Happy Reading!
...
"Gak usah apa mas? " tanya Divya berbisik
"Gak usah pakai sambel pak" ucap Reyhan datar pada pedagang tersebut
Divya yang mendengar itupun melotot "pakai sambelnya aja pak, yang beli saya bukan mas-nya" ujar Divya menunjuk suaminya itu
"Gak usah pak, nanti istri saya sakit perut. Dia punya penyakit lambung soalnya" sambil merangkul bayi Divya Reyhan menatap satu sendok penuh sambal yang ingin dimasukkan kedalam wadah batagor
"Apasih mas, aku juga yang makan bukan kamu" Divya kesal lalu melepas rangkulan tersebut
"Iyaa sayang, tapi sambelnya itu banyak banget" Divya merasakan elusan lembut dikepala nya
"Mba, jadi ini mau pakai sambel apa enggak? " tanya pedagang itu yang sedari tadi menyimak
"Gak udah pak" serobot Reyhan membuat Divya memberengut kesal
﹍﹍﹍﹍﹍﹍﹍﹍﹍﹍
Divya langsung masuk kedalam rumah menghiraukan Reyhan yang terus memanggilnya
"Sayangg! " pria itu berjalan menyusul sang istri yang sudah masuk kedalam kamar
Ceklek
"Sayang, sini" ucap Reyhan saat melihat gadisnya sedang menaruh tas di atas meja
"Kenapa? " raut wajah Divya berbeda dari biasanya
Grep
Divya terkejut saat tubuhnya sedikit terdorong ke belakang "maafin mas ya sayang" Reyhan mengelus punggung kecil istrinya
"Heum, iyaa" pria itu menangkup wajah Divya sambil mengelus pipi yang tidak terlalu chubby dengan hati-hati
"Maaf ya, mas gak bolehin kamu makan sambel dulu" mata hitam itu menatap dalam lawan bicaranya
"Takutnya lambung kamu gak tahan sayang" ujarnya dengan tangan yang mengelus perut Divya
Plak
"Apasih pegang-pegang! Geli tauu" Divya memukul tangan kekar itu dan menatap galak pada sang suami
Melihat raut wajah gadisnya yang marah, membuat Reyhan tertawa gemas "simulasi sayang, kalau nanti kita punya dedek bayi"
"Masih lama mas Reyhan kuuu" ia berjalan kedalam kamar mandi sedangkan Reyhan keluar dari kamar dengan pipi yang memerah dan menggigit bibir bawahnya menahan supaya tidak tersenyum
Divya keluar dari kamar dengan wajah segar karena ia sudah selesai dengan ritual mandinya. Melihat di meja makan terdapat sebuah piring berisi batagor langsung saja ia menghampiri piring itu lalu memakannya dengan lahap.
Melihat keadaan rumah yang sepi, membuat gadis itu diam-diam menuangkan setengah sendok teh sambal yang ada di atas meja.
"Ekhem! " pria tinggi dengan baju koko bersedekap dada dan menatap tajam Divya
"Hehehe" Divya hanya menyengir kuda kala tertangkap basah akan aksinya
"Sayang" panggil Reyhan penuh penekanan, apalagi mimik muka yang tidak sedap membuat Divya gugup sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Reyhan!
Random"pak! saya ini udah capek-capek ngerjain. kok tetep salah sih!! jawabannya kan udah bener" "yaa tapi, saya mau kamu pakai rumus yang A bukan yang B" "kan cuman beda rumus bapak!!!" "gak mau tau, kalau saya bilang pakai rumus yang A, yaa yang A" "...