wanita berdarah minang yang sering dipanggil Fuji ini sedang duduk menunggu ketujuh temannya itu untuk bersiap
"lama banget" cibir Fuji
Yoriko yang sedang menyisir rambutnya pun tertawa "lo juga ngapain siap siap cepet"
Anya merupakan pelaku yang membuat Fuji mandi pagi itu hanya tertawa
"lo tanya aja noh sama Anya" cibir Fuji kesel
"kenapa dah Ji?lo kalau galau galak deh" ejek Kay dibalas gelakan ketujuh temannya itu
Fuji hanya cemberut ia tidak bisa menyangkal kalau faktanya saja saat ini ia memang sedang galau
"udah siap belum?Zizah udah ngechat ni nyuruh kelobby"
"udahh ayoo"
Ratu yang mengerti temannya ini sedang galau pun merangkul Fuji "kedepannya lo harus bahagia Ji" ujar Ratu dalam hati
sampainya dilobby sudah ada Arhan,Zizah,Irzan dan Rafif yang menunggu
"lama banget" ujar Irzan
"namanya juga cewek" sahut Anya,Irzan hanya tertawa lalu ia mendekati Fuji yang sedang bermain ponsel
"kenapa?"
Fuji mematikan ponselnya lalu memasukan ponselnya kedalam saku celananya "apa Zan?"
"lo kenapa?" tanya Irzan ulang
Fuji hanya tersenyum lalu menggeleng "gue okay kok"
"bohong Zan,habis nangisin mantan tuh tadi malam" celetuk Kay
"kagak elahh" Fuji berbohong
Zizah mendekati Fuji lalu melihat mata Fuji "ih liat deh matanya bengkak gini"
"yang kamu ada teman jomblo gak?kenalin Fuji nih kasian banget galaunya" Fuji langsung memukul pelan pundak Zizah "apadah gue gak papa"
"ini masih lama gak sih Zah?perasaan kita udah lengkap"
"halo maaf ya kesiangan gue" Fuji menoleh kepria berkulit hitam manis memakai baju hitam bertuliskan balenciaga
"nah udah lengkap ayo berangkatt" ajak Zizah
sampainya ditokyo disneyland mereka semua bersenang senang Fuji pun mulai melupakan kesedihannya
"foto dulu yuk" ajak Zizah
"Fuji sini ji sebelah gue" ajak Arhan membuat Zizah menoleh lalu ia mengerti maksud dari suaminya itu apa
●●●●●
malam ini Arhan satu kamar bersama Asnawi dikarenakan Zizah ingin bersama temannya,Arhan membiarkan istri cantiknya itu untuk tidur bersama temannya karena mulai besok teman temannya itu sudah pulang keindonesia
"Han"
"opo"
"Fuji tuh gimana sih orangnya" sontak Arhan menoleh "kenapa?"
Asnawi menggeleng "gue ada ketertarikan sama dia"
"baru sehari" cibir Arhan tidak menanggapi omongan Asnawi karena menurutnya temannya itu hanya bercanda
"gue tertarik sama dia udah lama han cuma gak berani buat ngedm"
Arhan merubah posisi tidurnya menjadi duduk "jadi cewek yang lo mau dm tapi gak berani itu Fuji?" Asnawi menggaruk belakang lehernya lalu mengangguk
"dekatin ae wi,lagi kosong kok cuma ya itu"
"itu apa?"
"lagi gamon"
Asnawi kembali ragu buat dekatin Fuji
"tenang ntar tak minta bantu istriku" ujar Arhan menepuk pelan pundak Asnawi "ikut gak?"
"kemana?"
"datangin Zizah"
"males lah jadi nyamuk"
"yo wes kalau gak mau,orang ada Fuji kok"
Asnawi langsung tidak satu dua tiga menarik hoddienya lalu menyusul Arhan keluar
"yang lain kemana?" tanya Arhan sambil memeluk Zizah
Asnawi hanya melihat Fuji sedang duduk memakan pastanya
"udah pada tidur" jawab Zizah lalu ia menyadari kalau teman suaminya itu masih berdiri
"itu loh duduk disebelah Fuji" suruh Zizah
Fuji yang merasa namanya disebut pun menghentikan makannya lalu menepuk sofa "sini aja gue gak gigit kok"
Asnawi tertawa lalu duduk disebelah Fuji
"lo pulang kapan dah Ji?" tanya Arhan sambil mengusap rambut istrinya
"jam set6an kayaknya"
Arhan mengangguk
"oh iya yang tadi abi minta kita kekamar mereka bentar"
Asnawi langsung melotot keArhan dan Zizah dengan maksud agar tidak membiarkannya berduaan dengan Fuji namun pasangan itu tetap pergi dan membiarkannya dan Fuji berduaan
"lo gak pesan makan?" tanya Fuji sambil mengunyah makanannya
"ntaran aja"
"pesen aja biar gue temanin makan"
"gue sebenarnya lagi pengen makan ramen diluar sih tapi kalau lo gak bisa gak papa"
Fuji tertawa "formal banget,ayo gue temanin"
kini keduanya berjalan jalan untuk mencari makan
"kau tuh keturunan apa sih ji?"
"padang"
"ohh anak padang yaa"
"gala tuh sekarang udah gede ya perasaan aku liat dia masih kecil banget"
Fuji tersenyum "iya udah 3 tahun dia cepet banget gedenya"
"kapan kapan boleh gak kalau gue ketemu gala?"
Fuji menoleh lalu mengangguk "boleh,kabarin aja kalau mau ketemu gala wi"
"oh iya lo dikorea gimana?enak?"
"lumayan lah,gue udah bisa buat beradaptasi disana"
"gue kapan kapan mau kekorea ntar lo jadi tour guide gue boleh gak?" tanya fuji dibalas anggukan asnawi "kabarin gue aja ntar gue traktir lo makan"
"kenapa dah orang orang pada mai traktir gue makan mulu padahal gue mau diet"
"gak usah diet lo makan aja cantik kok"
"gombal ye lo?"
"serius ji,gak usah diet lo tetap cantik"
"iyee dahh"
"nawi ntar" Fuji menarik lengan Nawi kearah penjual mochi
"lo mau?" tanya Asnawi dibalas anggukan
"lo bawa uang cash gak?sampai hotel ntar gue ganti"
Asnawi mengangguk "pilih aja" Fuji hanya mengambil satu kotak mochi
Asnawi mengambil dua kotak mochi lalu membayarnya
Fuji yang tidak sabaran pun memakan mochi itu sambil jalan
"coba aa" suruh Fuji
"gak mau"
"dih gak boleh tau nolak makanan wi"
akhirnya Asnawi menurut dan menerima suapan mochi dari Fujisampainya dihotel Asnawi terlebih dahulu mengantar Fuji kedepan kamarnya
"makasih ya udah nemanin gue buat makan"
"santai kali,btw tunggu ntar gue ambil uangnya" belum sempat Fuji untuk masuk Asnawi terlebih dahulu menahan lengannya "gak usah,itu gue traktir sebagai bayaran kelo karena udah nemanin gue buat makan"
"seriusan nih gak papa?"
Asnawi mengangguk
"btw gue boleh minta nomer wa lo gak?"
"boleh lah,sini hp lo" Asnawi menyerahkan ponselnya setelahnya fuji memasuki kamarnya begitupun asnawi yang kembali kekamarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
infinity(AsnawixFuji)
Fanfictionini tentang Asnawi yang menjadi obat untuk kesembuhan hati wanita yang ia sukai bagaimanakah kelanjutan kisah keduanya?apakah keduanya siap dengan konsekuensi yang mereka jalani? ini cerita fiksi tidak ada keterlibatan dalam realita