BAB 45

4K 202 21
                                    

Badannya di rempuh kasar dari depan.

Gedebuk!

Gadis itu terus rebah.Dek kaki yang tidak kuat mahu melangkah lagi.

"Akak...im so sorry.Saya nak cepat tadi.Maafkan saya,Kak."Lembut gadis itu meminta maaf.

Nana hanya mampu tersenyum saja.Tiada balasan yang mampu terungkap hanya segaris senyuman saja yang mampu menjadi balasan.

"Saya betul-betul minta maaf Kak.Saya nak cepat tadi.Mesti sakitkan?"Soal gadis itu risau.

Nana terdiam.Kaku.Terpana.Terpampan.Dek kata-kata gadis itu.Air mata kembali mengalir.Sakit?

"Okaylah...saya minta diri dulu.Hati-hati ye kak..."Gadis itu terus pergi.

Nana masih terkaku.Air mata mengalir membasahi pipi gebunya.Masih teringat akan kata-kata gadis itu.Sakit?

Sakit...?

"Sakit..."Hanya bisikkan saja yang terkeluar.Mata terkatup dan tertunduk.

"Memang sakit..."

"Sakit sangat..."

Semuanya melihat dirinya.Hatinya sakit.Sakit sangat.Tidak dia endahkan orang sekeliling.

"Kenapa sakit sangat ni...ya allah."Di tumbuk-tumbuk dadanya.Air mata tidak mahu berhenti mengalir.

Langkah terhenti.

"Dato'?"Terkejut Kak Nis apabila terlihat majikannya tiba-tiba saja berhenti.

"Apa yang ada dekat depan tu?"Soal dingin lelaki itu.

"Err...depan?"Kak Nis memandang pelik ke arah yang di katakan majikannya itu.

Terlihat orang yang ralit merakam sesuatu di depan.

"Err...saya tak tahu..."Jawab Kak Nis risau.

"Halau dia orang.Saya tak mahu ada orang buat kecoh dekat sini!"Dingin lelaki itu.

"Baik Dato'."Kak Nis turutkan saja.

Anis membuka langkah mendekati orang-orang yang bekerumun di satu tempat itu.

"Err...minta maaf ye...sorry encik,cik...tolong ke tepi sikit."

Terkejut Anis apabila terlihat seorang gadis yang tersungkur di atas lantai.Menangis.

"Cik..."Anis merapati gadis itu.

Dia malas mahu ambil tahu.Dia terus membuka langkah pergi meninggalkan rakyat Malaysia yang tidak berhenti bermedia sosial.Nampak itu sikit viral.

Baru saja ingin membuka langkah meninggalkan P.A nya.

"Tepi!"Jeritan suara itu membuatkan langkahnya terhenti.

Pantas kepalanya berpaling.Suara itu jelas.

Dia terus membuka langkah.Ingin melihat siapa yang buat kecoh di dalam bangunannya itu.

"Tak nak!"

Terbuntang Matanya.Terkaku dirinya.

"Cik...bangunlah...Janganlah macam ni."Pujuk Anis.

"Lepaslah..."Geram gadis itu.

"Anis..."Semuanya terdiam apabila lelaki itu bersuara.

Gadis itu terdiam.Kepalanya di angkat memandang sosok lelaki yang memang seseorang itu.

"Leo?"Bisikkan saja.

Ralit dia melihat gadis itu.Makan gelojoh teruk.Macam tak pernah makan setahun saja.Tapi dia kenal gadis sudah lama.Kalau wajah masam,makan gelojoh pasyi sedang bersedih.Jadi dia memilih untuk senyap saja.

Wajah gadis itu masam betul.Mahu saja dia menarik muncung gadis itu.Comel.

Sejuk matanya apabila melihat perwatakan gadis ini sekarang.Sudah lengkap bertudung dan baju yang benar-benar menutup badannya.Longgar.Baru dia memikrkan ingin memiliki gadis itu dan mengajarkan gadis itu tentang agama.

Sekarang baru dia tahu.Mana pergi gadis itu.Dan kenapa gadis itu menghilangkan diri.Kerana ingin menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat.Tapi bagaimana?

Bagaimana gadis yang keras kepala seperti ini boleh berubah tiga ratus enam puluh darjah?

Gadis itu terasa di perhatikan terus mengangkat kepala.Benar!Lelaki itu memandang dirinya.

"Kenapa awak pandang saya macam tu?"Soal gadis itu menyentakkan lamunan lelaki itu.Dengan mulut yang penuh.

"Err...cantik you sekarang.Manis bila you bertudung."Puji Leo.Mahu saja dia ingin menjentik bibir seksi gadis itu.Tapi di ingatkan hatinya...ini bukan dulu lagi...mungkin kau sentuh dia memang kena terajang!

Gadis itu hanya membalas dengan senyuman pahit saja.Lalu kembali menyuapkan Sushi yang berada di depannya ke dalam mulut.

"Kenapa you tinggalkan I macam tu je?"Soal Leo.

"Uhuk!"

Leo dengan pantas mencapai air  di atas meja untuk sang gadis itu.Di tepuk-tepuk belakang badan gadis itu.

Perit rasa tekaknya.Dia sudah agak.Pasti lelaki itu akan menanyakan soalan itu.

"Are you okay,Swetie?"Soal Leo risau.

Gadis itu hanya membalas dengan anggukkan.Leo kembali duduk di tempatnya.

Nana terdiam.Dia tidak mahu menjawab soalan lelaki berumur itu.

"Makan perlahan-lahan Swetie."

Terbuntang mata Nana apabila panggilan lama itu kembali melalui halwa telinganya.Nasib baik dia tak tercekik lagi macam tadi.Boleh mati agaknya dengan Dato' itu.

Lelaki berumur itu ralit memandangnya.Membuatkan gadis itu tidak selesa.

Jenuh dia menolak tadi dari bertemu dengan lelaki itu.Dan nak buat macam mana takdir allah.Haish...sebuk berdoa agar tak bertemu.Akhir sekali...terjumpa pula!

- THE LAST LOVE FOR US -

- THE LAST LOVE FOR US -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
First Story - THE LAST LOVE FOR US - [ C ]Where stories live. Discover now