Bagian 30 : kasta tertinggi

157 16 2
                                    

Sebelum cerita ini dimulai author ingin berterima kasih kepada 71 pembaca dan 14 vote dibagian sebelumnya. Terima kasih 😆.

😬Happy Reading😬


Liyo meletakkan ujung pistol yang ia pegang di kepala Aizel, sedangkan Kristal sedang menodongkan pistolnya kearah Liyo.

Setelah mendengar ucapan Aizel, Kristal langsung kebakar dan tak butuh waktu lama 2 orang anak buah Liyo sudah pingsan karena sudah dihajar oleh Kristal. Walaupun badan 2 anak buah itu lebih besar daripada dia, tapi 2 anak buah itu tetaplah seorang beta, dan beta bukanlah tandingan Kristal yang seorang Alpha.

Akhirnya mereka berakhir seperti ini. Dengan Liyo yang meletakkan mulut pistolnya di kepala Aizel, dan Kristal yang sedang menodongkan pistolnya kearah Liyo.

'Apa yang terjadi?' batin Aizel panik dan kaget. Matanya masih tertutup kain, dia tak bisa melihat apa-apa. Apalagi kristal dan Liyo tidak berbicara apapun setelah suara ribut tadi. 'Apa ada yang mati?' batinnya ketakutan.

Cukup lama Liyo dan Kristal saling berpandangan, tak ada yang mengalah. Masing-masing pistol masih berada ditempat yang sama.

"Bagaimana Kristal? Tawaran Aizel cukup menarik bukan? Kau masih bisa melanjutkan hidup dan bersenang-senang bersama keluarga kecilmu. Bukankah itu yang paling kau inginkan?" Pancing Liyo mengeratkan pegangan pada pistolnya. Selalu siap siaga untuk menembak Aizel, Liyo yakin alpha egois seperti Kristal akan menerima tawaran ini.

"Kau benar, aku memang ingin melanjutkan hidup dengan keluarga kecilku." Kristal menyetujui pernyataan Liyo.

Aizel menelan ludahnya susah payah, Jantungnya menggila saat mendengar persetujuan Kristal. Dia memang rela berkorban untuk Leo. Namun, tetap saja kematian masih menjadi ketakutan terbesarnya, apalagi caranya harus dengan dibunuh.

Sedangkan Liyo menyeringai meremehkan Kristal, "kau lihat itu! Orang inilah yang kau perjuangan kan! dia malah menyerahkan mu begitu saja." Ucap Liyo sambil menarik penutup mata Aizel sehingga dia bisa melihat Kristal.

Aizel tak bisa mempungkiri bahwa dia kecewa dan sedih tapi dia berusaha tersenyum agar terlihat biasa-biasa saja.

"Kau memang tak akan bisa berubah Kristal, kau memang egois!" Ucap Liyo dengan wajah jijik.

"Aku memang ingin hidup damai bersama keluarga kecilku, Liyo. Dan Aizel adalah bagian dari keluarga kecilku. Aku tak akan bisa mengorbankan dia, Perasaan bersalah akan terus menghantuiku jika aku menerima tawaran ini. Aku memang masih Kristal yang dulu tapi setidaknya, aku berusaha berubah," Ucap Kristal mengejutkan Aizel.

Senyuman mengembang di wajahnya, dia tau Kristal tak akan mudah mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri.

Tatapan Liyo kian menajam, kesal karena sudah dipermainkan.

"Kau!" Liyo menghantam pistol yang dia megang ke kepala Aizel, tak terlalu keras tapi mampu membuat kepala botak Aizel berdarah. Tak cuma itu, ia juga menendang kursi yang diduduki oleh Aizel sehingga kursi itu jatuh kedepan tepat di hadapan Kristal. Aizel yang terikat dengan kursi itu tentu saja juga ikut jatuh kedepan, membuyarkan konsentrasi Kristal.

Dirinya yang tak siap dengan gerakan dadakan Liyo reflek ingin menangkap Aizel tapi gerakannya  terhenti saat Liyo melepaskan satu anak tembakan tepat ke kepalanya.

kristal melompat kesamping agar tak terkena tembakan, membuat Aizel menghantam kerasnya lantai.

Mereka berdua kembali saling menodongkan pistol itu kearah masing-masing.

"Tak akan ada penganggu lagi, hanya kita berdua." Ucap Liyo.

Jantung Kristal berdegup kencang, malaikat maut hampir saja menjemputnya.

My female alpha : season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang