Sebelum cerita ini dimulai author ingin mengucapkan terimakasih kepada 70 pembaca, dan 11 vote dibagian sebelumnya.
Terimakasih juga karna cerita ini sudah menyentuh angka 1 ribu pembaca 🎊🎉🥳 author gak bisa mengambarkan betapa bahagianya author 😆
Author juga meminta Maaf karna author gak update minggu kemaren. Author sakit, sekarang syukur udah mendingan. Cuaca sekarang lagi gak bersahabat banget. Jadi kalian jaga kesehatan baik-baik yahh supaya gak sakit kayak author.
🗣️Happy Reading🗣️
Pemuda itu tersenyum tipis lalu meminum lagi wine yang ada ditangannya.
Kristal mengerutkan dahinya kesal, gertakannya tidak membuat orang gila ini takut.
"Apa kau cuma akan berdiri disana?" Ucap pemuda itu melihat kristal dari ujung matanya.
Kristal berdecih, semakin kesal dengan respon pemuda itu. "Kau benar-benar ingin mati rupanya?" Tanya kristal lebih kuat memegang handgun nya.
"Haha..." Pemuda itu tertawa kecil seakan-akan mempermainkan kristal. "HAHAHAHA....." Tawanya semakin mengeras.
"DIAM!" Bentak kristal benar-benar merasa dipermainkan.
Pemuda itu berhenti tertawa saat mendengar bentakan kristal. "Kau ingin menembak ku kan? Yaa silahkan saja. Tapi, kau jangan menangis saat pulang dari sini. Akan aku pastikan kau akan melihat ratapan sedih dari matemu yang kehilangan teman dan kakak tercintanya. Hahaha..." Ucap pemuda itu diakhiri dengan kekehan kecil.
Napas kristal sesak saat mendengar kalimat yang tertuju pada leo, potongan-potongan ingatan terlintas dipikirannya. Bagaimana leo menangis saat mengetahui aizel kecelakaan atau bagaimana kalut nya leo saat mendengar kakaknya tertembak. Tidak, kristal tak ingin air mata leo terjatuh lagi.
Leo tak akan bisa menerima kematian sahabat dan kakak yang sangat ia cintai itu. Berapa lama leo akan berlarut-larut dengan kesedihannya nanti?
Tanpa sadar pegangan kristal pada handgunnya mengendur. Kristal menjadi tak fokus dan itu membuat keadaan kristal sangat berbahaya. Bisa saja pemuda gila itu melakukan hal yang bisa mengancam keselamatan kristal.
"Haa...." Pemuda gila itu menghela napas lalu berdiri dari duduknya.
Fokus kristal kembali, dan dia langsung memegang kuat handgunnya lagi. Menatap lekat-lekat pemuda didepannya ini, menginvestigasi apa yang akan ia dilakukan.
"Maafkan aku, aku tak sopan sekali. Kita sudah berbicara. Tapi, kau tak tau namaku sama sekali. Kau bisa memanggilku Liyo." Ucap pemuda itu mengenalkan dirinya.
"Liyo?" Gumam kristal heran, dia pernah mendengar nama itu tapi kristal lupa dimana dia mendengarnya.
Kristal memandang Liyo bingung, dia merasa sangat kenal dengn sosok didepannya ini, dia merasakan sedikit kehangatan di hatinya.
"Hahaha.... Iyaa Liyo. Kenapa? Kau ingat sesuatu?" Tanya Liyo dengan senyuman diwajahnya.
Kristal masih berusaha mengingat dimana dia mendengar nama Liyo, namanya seolah tak asing di telinganya. Tapi, sangat sulit untuk mengingat siapa itu Liyo. Kristal merasa pernah memiliki hubungan yang sangat dekat dengan seseorang bernama Liyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My female alpha : season 2
Werewolf[lanjutan dari my female alpha, kalian bisa membaca season 1 nya dulu.] setelah memutuskan menjadi mate kristal, si alpha perempuan yang cemburuan. hidup leo seketika berubah. perjalanan hidupnya tak mudah, tapi tak ada pilihan lain selain menantan...