung jangan! A-akuu hikss aku suka padanya tapi kita hanya berteman, soobin Hyung sudah punya kekasih hikss.. Hikss.."

Habis sudah kesabaran Jay, dia melepas cengkraman di dagu jungwon dengan kasar. Meski sedikit melihat ruam merah disana akibat ulahnya namun saat ini emosi lebih mengambil alih pikiran nya, bisa bisanya jungwon berkata begitu dengan enteng?

Jay lantas membanting ponsel berlogo apel itu hingga remuk tidak berbentuk, gigi nya bergemelatuk dengan tangan yang mengepal siap meninju apapun yang membuat emosinya bertambah. "Hebat yang jungwon, hebat sekali.. Sudah punya suami tapi malah tetap mengejar laki laki lain. Aku tidak tau kau semurah ini cihh"

Bibir tipis itu mendecih dan menyunggingkan senyum miring, dia meninju dinding yang tepat berada di sebelah jungwon sampai kepalan tangan nya lecet. Jungwon sendiri hanya mampu memejamkan mata sembari menangis, sungguh dia sangat ketakutan melihat sisi lain Jay saat marah. Sangat berbeda dengan Jay yang biasanya selalu bersikap lembut dan hangat

"Hikss.. Hikss.. Hyung"

"Menangis lah sesukamu, aku tidak peduli. Pikirkan kesalahan mu yang bersikap semurah itu pada dominan lain, aku tidak menyangka ternyata yang jake katakan itu benar adanya. Sialan, kenapa aku harus jatuh cinta padamu?!"

Dengan begitu Jay pun memilih keluar dari kamar tapi sesudah itu dia mengunci pintunya dari luar, mengurung jungwon yang masih menangis sesenggukan. Bukan Jay bersikap kejam, ia hanya kecewa dengan jungwon. Daripada dia bertindak semakin kasar dan kalut akan menyakiti si manis lebih baik dia keluar sementara, meski dia berkata kasar namun hatinya tidak munafik jika dia masih sangat mencintai pemuda mungil itu.

Si manis terus terisak, mata dan hidung nya memerah karna terlalu lama menangis. Tadi dia dipindahkan tidur nya dari mobil ke kamar, jungwon bangun dan ingin protes namun matanya melihat Jay yang menatapnya dengan tatapan tajam. Jungwon masih belum tau kenapa Jay menatapnya begitu, tetapi sedetik kemudian dia sadar jika Jay sedang memegang ponsel nya. Jungwon tau betul apa yang menyebabkan Jay marah, dan akhirnya mereka berakhir bertengkar begini

Pair Jantungku JAYWON [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang