Bagian 22 : ponsel?

168 23 4
                                    

Sebelum cerita ini dimulai author ingin berterimakasih kepada 119 pembaca, 16 vote, dan 6 komen di bagian sebelumnya.




🙀Happy Reading🙀




Pertengkaran Leo dan Kristal semalam membuat mereka berdua terlibat perang dingin. Tak ada yang mau memulai pembicaraan.

Rasa kecewa menyelimuti hati leo, dia sangat kecewa dengan Kristal. orang yang selama ini dia banggakan sebagai matenya, ternyata seorang penjahat, kriminal, pembunuh berdarah dingin yang tega membunuh ibunya sendiri.

Leo selalu mengira bahwa Kristal berasal dari keluarga baik-baik. Namun, ternyata dia tertipu oleh image yang sengaja dibuat oleh keluarga itu.

Ada begitu banyak hal yang membuat Leo tak mampu lagi berdiri berdampingan disisi Kristal. Dia akan memaklumi jika Kristal hanya melakukan kesalahan kecil, tapi dia tak bisa menerima kesalahan sebesar ini.

Dia tak mampu.

"Apa mungkin aku akan berpisah dengan Kristal?" Ucap lirih Leo. Sangat lirih sehingga hanya dia yang bisa mendengarnya.

Hatinya hancur berkeping-keping, kepercayaan yang dia berikan kepada Kristal hancur seketika. Entah rahasia apa lagi yang masih di sembunyikan Kristal padanya.

Leo kembali menguatkan dirinya sendiri lalu berjalan menemui Aizel yang sedang menunggu nya.

"Maaf Ai, aku lama." Ucap Leo

Aizel menoleh ke Leo, lalu tersenyum. "Tak apa, aku juga masih mau istirahat," Ujarnya.

Leo kemudian duduk disamping Aizel. Dan mengambil ponselnya.

"Ohh... Tadi ada yang menelepon. Katanya dia temanmu, namanya Liyo- ehh aku baru sadar kalau nama kalian mirip. Hahaha..." Aizel tertawa kecil.

Leo tegang saat mendengar nama itu keluar dari mulut Aizel. "Apa yang dia katakan Ai? Apa yang dia katakan?" Leo berujar keras. Bahkan tangannya sudah meremas kedua lengan Aizel.

Aizel tentu saja kaget karna perubahan mood Leo yang cepat sekali berubah. "Ituu... Dia mau bicara padamu tapi kubilang padanya kalau kau sedang di toilet. Lalu dia bilang akan mengirimkan hadiah untukku." Ucap Aizel agak takut. Dia agak trauma dengan mood Leo yang begini, mungkin Leo bisa saja berbuat seperti di rumah sakit dulu.

Leo melepaskan remasannya pada kedua lengan Aizel, kemudian berdiri membelakangi Aizel sambil mengigiti kuku jarinya. Berpikir sejenak.

'Apa lagi yang ingin Liyo katakan padaku? Apa ada rahasia Kristal lainnya?' batinnya gelisah.

Leo membalikkan badannya menghadap Aizel seraya menunjuk Aizel menggunakan jari telunjuk nya.

"Kau! Kenapa kau iyakan hadiah itu? Kau seharusnya meno-"

"Sudah kulakukan Leo, tapi dia tak mau mendengarkan aku. Tak ada yang mau mendengarkan aku. Kristal juga menelepon mu tadi lalu dia marah marah padaku. Kenapa kalian semua terus marah-marah padaku?" Ucap Aizel kesal. Dia merasa apapun yang dia lakukan itu salah.

Tangan Leo turun, tak menunjuk Aizel lagi. Mulutnya terkatup saat menyadari bahwa dia baru saja membentak anak ini.

"Jika kau sudah merasa kerepotan gara-gara keadaanku ini, kau bisa mengantarku pulang kerumah Jack. Dengan izin tuhan aku pasti bisa melakukan semua hal sendirian. Kalian tak perlu marah-marah padaku." Aizel menundukkan kepalanya, merasa tak enak kepada Leo.

My female alpha : season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang