Bagian 26 : pengkhianatan

278 21 3
                                    

Sebelum cerita ini dimulai author ingin berterima kasih kepada 69 pembaca, 11 vote, dan 2 komen dibagian sebelumnya.

1376 kata untuk bagian ini, semoga kalian suka 😆



🌋Happy Reading🌋



"Kau yakin, kau tau kakakku dimana??" Tanya Aizel.

"Yaa, dia tinggal di sekitar sini." Jawab Liyo enteng sambil terus fokus mengemudikan mobilnya.

"Tapi kata Leo dia kerja diluar kota," Ucap Aizel sedikit menaruh rasa curiga.

Liyo enggan menjawab pertanyaan Aizel dan memilih fokus menyetir mobilnya.

"Kau sudah bilang ke paman herold kan kalo aku ikut denganmu?" Aizel bertanya lagi, memastikan bahwa orang ini mengabari herold kalau dia ikut pergi dengan orang yang memperkenalkan dirinya dengan nama Lionel ini.

Dia tak ingin membuat orang-orang khawatir.

"Kau tenang saja, kau ingin bertemu kakakmu kan?" Liyo balik bertanya.

Mata Aizel berbinar-binar, sangat berharap bisa bertemu dengan kakaknya. "Iyaa, aku rindu dengan Jack." Ucapnya.

Jujur Aizel tak mengenal orang ini, Namun dia rasa pernah mendengar suaranya tapi Aizel menyangkal dan berpikir bahwa mungkin saja suaranya hanya mirip saja. Lagipula orang ini mempunyai foto dan vidio kakaknya yang terbaru. Oleh sebab itulah Aizel memutuskan ikut dengannya. Dia ingin bertemu kakaknya Jack.

"Tapi aku juga tak ingin membuat orang-orang khawatir, kau sudah bilangkan?" Tanya Aizel kembali memastikan.

Liyo menghentikan mobilnya saat dilampu merah dan menatap Aizel sambil tersenyum. "Kau tenang saja," Ucap Liyo membuat Aizel tenang.

"Terimakasih sudah memberitahu keluarga Leo," Ujar Aizel.

Liyo kembali mengalihkan fokusnya untuk menyetir saat lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau. "Tak usah berterimakasih," Ujarnya.

Setelah itu hanya ada kesunyian diantara mereka.

Aizel tentu saja merasa canggung, mau bagaimanapun orang yang membawanya ini adalah orang asing.

Dia tak punya pilihan lain selain ikut dengan orang ini, dia sangat merindukan kakaknya. Apalagi dengan insiden Leo yang memarahi nya kemaren, membuat Aizel ingin sekali tinggal kembali dengan kakaknya Jack.

'Leo pasti lelah karna mengurus orang lumpuh sepertiku,' batinnya sedih.

Aizel tak marah ataupun kesal dengan Leo, dia menyadari dengan penuh kesadaran bahwa Leo begitu karna ulah dirinya.

"Bagaimana Leo?" Tanya Liyo membuyarkan lamunan Aizel.

"Dia sehat," Jawab Aizel polos yang dibalas dengan tertawaan kecil dari Liyo.

"Maksudku, menurutmu Leo itu bagaimana? Kau menyukainya?" Tanya Liyo lagi.

"Tentu saja aku menyukainya, tapi aku menyukainya sebagai seorang sahabat atau bahkan saudara. Leo itu orang yang sangat baik." Aizel berkata sambil membayangkan wajah Leo yang sedang tersenyum.

"Oh yaa?" Liyo menimpali.

"Iyaa, dia bahkan mau merawatku saat Jack lagi bekerja seperti ini. Tapi sayang, dia punya mate yang galak,"

My female alpha : season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang