Sebelum cerita ini dimulai author ingin berterimakasih kepada 55 pembaca, 8 vote, dan 1 komen dibagian sebelumnya.
👹Happy Reading👹
Beberapa saat sebelum Kristal menemui Aizel.
Kristal mencengkram stir mobilnya dengan kuat saat melihat pintu gerbang berwarna hitam yang tak jauh dari pandangan matanya. Pintu gerbang itu menjulang tinggi, seakan-akan menampilkan kesombongan atas kegagahan pintu gerbang itu.
Inilah awal dari semua ini.
Setibanya mobil kristal tepat didepan Pintu gerbang itu, tanpa melakukan apapun. Pintu gerbang di hadapan Kristal terbuka lebar dengan sendirinya, seperti memang sedang menyambut kedatangan dirinya dan tanpa berpikir panjang Kristal langsung mengemudikan mobilnya agar masuk ke pekarangan mansion yang sangat luas itu.
Terlihat begitu banyak orang-orang seram yang ada di sekitar nya, mengawasi setiap gerak gerik dirinya.
Kristal datang dengan maksud membawa perdamaian, dia masih berharap sisi baik didalam diri Liyo masih tersisa walaupun hanya sedikit. Kristal memang terlalu naif.
Perlahan, setelah menghela napasnya beberapa kali. Kristal akhirnya keluar dari mobilnya dengan perasaan gelisah dan sedikit takut. Ingat hanya sedikit perasaan takut.
"Tuanku sudah menunggu anda dari tadi, izinkan saya mengantar anda menuju tuanku," Ucap seorang pria paruh baya dengan perawakan besar, didepan pintu masuk.
Kristal menganggukkan kepalanya pelan, lalu mengikuti langkah kaki pria itu.
Perjalanan menuju tempat Liyo berada hanya menghabiskan waktu 5 sampai 10 menit.
Disepanjang kakinya melangkah, Kristal bisa melihat ornamen-ornamen klasik yang sangat mewah namun terlihat agak menyeramkan. Agar tak terlalu kosong, dinding-dinging rumah itu juga dipasangkan Lukisan-lukisan yang begitu artistik. Orang yang mendesain rumah ini tentu punya selera yang bagus.
Dikejauhan Kristal dapat melihat sebuah pintu berwarna coklat diujung lorong. Kristal yakin bahwa Liyo berada disana, sedang menunggu dirinya. Perasaan gugup datang menghampiri Kristal lagi. Dalam hati, dia berjanji akan menghadapi ini dengan kepala yang dingin, itupun jika keadaan mendukung.
Kristal bisa tau bahwa tebakannya benar saat mereka berdiri menghadap pintu coklat tadi. Liyo memang berada didalam ruangan itu.
Pria paruh baya yang mengantar Kristal mengangkat tangannya guna mengetuk pintu. "Tuan, orang yang Anda tunggu sudah tiba," Ucapnya pelan namun tegas.
"Suruh dia masuk," Ujar Liyo dibalik pintu.
"Masuklah, saya akan pergi." Dengan sedikit menunduk, pria paruh baya itu pergi menjauhi Kristal.
Sedangkan Kristal masih menatap pintu coklat didepannya dan dengan satu tarikan napas. Dia memegang handel pintu itu kemudian membukanya.
Penyesalan menerpa diri Kristal saat melihat isi dari ruangan itu, berbagai macam foto dirinya tertempel rapi di dinding serta berhamburan dilantai.
Kristal menunduk, kemudian mengambil salah satu foto yang ada dibawah kakinya.
Foto Kristal dan bella, yang waktu itu masih berstatus sebagai sepasang kekasih. Kristal ingat dengan jelas, foto ini diambil saat dia sedang berada di pasar malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My female alpha : season 2
Hombres Lobo[lanjutan dari my female alpha, kalian bisa membaca season 1 nya dulu.] setelah memutuskan menjadi mate kristal, si alpha perempuan yang cemburuan. hidup leo seketika berubah. perjalanan hidupnya tak mudah, tapi tak ada pilihan lain selain menantan...