Happy Reading!
...
Sudah tiga puluh menit setelah pulang dari sekolah Divya terduduk di depan TV-nya yang memperlihatkan tayangan selebriti. Sesekali ia berdecak muak melihat apa yang ia tonton lalu mengganti tayangnya menjadi berita.
"Akibat masalah keluarga seorang suami tega menganiaya istrinya sendiri didalam kamar mandi hingga tewas. Pria berisinial Y, berusia tiga puluh delapan tahun, warga kompleks Permata Putih Jakarta Selatan ini tega menganiaya istrinya hingga tewas didalam kamar mandi menggunakan pisau dapur. Di duga pelaku depresi seusai dipecat dari pekerjaannya beberapa bulan yang lalu. Dan korban sudah di bawa kerumah sakit terdekat untuk dilakukan otopsi, pihak kepolisian sudah menindaklanjuti kasus tersebut. Pelaku mendapatkan pidana penjara selama lima belas tahun. "
Deg
"K-kila"
Dengan segera Divya berlari menuju kamar untuk mengambil ponselnya, Reyhan yang melihat wajah istrinya itu pun menghampiri.
"Kenapa sayang? " tanya Reyhan sambil mengelus punggung istrinya yang turun naik
Divya menelpon sahabatnya itu berharap ada yang mengangkat panggilannya ini "Ayoo dong Kil, angkat" gadis itu menggigit jarinya sendiri dengan raut wajah cemas
Setelah beberapa menit tidak ada suara apapun, Divya langsung mengambil sling bag nya yang berada di atas meja rias "Mas anterin aku ke rumah Kila! Cepetann! " matanya mulai memerah ingin menangis
"I-iya iya sayang, bentar mas ambil hoodie dulu" selesai, Reyhan langsung merampas kunci motornya dan mereka pergi ke komplek Permata Putih dimana Kila tinggal.
Dengan kecepatan sekitar enam puluh kilometer sepasang suami-istri itu langsung turun dari motor, karena sudah sampai ke alamat tujuan.
Rumah bercat putih tulang yang terlihat pudar itu sudah terpasang oleh garis polisi, beberapa warga yang ada disana berkumpul untuk melihat kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu.
Divya mengedarkan pandangannya mencari sahabatnya Kila, dan ia mendengar suara tangisan beserta teriakan histeris yang mengundang tatapan kasihan orang-orang disana terutama ibu-ibu yang berusaha menenangkan orang tersebut.
Reyhan mengikuti kemana istrinya pergi sekarang ia tahu apa yang terjadi, Divya segera berlari ke arah seorang gadis yang terduduk di samping rumah dengan para tetangga yang memeluk tubuh ringkih itu. Ia menerobos segerombol ibu-ibu itu, dan langsung memeluk kuat sahabatnya.
"Kil" panggil Divya pelan
"Yaya hiks, bunda Yaya hiks b-bunda hiks" ucap gadis itu menatap rumahnya yang terdapat beberapa polisi dan juga warga
Divya mengelus punggung yang bergetar itu "Tumpahin semuanya Kil, gue siap dengerin"
"Hiks kalau gak ada hiks bunda hiks, gue hiks sama siapa hiks Ya"
Gadis berhijab hitam itu memegang kedua pundak Kila "Liat gue Kil, semua bakal baik-baik aja. Lo masih punya Allah dan juga gue sebagai temen lo. Lo gak bakal sendirian disini, percaya sama gue" ucap Divya penuh keyakinan membuat tangisan Kila sedikit mereda walaupun tidak dapat mengubah keadaan hati nya yang sangat hancur
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Reyhan!
Random"pak! saya ini udah capek-capek ngerjain. kok tetep salah sih!! jawabannya kan udah bener" "yaa tapi, saya mau kamu pakai rumus yang A bukan yang B" "kan cuman beda rumus bapak!!!" "gak mau tau, kalau saya bilang pakai rumus yang A, yaa yang A" "...