Bagian 31 : cinta

30 7 0
                                    

Sebelum bagian ini dimulai Author ingin berterima kasih kepada 151 pembaca, 16 vote dan 2 komen dibagian sebelumnya.

Author kembali lagi, maaf author udah lama enggak upload.

💔 Happy Reading 💔

Sebagai alpha dominan, membunuh Kristal bukanlah perkara susah. Seorang alpha biasa memang mempunyai aura dan feromon yang kuat tapi mereka akan kalah jika dihadapkan dengan seorang alpha dominan. Aura dan feromon alpha dominan jauh lebih kuat, bahkan seorang alpha biasa juga bisa bertekuk lutut di hadapannya. Namun, entah mengapa Liyo tidak memanfaatkan statusnya sebagai alpha dominan disini.

Dia terkesan cuma main-main dan tak serius dengan semua ambisinya.

Hampir setiap saat, Liyo selalu punya kesempatan untuk membunuh Kristal atau bahkan siapapun yang dia inginkan tapi sampai sejauh ini dia tidak pernah membunuh siapa-siapa.

"Aku muak," Ucap Liyo lirih sambil bersandar pada sandaran kursi kerja berwarna hitam yang sedang ia duduki seraya menutup kedua matanya.

Liyo sedang berada di ruang kerjanya sekarang, sedangkan Kristal seperti sedang menggantikan posisi Aizel. Bedanya kristal terikat disebuah ruangan bawah tanah yang gelap dan lembab.

Kristal tak bisa bergerak apalagi melawan Liyo Setelah alpha dominan itu mengeluarkan feromon nya tadi. Kristal harus menahan sesak napas, dan berakhir dengan dia pingsan karena tak sanggup lagi menahan gejolak feromon itu.

Pintu ruang kerja Liyo diketuk dari luar, mengidentifikasi bahwa ada orang yang meminta izin untuk masuk kedalam ruangannya.

"Masuk..." Ucap Liyo malas, masih berada diposisi bersandar dengan kedua mata ditutup.

Seorang laki-laki berparas tampan memasuki ruangan itu, dengan baju putihnya dia tersenyum lembut kepada Liyo.

"Tuan, aku ingin menginformasikan kondisi tuan muda Aizel." Ucapnya.

"Katakan andre, aku mendengar mu."

"Baiklah, kondisi tuan muda agak sedikit tidak baik. Dia dehidrasi dan juga kelelahan. Memar di tubuhnya akan susah dihilangkan jika dia kembali diikat tuan. Jadi, apakah-"

Liyo tiba-tiba membuka mata dan menegakkan badannya. "Tidak! dia tetap harus diikat," Titahnya tak mau dibantah, "Walaupun anak itu cacat dia tetap harus diikat, aku tak ingin mengambil resiko. Dia tak boleh lepas dariku," Sambungnya.

"Baik, dia akan kembali kami ikat. Dan untuk luka dikepa-"

"Aku tak butuh informasi itu, tetap awasi kesehatan nya. Aku akan melihatnya sebentar lagi, pastikan dia sudah diikat sebelum aku kekamar nya," Ucap Liyo memotong ucapan andre.

Andre menganggukkan kepalanya, "baik tuan, akan kami lakukan. Saya permisi dulu." Ucapnya sambil sedikit menundukkan badannya lalu pergi dari ruangan itu.

Liyo kembali bersandar di kursinya, menatap lurus kearah langit-langit ruangan. Mengingat kembali ucapan Kristal barusan.

"... Bella tak akan suka jika kau menyakiti anaknya."

"... Aizel itu anak murid Bella saat Bella masih menjadi kepala sekolah..."

"Aku mengenal Bella lebih darimu"

Ucapan Kristal itu membekas dihatinya. Jika dibandingkan dengan Kristal, jelas Kristal lebih banyak menghabiskan waktu dengan bella. Mereka berdua bahkan sudah bertunangan.

"Apa benar Bella tak menyukainya?" Tanya Liyo pada dirinya sendiri.










Leo menangis keras dipelukkan ibunya. Hari sudah mulai gelap tetapi kristal belum menunjukkan bahwa dia akan pulang kerumah. Tentu saja Leo khawatir, apakah matenya itu masih hidup atau sudah meninggal disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 13 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My female alpha : season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang